Kenapa Harus Bangun pagi buta untuk Sholat Subuh?? Bagi seorang muslim mungkin pertanyaan ini dengan mudah dijawab ; karena sholat subuh adalah bagian dari ibadah wajib yang harus dikerjakan sebagai bukti ketaatan pada Tuhannya. Tapi kenapa ya harus pagi buta gitu sholatnya?? lagi enak-enak tidur kok disuruh sholat.???
Pertanyaan-pertanyaan ini untuk sebagian orang mungkin dianggap bodoh dan bisa dianggap nyeleneh. Tapi untuk orang-orang yang berfikir ilmiah pertanyaan tersebut adalah stimulasi ide besar untuk pembuktian. Kenapa harus dibuktikan?? Yang jelas gak ada satu halpun yang Alloh dan Rasul-Nya perintahkan kepada umatnya tanpa kebermanfaatan.
Jika kita amati, ada satu hal yang berbeda dari ritual sholat subuh dibandingkan sholat lima waktu lainnya. Kalimat yang terdengar dari suara adzan sedikit berebda dengan adzan pada sholat yang lain. iya nggak??? kalimat “ash shalatu khairun minan naum”, menjadi titik perbedaannya. Arti kalimat itu adalah shalat itu lebih baik dari pada tidur. Kenapa kalimat itu hanya muncul pada adzan subuh dan tidak pada adzan lainnya???
Memang ada banyak hikmah yang bisa diambil dari ritual di pagi buta ini. Dari peluang rezeki yang besar karena sudah mulai sejak subuh sampai manfaat terhindar dari kemacetan terutama di kota metropolitan seperti jakarta. Ternyata bukan itu saja arti kebermanfaatan yang Alloh berikan. Sholat subuh juga mempunyai manfaat mengurangi kecenderungan terjadinya gangguan kardiovaskular. Gimana bisa??
Begini ceritanya…..
di dalam tubuh manusia ada kekuatan yang terus bekerja tanpa kita komando. Gak peduli kita melek atau tidur. Kekuatan yang mengatur gerak usus kita sehingga bisa dikeluarkan menjadi feses setelah menyerap zat-zat bermanfaat untuk tubuh. (kebayangkan kalo gak bisa BAB. (walaupun perlu dicatat juga banyak faktor yang dapat mempengaruhi bisa tidaknya seseorang BAB). Kekuatan syaraf otonom mempunyai 2 fungsi yang bekerja secara antagonis, biasa kita sebut sebagai syaraf simpatis dan syaraf parasimpatis.
nah, gak tau kenapa kita mempunyai irama tubuh yang biasa disebut irama sirkadian tubuh dimana mulai jam 3 dini terjadi peningkatan adrenalin. Akibatnya tekanan darah manusia juga meningkat. herann kan?? padahal kita lagi tidur pulas. lo kok bisa gitu ya?? biasanya adrenalin kita bekerja saat kita beraktifitas atau dalam keadaan stress. Selain itu terjadi pula penyempitan pembuluh darah otak yang menyebabkan oksigenasi otak berkurang sehingga kita merasa berat kalo bangun pagi dan cenderung mengantuk. Peningkatan adrenalin juga mengaktivasi sistem pembekuan darah dimana sel-sel trombosit berangkulan membentuk suatu trombus. Trombus inilah yang menyebabkan gangguan kardiovaskuler pada manusia. Semuanya adalah kerjaan saraf simpatis.
Terus apa hubungannya dengan Sholat???
Hasil penelitian Furchgott dan Ignarro serta Murad tentang suatu zat didalam dinding sel yang dapat melebarkan pembuluh darah menjawab pertanyaan di atas. Zat yang ditemukan itu bernama NO (Nitrit Oksida). Yang luar biasa adalah ternyata Nitrit Oksida ini diproduksi terus menerus selama istirahat termasuk ketika manusia tidur. Zat ini juga mencegah terbentuknya trombus dengan menghambat agregasi/penempelan trombosit. Hasil temuan ini mendapat hadiah NOBEL tahun 1998.
