Tampilkan postingan dengan label P3K (First Aid). Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label P3K (First Aid). Tampilkan semua postingan

Selain gigitan ular berbisa, anak dan bayi juga dapat terkena gigitan binatang beracun lainnya seperti kalajengking, laba-laba beracun, dan ubur-ubur beracun. Berikan antibisa jika tersedia dan jika kelainan lokal berat atau terjadi efek sistemik. Ikuti prinsip tatalaksana keracunan gigitan ular berbisa.

Pada umumnya, gigitan kalajengking dan laba-laba beracun menimbulkan rasa sakit yang sangat, tetapi jarang menimbulkan gejala sistemik. Antibisa telah tersedia untuk beberapa spesies seperti widow spider dan banana spider.

Gigitan ikan beracun dapat menimbulkan rasa nyeri lokal yang sangat hebat, tetapi jarang menimbulkan gejala sistemik. Sengatan ubur-ubur kadang-kadang dengan cepat menyebabkan bahaya yang mengancam nyawa. Berikan cuka dengan menggunakan kapas untuk denaturasi protein bisa ubur-ubur yang menempel pada kulit. Sungut yang menempel harus diambil hati-hati. Menggosok-gosok luka sengatan dapat memperluas dampak racun. Antibisa mungkin tersedia.

Dosis antibisa untuk ubur-ubur dan laba-laba harus ditentukan berdasarkan jumlah racun yang masuk. Dosis yang lebih tinggi diperlukan pada gigitan yang multipel, gejala yang berat, atau apabila gejala timbul lambat.

Sumber pustaka :
World Health Organization. Country Office for Indonesia. PEDOMAN PELAYANAN KESEHATAN ANAK DI RUMAH SAKIT RUJUKAN TINGKAT PERTAMA DI KABUPATEN/WHO. Alibahasa, Tim Adaptasi Indonesia. Jakarta : WHO Indonesia. 2008.

Pada kasus dengan bengkak pada ekstremitas (tungkai dan lengan) disertai nyeri hebat, harus dipikirkan kemungkinan gigitan ular berbisa. Atau pada kasus dengan perdarahan dan tanda neurologis abnormal yang tidak dapat dijelaskan. Beberapa jenis ular kobra menyemburkan bisa ke mata korban dan dapat menyebabkan nyeri dan bengkak.

Gejala umum meliputi syok, muntah, dan sakit kepala. Periksa jejas gigitan untuk melihat adanya nekrosis lokal, perdarahan atau pembesaran kelenjar limfe setempat yang lunak. Tanda spesifik bergantung pada jenis racun dan reaksinya, meliputi :
- syok
- pembengkakan lokal yang perlahan meluas dari tempat gigitan
- perdarahan eksternal pada gusi dan luka luar serta perdarahan internal intrakranial
- tanda neurotoksisitas : kesulitan bernapas atau paralisis otot pernapasan, ptosis, palsi bulbar (kesulitan menelan atau berbicara), kelemahan ekstremitas
- tanda kerusakan otot : nyeri otot dan urin menghitam
Periksa kadar hemoglobin darah. Bila memungkinkan, periksa fungsi pembekuan darah.

Pertolongan pertama
1. Lakukan pembebatan pada ekstremitas proksimal (bagian terdekat) jejas gigitan untuk mengurangi penjalaran dan penyerapan bisa. Jika gigitan kemungkinan berasal dari ular dengan bisa neurotoksik, balut dengan ketat pada ekstremitas yang tergigit dari jari-jari atau ibu jari hingga proksimal tempat gigitan.
2. Bersihkan luka
3. Jika terdapat salah satu tanda di atas, bawa anak segera ke rumah sakit yang memiliki antibisa ular. Jika ular telah dimatikan, bawa bangkainya pula ke rumah sakit.
4. Hindari membuat irisan pada luka atau menggunakan torniket.

Pengobatan syok/gagal napas di rumah sakit
- atasi syok jika timbul
- paralisis otot pernapasan dapat berlangsung beberapa hari dan hal ini memerlukan intubasi dan ventilasi mekanik hingga fungsi pernapasan normal kembali. Atau ventilasi manual (dengan masker/pipa endotrakeal dan kantung Jackson Rees) yang dilakukan oleh staf dan atau keluarga sementara menunggu rujukan ke rumah sakit rujukan yang lebih tinggi terdekat. Perhatikan keamanan fiksasi pipa endotrakeal. Sebagai alternatif lain adalah trakeostomi elektif.

