Kelenjar saliva terutama dikontrol oleh sinyal saraf parasimpatis dari nukleus salivatorius superior dan inferior pd batang otak. Nukleus salivarius terletak kira2 pd pertemuan antara medula dan pons. Nukleus ini akan tereksitasi oleh rangsangan taktil dan pengecapan dari lidah serta daerah2 rongga mulut-faring lainnya. Rangsang dalam saraf parasimpatis menyebabkan sekresi liur cair dalam jumlah besar dgn kandungan zat organik yg relatif rendah. Sekresi ini disertai oleh vasodilatasi hebat pd kelenjar,yg disebabkan oleh pelepasan lokal VIP (peptida vasoaktif usus). Polipeptida ini merupakan kotransmiter asetilkolin pd sebagian neuron parasimpatis postganglion. Atropin dan obat penghambat kolinergik lainnya menurunkan sekresi saliva.

Beberapa rangsangan pengecapan,terutama rasa asam,merangsang sekresi saliva dalam jumlah sangat banyak. Seringkali 8-20 kali kecepatan sekresi basal. Rangsangan taktil tertentu,seperti adanya benda halus dalam rongga mulut (misalnya suatu kristal karang),menyebabkan peningkatan salivasi yg nyata. Sedangkan benda yg kasar kurang menyebabkan salivasi bahkan kadang menghambat. Makanan dalam mulut menyebabkan refleks sekresi saliva dan merangsang serat2 vagus eferen di ujung esofagus yg dekat dgn gaster (lambung). Pd manusia,penglihatan,bau atau bahkan pikiran tentang makanan menyebabkan pengeluaran saliva (ngiler).

Salivasi juga dapat dirangsang atau dihambat oleh sinyal2 saraf yg tiba pd nukleus salivatorius dari pusat2 sistem saraf pusat yg lebih tinggi. Sebagai contoh,bila seseorang mencium atau makan makanan yg disukainya,pengeluaran saliva lebih banyak daripada bila ia mencium atau memakan makanan yg tidak disukainya. Daerah nafsu makan pd otak,yg mengatur sebagian efek ini,terletak di dekat pusat parasimpatis hipotalamus anterior dan berfungsi terutama sebagai respon terhadap sinyal dari daerah pengecapan dan penciuman dari korteks serebral atau amigdala.

Salivasi juga dapat terjadi sebagai respon terhadap reflek yg berasal dari lambung dan usus bagian atas,khususnya saat menelan makanan yg sangat mengiritasi atau bila seseorang mual karena adanya beberapa kelainan gastrointestinal (pencernaan). Saliva yg ditelan diperkirakan membantu menghilangkan faktor iritan pd traktus gastrointestinal dgn cara mengencerkan atau menetralkan zat iritan.

Perangsangan simpatis juga dapat meningkatkan salivasi dalam jumlah sedang,tetapi lebih sedikit daripada perangsangan parasimpatis. Saraf2 simpatis berasal dari ganglia servikalis superior dan kemudian berjalan sepanjang pembuluh darah ke kelenjar2 saliva. Rangsang saraf simpatis juga menyebabkan vasokontriksi sehingga sekresi saliva yg sedikit namun kaya akan zat2 organik dari kelenjar submandibularis. Faktor lain yg juga mempengaruhi sekresi adalah suplai darah ke kelenjar2 karena sekresi selalu membutuhkan nutrisi yg adekuat. Sinyal2 saraf parasimpatis yg sangat merangsang salivasi,pd saat bersamaan melebarkan pembuluh2 darah. Tetapi,selain itu,salivasi sendiri secara langsung melebarkan pembuluh2 darah,sehingga menyediakan peningkatan nutrisi yg dibutuhkan. Sebagian dari tambahan efek vasodilator ini disebabkan oleh kalikrein yg disekresikan oleh sel2 saliva yg aktif,yg kemudian bekerja sebagai suatu enzim utk memisahkan 1 protein darah,yaitu alfa-2-globulin,utk membentuk bradikinin,suatu vasodilator yg kuat.

0 comments to “Pengaturan Sekresi Saliva oleh Saraf”