Aktivitas Bangun pagi untuk sholat subuh apa lagi dengan berjalan ke mesjid untuk berjamaah dapat meningkatkan kadar Nitrit oksida dalam pembuluh darah sehingga oksigenasi ke otak juga bertambah akibat melebarnya pembuluh darah otak dan yang pasti trombosit dicegah untuk saling menempel jadinya pembuluh darah tidak bertambah sempit.. Aktivitas mengejan yang ditimbulkan pada gerakan rukuk dalam sholat meningkatkan tonus syaraf parasimpatis yang melawan efek dari syaraf simpatis seperti yang sudah dijelaskan di atas.
Subhanallah bukan?? dengan menjalankan sholat subuh apa lagi dengan berjalan ke mesjid (terutama untuk yang laki-laki ni) kita dapat mencegah proses gangguan pada sistem kardiovaskular kita.
Untuk orang-orang yang berfikir, demikian hikmah dari ajakan-Nya “ash shalatu khairun minan naum”. =)
PS : barusan terjadi satu sinaps lagi dalam otak saya… Itu sebabnya kenapa banyak orang yang stroke terjadi pada pagi/dini hari? Alhamdulillah…..
(Artikel ini disumbangkan oleh Bpk.Jupri Muhammad – semoga Allah SWT senantiasa melindungi anda sekeluarga)
copas from http://www.facebook.com/notes/kembang-anggrek/keajaiban-di-balik-perintah-shalat-subuh/10150174609830570
Pada saat seseorang menggelar sajadah untuk menunaikan shalat tahajud, ia berada dalam kondisi layaknya orang yang melakukan meditasi dan relaksasi. Jika kita pernah mendengar lirik lagu Tombo Ati yang didendangkan budayawan kondang Emha Ainun Nadjib bersama kelompok musik Kiai Kanjeng, tahajud disebut sebagai salah satu pengobat hati. Sebab shalat sunah yang ditunaikan di keheningan malam itu, mengantarkan orang yang menunaikannya menjadi lebih dekat dengan Allah. Hati yang dekat dengan Tuhannya adalah hati yang damai.
Orang yang rindu tahajud adalah orang yang mempunyai kadar keikhlasan lebih. Ia rela untuk menghentikan kelelapan tidurnya dan bersimpuh pada Sang Khalik. Alquran memuji mereka dengan menyebutnya sebagai orang-orang yang menjauhkan lambungnya dari tempat peraduan.
Tahajud diketahui sebagai ibadah yang ditunaikan pada malam hari, saat setiap orang mengistirahatkan tubuhnya dari kelelahan aktivitas di siang hari. Banyak kalangan menyatakan bahwa idealnya masa tidur di malam hari adalah enam hingga delapan jam. Tidur di malam hari akan memberikan energi baru bagi seseorang untuk melakukan aktivitasnya di pagi hingga siang hari.
Namun kemudian muncul sebuah pendapat lain dari seorang ilmuwan bernama Ray Meddis. Ia menyatakan bahwa masa tidur yang sempurna hanyalah tiga hingga empat jam setiap harinya. Seseorang akan mengalami DEEP SLEEP sekitar tiga hingga empat jam saja. Tentu seorang Muslim mampu memanfaatkan sisa masa tidur itu untuk memadu cinta dengan Tuhannya, melalui shalat tahajud.
“Bangunlah untuk shalat di malam hari kecuali sedikit daripadanya. Yaitu seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Alquran dengan perlahan-lahan.” (Al-Muzammil [73]: 2-4).
Seorang ilmuwan Muslim asal Mesir, Fadhlalla Haeri, menyatakan bahwa ayat tersebut memberikan panduan bagi muslim untuk mencapai keseimbangan. Di sisa masa istirahatnya, tiga jam masa efektif tidur malam, maka ia pun semestinya bangun untuk menjalankan aktivitas yang bermanfaat. Bangun di waktu malam adalah salah satu aktivitas yang memberikan manfaat.