Jika didapatkan gejala sistemik atau lokal yang hebat (pembengkakan pada lebih dari 1/2 ekstremitas atau nekrosis berat) berikan antibisa jika tersedia.
- siapkan epinefrin SK/IM bila syok dan difenhidramin IM untuk mengatasi reaksi alergi yang terjadi setelah pemberian antibisa ular.
- berikan antibisa polivalen. Ikuti langkah yang diberikan dalam brosur antibisa. Dosis yang diberikan pada anak sama dengan dosis pada orang dewasa. Larutkan antibisa 2-3 kali volume garam normal berikan secara intravena selama 1 jam. Berikan lebih perlahan pada awalnya dan awasi kemungkinan terjadi reaksi anafilaksis atau efek samping yang serius.
- jika gatal atau timbul urtikaria, gelisah, demam, batuk atau kesulitan bernapas, hentikan pemberian antibisa dan berikan epinefrin 0,01 mL/kg larutan 1/1000 atau 0,1 mL/kg, 1/10.000 SK. Difenhidramin 1,25 mg/kgBB/kali IM, bisa diberikan sampai 4 kali perhari (maksimal 50 mg/kali atau 300 mg/hari). Bila anak stabil, mulai kembali berikan antibisa perlahan melalui infus.
- tambahan antibisa harus diberikan setelah 6 jam jika terjadi gangguan pembekuan darah berulang atau setelah 1-2 jam. Jika pasien terus mengalami perdarahan atau menunjukkan tanda yang memburuk dari efek neurotoksik atau kardiovaskular.

Transfusi darah tidak diperlukan bila antibisa telah diberikan. Fungsi pembekuan kembali normal setelah faktor pembekuan diproduksi oleh hati. Tanda neurologi yang disebabkan antibisa bervariasi, tergantung jenis bisa. Pemberian antibisa dapat diulangi bila tidak ada respon. Antikolinesterase dapat memperbaiki gejala neurologi pada beberapa spesies ular.

Mintalah pendapat/pertimbangan bedah jika terjadi pembengkakan pada ekstremitas, denyut nadi melemah/tidak teraba atau terjadi nekrosis lokal. Tindakan bedah meliputi :
- eksisi jaringan nekrosis
- insisi selaput otot (fascia) untuk menghilangkan limb compartments, jika perlu
- skin grafting, jika terjadi nekrosis yang luas
- trakeostomi (atau intubasi endotrakeal) jika terjadi paralisis otot pernapasan dan kesulitan menelan

Perawatan penunjang
- berikan cairan secara oral atau dengan NGT sesuai dengan kebutuhan per hari. Buat catatan cairan masuk dan keluar.
- berikan obat pereda rasa sakit
- elevasi ekstremitas jika bengkak
- berikan profilaksis antitetanus
- pengobatan antibiotik tidak diperlukan kecuali terdapat nekrosis
- hindari pemberian suntikan intramuskular
- pantau ketat segera setelah tiba di rumah sakit kemudian tiap jam selama 24 jam karena racun dapat berkembang dengan cepat.

Dari keempat bahaya bisa ular yg telah dijelaskan pada tulisan sebelumna,semuanya bisa menyebabkan kematian dalam waktu singkat.. Pertolongan harus dilakukan secepat mungkin sebelum racun menyebar ke seluruh tubuh.. Berikut ini merupakan hal - hal yang harus segera dilakukan untuk pertolongan pertama gigitan ular..

Mintalah pertolongan segera untuk membawa penderita ke rumah sakit terdekat dan menyediakan serum antibisa ular.. Penderita diistirahatkan dalam posisi horizontal terhadap gigitan.. Penderita dilarang berjalan dan tidak boleh meminum minuman beralkohol.. Jika terlalu banyak bergerak dapat menyebabkan racun lebih mudah diserap tubuh.. Balutlah luka dgn kain dan pada daerah di atas luka ikatlah dgn kain atau tali namun jangan terlalu kuat karena ikatan yg terlalu kuat dapat menyebabkan aliran darah terhambat yg mengakibatkan kerusakan jaringan lainnya.. Tujuan ikatan adalah untuk menahan aliran limfe bukan menahan aliran vena atau arteri.. Tindakan mengikat ini kurang berguna jika dilakukan >30 menit setelah digigit.. Selama menunggu pertolongan,usahakan agar pasien tetap tenang karena jika panik dapat menyebabkan jantung berdetak lebih kuat dan mempermudah penyebaran racun dalam tubuh.. Ular yg menggigit sebisa mungkin ditangkap dan dibawa ke rumah sakit agar dapat diidentifikasi sehingga diketahui jenis racunnya..

Ada beberapa hal yang harus dihindari dan tidak boleh dilakukan pada luka bekas gigitan ular.. Jangan membuat sayatan di sekitar luka karena hal ini dapat meningkatkan kemungkinan infeksi dan racunnya pun tidak berkurang.. Jangan mengompres dengan es karena racun ular tetap aktif pada suhu dingin dan hal ini malah dapat menyebabkan kerusakan jaringan akibat dingin.. Jangan menyedot bekas luka karena tidak terbukti membantu bahkan dapat membahayakan.. Jangan menyiram atau meminumkan alkohol pada penderita karena dapat membuat pembuluh darah menjadi lebih lebar dan meningkatkan penyerapan racun..

Semoga tulisan ini bermanfaat,amiinn.. Sumber pustaka majalah Dokter Kita edisi Juli 2006 dan Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam FKUI jilid 1 edisi IV.. Yg benar datangna dari Alloh dan yg salah dari kekhilafan Mei sebagai manusia,harap dimaklumi dan dimaafkan..