Ia menambahkan, pada saat itu energi did lam tubuh seseorang berada dalam kondisi rndah. Selain itu, medan refleksi juga begitu bersih. Dalam tradisi India, kondisi seperti itu disebut sebagai tahap pembentukan kesadaran yang terjadi pada titik energi ketujuh atau cakra mahkota. Dampaknya, akan meningkatkan intuisi seseorang dan kesadaran diri untuk mampu mengendalikan emosi negatif.
Menurut Haeri, pada saat seseorang menggelar sajadah untuk menunaikan shalat tahajud, ia berada dalam kondisi layaknya orang melakukan meditasi dan relaksasi atas kelenjar pineal. Ini akan menspiritualkan intelektual sesorang disertai dengan kemampuan personal untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah serta menjalin hubungan yang harmonis dengan sesamanya.
Tak hanya itu, pada saat matahari terbenam, kelenjar pineal mulai bekerja dan memproduksi hormon melatonin dalam jumlah besar dan mencapai puncaknya pada pukul 02.00 hingga 03.00 dini hari. Hormon inilah yang kemudian menghasilkan turunan asam amino trytophan dalam jumlah besar pula.
Tahukah Anda? Tahajud menjadi sarana untuk mempertahankan melatonin dalam jumlah yang stabil.
Hormon melatonin akan membentuk sistem kekebalan dalam tubuh dan membatasi gerak pemicu tumor seperti estrogen. Haeri mengungkapkan bahwa pada masa kanak-kanak melatonin yang ada di dalam tubuh berjumlah 120 picogram. Namun jumlah tersebut akan semakin menurun pada usia 20 30 tahun. Selain secara alamiah, pengurangan jumlah melatonin di dalam tubuh juga diakibatkan adanya pengaruh eksternal, seperti: tidur larut, medan elektromagnetik, dan polutan kimia misalnya pestisida, yang pada akhirnya menyebabkan penyakit tekanan darah tinggi dan sakit kepala. Pada titik tertentu bahkan menyebabkan turunnya sistem kekebalan tubuh.
Kafein yang terkandung di dalam kopi, teh hitam, dan soda tertentu juga akan menyebabkan kemampuan antioksidan melatonin berkurang. Keadaan ini akan membahayakan sel-sel tubuh saat seseorang tengah terjaga. Dengan demikian, kata Haeri, yang harus menjadi perhatian adalah bukan kuantitas tidur seseorang untuk memberikan kebugaran pada tubuh, tetapi justru kualitas tidur. Tiga jam adalah waktu yang cukup untuk itu.
Tahajud tidak hanya memberikan pengaruh pada posisi melatonin. Gerakan ibadah di sepertiga malam terakhir ini juga memberikan pengaruh tertentu pada tubuh. Setidaknya, pada saat berdiri tegak dan mengangkat takbir secara tidak langsung akan membuat rongga toraks dalam paru-paru membesar. Ini akan menyebabkan banyak oksigen yang masuk ke dalamnya. Ada kesegaran yang dirasakan ketika seseorang dapat menghirup udara segar ke dalam paru-parunya di keheningan malam itu. Pada saat sujud, seluruh berat dan daya badan dipindahkan sepenuhnya pada otot tangan, kaki, dada, perut, leher, dan jari kaki. Proses ini dilakukan berulang-ulang sesuai jumlahrakaat shalat tahajud yang kita lakukan.
Setelah oksigen masuk ke dalam paru-paru, oksigen diedarkan ke seluruh tubuh dengan lancar karena adanya pergerakan otot selama ruku’ dan sujud. Selain itu, dalam shalat seseorang juga melakukan gerakan duduk di antara dua sujud dan tahiyat yang menyebabkan adanya gerakan tumit, pangkal paha, jari tangan, jari kaki, dan lainnya. Tentu peredaran oksigen akan menjadi lancar.
TAMBAHAN : Sumber = http://veleista.wordpress.com/2009/08/04/shalat/
Shalat dalam Islam tidak saja memberikan implikasi kuat terhadap kantong rohani seseorang yang terefleksikan melalui ketenangan hati, ketentraman jiwa, sikap optimisme dan keyakinan diri dalam menjalankan roda kehidupan ini. Akan tetapi, tak kalah pentingnya pula, bahwa ibadah memberikan implikasi kuat terhadap ketahanan fisik atau kekebalan tubuh dari berbagai penyakit. Terdapat dua unsur yang mendukung efek kesehatan tubuh dalam shalat, seperti unsur penetapan waktu, unsur gerakan-gerakan shalat dan unsur bacaan shalat yang mengeluarkan genderang kuat. Jikalau ketiga unsur ini dikerjakan secara sempurna sesuai dengan tuntunan Nabi s.a.w., secara ikhlas dan fokus atau khusyu’ maka seorang muslim akan merasakan manfaat kesehatan badan sepanjang waktu.
Salah satu shalat yang ingin kami angkat dalam kesempatan ini adalah shalat Tahajjud. Allah s.w.t. berfirman dalam Qs. Al Isra’: 179:
“Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang Terpuji.” (Qs. Al Isra: 179)
Satu hal yang istimewa dalam shalat Tahajjud, bahwa satu-satunya shalat sunnah yang perintahnya terdapat langsung dalam Al Qur’an adalah Tahajjud. Hal ini mengisyaratkan kedudukan tinggi yang memiliki derajat yang hampir setara dengan shalat wajib, bahkan Rasulullah s.a.w. sendiri menegaskan bahwa jikalau tidak memberatkan umat Islam niscaya beliau mewajibkan umatnya mengerjakan shalat tahajjud. Selain itu pula, perintah tersebut mengisyaratkan banyaknya rahasia-rahasia ilahi yang tersimpan dalam “peti” shalat tahajjud ini berupa hikmah dan manfaat bagi pelakunya. Banyak hadits-hadits shahih, mutiara-mutiara alim ulama dan pengalaman spritual yang membuktikan kebenaran keutamaan shalat yang dikerjakan di sepertiga malam terakhir ini, bahkan kalangan medis pun turut serta mengadakan riset ilmiah manfaat tahajjud dari sisi medis.
Salah satunya adalah Drs. KH. Ibnu Hajar dalam bukunya “Kiat Sehat Alami Tanpa Obat” menjelaskan bahwa shalat Tahajjud dapat mencegah terhadap kebekuan lemak tubuh. Menurutnya bahwa cuaca pada malam hari biasanya dingin/lembab, banyak lemak jenuh yang melapisi syaraf kita menjadi beku. Sehingga kalau system pemanas tubuh tidak diaktifkan maka syaraf menjadi kedinginan, bahkan cholesterol dan asam urat berubah menjadi pengkapuran. Sehingga ketika seseorang mengerjakan shalat Tahajjud secara tidak langsung ia mengaktifkan system pemanas tubuh untuk menghentikan pembekuan lemak.
Selain itu pula, shalat tahajjud dapat mencegah penyakit paru-paru basah. Karena saluran kelebihan uap air dan paru-paru ke ginjal yang ada dibagian belakang tubuh kita kalau terlalu lama tidur akan tergencet berat badan kita sehingga menyebabkan paru-paru menjadi lembab dan saluran tersebut tersumbat.
Subhanallah, Maha Besar Allah yang telah menitipkan manfaat medis dalam pengabdian kepada-Nya, begitu besar fungsi proteksi Tahajjud terhadap tubuh manusia dari segala penyakit, khususnya di era modern ini yang menawarkan menu-menu makanan fast food (siap saji) yang justru amat rentan dengan penyakit, dan fasilitas-fasilitas kendaraan yang menjadikan seseorang memanjakan tubuhnya dari melakukan gerakan-gerakan yang mengaktifkan system pemanas tubuh.
Suatu hal yang menarik pula untuk direnungkan, dr. Mohammad Saleh salah satu dosen IAIN Surabaya telah melakukan riset tentang shalat tahajjud ini. menurutnya bahwa shalat sunnah itu bisa membebaskan seseorang dari serangan infeksi penyakit kanker.
Tidak percaya? Cobalah anda rajin-rajin shalat tahajjud. Jika anda melakukannya secara rutin, benar, khusuk, dan ikhlas, niscaya anda terbebas dari infeksi dan kanker. Dalam sebuah desertasinya yang berjudul “Pengaruh shalat tahajjud terhadap peningkatan perubahan respon ketahanan tubuh imonologik: Sautu pendekatan siko-neuroimonologi”, ia mengungkapkan bahwa shalat tahajud dapat menumbuhkan respons ketahanan tubuh (imonolog) khususnya pada imonoglobin M, G, A dan limfositnya yang berupa persepsi dan motivasi positif, serta dapat mengefektifkan kemampuan individu untuk menanggulangi masalah yang dihadapi. Shalat Tahajjud yang dimaksudkan shalat bukan sekedar menggugurkan status shalat yang muakkadah itu, namun lebih dititik beratkan pada sisi rutinitas shalat, ketepatan gerakan, kekhusukan, dan keikhlasan. Selama ini, ulama melihat masalah ikhlas ini sebagai persoalan mental psikis.
Namun sebetulnya soal ini dapat dibuktikan dengan teknologi kedokteran. Ikhlas yang selama dipandang sebagai misteri, dapat dibuktikan secara kuantitatif melalui sekresi hormon kortisol. Parameternya, bisa diukur dengan kondisi tubuh.
Penemuan DR. Shaleh ini melalui penelitian terhadap 41 responden siswa SMU Luqman Hakim pondok pesantren Hidayatullah Surabaya, mereka semua diperintahkan untuk melakukan shalat tahajjud setiap malam. Dari 41 siswa itu, hanya 23 yang sanggup bertahan menjalankan shalat Tahajjud selama sebulan penuh. Setelah diuji lagi, tinggal 19 siswa yang bertahan shalat Tahajjud selama dua tahun. shalat dimulai pukul 02.00-3.30 sebanyak 11 rakaat, masing-masing dua rakaat empat kali salam plus tiga rakaat. Kemudian, hormon kortisol mereka diukur di tiga laboratorium. Hasilnya ditemukan bahwa kondisi tubuh seseorang yang rajin tahajjud secara ikhlas berbeda jauh dengan orang yang tidak melakukan tahajjud.
Mereka yang rajin dan ikhlas bertahajjud memiliki ketahanan tubuh dan kemamuan individual untuk menanggulangi masalah-masalah yang dihadapi dengan stabil. Jadi shalat tahajjud selain bernilai ibadah, juga sekaligus sarat dengan muatan psikologis yang dapat mempengaruhi kontrol kognisi. Dengan cara memperbaiki persepsi dan motivasi positif dan coping yang efektif, emosi yang positif dapat menghindarkan seseorang dari stress.
Orang yang stress itu biasanya rentan sekali terhadap penyakit kanker dan infeksi. Dengan shalat tahajjud yang dilakukan secara rutin dan disertai perasaan ikhlas serta tidak terpaksa, seseorang akan memiliki respons imun yang baik yang kemungkinan besar akan terhindar dari penyakit infeksi dan kanker.
Dengan demikian, berdasarkan hitungan teknik medis menunjukkan bahwa shalat tahajjud yang dilakukan seperti itu membuat orang mempunyai ketahanan tubuh yang baik. “Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkurbanlah.” Sebuah bukti bahwa keterbatasan otak manusia tidak mampu mengetahui semua rahasia atas rahmat, nikmat, anugerah yang diberikan oleh Allah kepadanya.
Kesimpulan dari uraian ini, bahwa shalat tahajjud tidak hanya memiliki implikasi terhadap nilai spritual saja, namun tak kalah pentingnya, tahajjud memiliki fungsi proteksi yang mencegah pelakunya dari berbagai penyakit seperti Kanker, infeksi, paru-paru basah dan kebekuan lemah. Inilah refleksi maqamaam mahmuda (derajat mulia) yang Allah berikan kepada orang-orang yang gemar mengerjakan shalat tahajjud, sehat secara lahir dan sehat secara bathin. Semoga Allah s.w.t. senantiasa memberikan taufiq dan hidayah-Nya untuk melakukan pengabdian diri secara totalitas. Amin
Oleh: Subhan Nur
copas from http://www.facebook.com/notes/kembang-anggrek/menyingkap-rahasia-sains-tahajud/10150179279470570
[Satan said:] “I will lead them astray and fill them with false hopes. I will command them and they will cut off cattle’s ears. I will command them and they will change Allah’s creation.” Anyone who takes satan as his protector in place of Allah has clearly lost everything.” (Surat an-Nisa’, 119)
The above verse contains the expression “yubattikunna,” which derives from the verb "battaka” meaning ”to cut off or break off.” The term “yughayyirunna” in the verse derives from the verb “ghayyara,” meaning “to change, alter, impair a thing’s original form.” At the end of both verbs appears the confirmatory letter ”nun.” With these expressions, verse 119 of Surat an-Nisa’ may, in one aspect, be pointing to the scientific activity of copying or cloning of organisms. (Allah knows the truth.) That is because cloning experiments are generally conducted with cells taken from an animal’s ear. To put it another way, a replica living thing is produced with the taking of cells from tissue samples “cut from animals’ ears,” just as described in the verse.
A report by the German Federal Agricultural Research Center provides the following information:
The tissue collection phase is short and simple. Once an animal has been located and restrained, a tissue sample like an ear clipping can be collected within seconds. Furthermore, somatic cells can be collected from all species. … For cattle, pigs, sheep, goats, camelids and llamas, a unified and identical procedure can be used by obtaining a tissue sample from the ear using notchers which are also used for setting earmarks… Clearly, for all species lymphocytes could be used, but somatic cells from ear clippings will be much easier to obtain and are therefore preferable. 1
Some reports concerning organisms cloned by taking samples from ear tissue include:
- According to a report by Reuters dated 1 May, 2002, a research veterinarian at the University of Sao Paolo in Brazil, Jose Visintin, produced cloned embryos for the first time in the country by using cells taken from the ear of an adult cow.2
- According to a BBC report, South Korean scientists cloned a dog called Snuppy from cells taken from a 3-year-old Afghan hound. Researchers at the Seoul National University extracted genetic material from the cells taken from the ear and placed it into an empty egg cell. An embryo was then obtained by stimulating the cell to divide.3
- Another BBC report said that a new clone had been produced using ear cells from an adult cow in research carried out by Dr. Jean-Paul Renard et al. at the Institute National de la Recherche Agronomique in France.4
- According to information of the official Human Genome Project website, in February 2002, scientists from the Advanced Cell Technologies (ACT) biotechnology company carried out experiments on cloning a cow embryo using the skin cell of the donor cow’s ear.5
- A report by Associated Press, dated 24 January, 2000, announced that Japanese scientists had cloned the clone of a bull for the first time. In the re-cloning, skin tissue samples from the first generation cloned bull’s ear were taken when it was four months old. These cells were then fused with an unfertilized egg from which the nucleus had been removed.6
The way that changes in the creation of living things are referred to in the Qur’an and the expression “cutting off cattle’s ears,” at a time when no branches of science such as genetics or embryology existed, shows that the Qur’an has come down from the Sight of our Lord, Allah, Who is unfettered by time. We are also told at the end of the verse that these people will be disappointed when they alter what Allah has created. The verse may therefore be indicating that cloning will give rise to various problems for human beings. (Allah knows the truth.) Indeed, statements from the Genetic Science Learning Center of the University of Utah provide the following information:
When we hear of cloning successes, we learn about only the few attempts that worked. What we don't see are the many, many cloning experiments that failed! And even in the successful clones, problems tend to arise later, during the animal's development to adulthood.7
Information from the Human Genome Project website take this form:
Dolly, the first mammal to be cloned from adult DNA, [died on] Feb. 14, 2003. Prior to her death, Dolly had been suffering from lung cancer and crippling arthritis. … More than 90% of cloning attempts fail to produce viable offspring. … In addition to low success rates, cloned animals tend to have more compromised immune function and higher rates of infection, tumor growth, and other disorders. Japanese studies have shown that cloned mice live in poor health and die early. … Appearing healthy at a young age unfortunately is not a good indicator of long term survival. Clones have been known to die mysteriously. For example, Australia's first cloned sheep appeared healthy and energetic on the day she died, and the results from her autopsy failed to determine a cause of death.8
In general terms, the risks arising from cloning experiments are as follows:
1) A high failure rate: The level of success is just 0.1%-3%. That means a failure rate of 970-999 for every 1000 experiments.9
2) Problems during development: Cloned animals that do survive generally have abnormally larger organs compared to the originals. This may lead to respiration and circulation difficulties, unhealthy kidneys and brain, and an impaired immune system.
3) Abnormal gene expression patterns: Although clones have the same DNA sequences as the originals, the cell nucleus in the clone does not have the same program as that in a natural embryo. To put it another way, the DNA cannot express the right set of genes essential for the development of the clone at the right time. For example, cells of all kinds, nerve, bone, blood or skin for example, all have different programs but the genetic programs in the clone embryo do not work as healthily as those in a natural embryo.
4) Telomeric differences: Chromosomes are shortened as cells divide. The reason for this is that DNA sequences at both ends of a chromosome, known as telomeres, are shortened during each DNA replication. As an animal grows older, the telomeres shorten as part of that aging. Therefore, the copied life form has shortened chromosomes from the moment it is born, just as if it were actually older.
Genetic material taken from living cells is used in cloning experiments, but fertilization takes place artificially. The reproduction mechanism created by Allah is thus impaired with these methods, and unidentified diseases, developmental deficiencies and early deaths are encountered. The way that it was reported 1400 years ago that scientists would engage in cloning and that the problems awaiting people therefrom are emphasized, clearly reveals that the Qur’an is a Divine scripture.
In the cloning process, DNA from a cell of the living thing planned to be copied is placed under the microscope and placed into an egg cell from another member of the same species. The DNA of the animal intended to be copied is used for this. An electric shock is then applied, which stimulates the egg cell to start dividing. The embryo continues to divide and is placed into the womb of a member of the species, and is then left to develop and be born.
1 http://www.fao.org/docrep/008/a0070t/a0070t05.htm
2 http://ngin.tripod.com/010502b.htm
3 http://news.bbc.co.uk/2/hi/science/nature/4742453.stm
4 http://news.bbc.co.uk/1/hi/sci/tech/331793.stm
5 http://www.ornl.gov/sci/techresources/Human_Genome/elsi/cloning.shtml
6 http://www.gene.ch/info4action/2000/Jan/msg00061.html
7 http://learn.genetics.utah.edu/units/cloning/cloningrisks/
8 http://www.ornl.gov/sci/techresources/Human_Genome/elsi/cloning.shtml
9 http://learn.genetics.utah.edu/units/cloning/cloningrisks/
Copas from http://www.facebook.com/group.php?gid=147068678595
All perfect praise is due to Alloh. I testify that there is none worthy of worship except Alloh and that Muhammad is His Slave and Messenger, may Alloh exalt his mention, as well as that of his family and all his companions.
Intermixing between the sexes, in the specific sense, applies to when marriageable men and women sit together, it may or may not include them looking at each other and conversing. What is the Islaamic ruling regarding such intermixing ? Is intermixing, as defined above, prohibited or permissible ? In order to answer this question, let us ask the following question: Is intermixing between a woman and a man the same as that between a man and another man?
The answer is certainly no, nobody ever said that the two are the same, as intermixing between men is permissible, in principle, while it is prohibited, in principle, between people of the opposite sex.
The following are real life stories of incidents that resulted from this prohibited intermixing:
· A woman began to develop feelings for her husband’s friend and started hating her husband, which eventually led her to divorcing him.
· A man began telephoning his friend's wife in an attempt to convince her to have an illicit sexual relationship with him. When she reacted furiously, his reply was to say, “Why do you not talk in the same manner to your husband ? He is having exactly this type of relationship with the wife of so and so.”
· A married woman worked for a married man. He fell in love with her and exerted all efforts in order to have an illicit sexual relationship with her; he also hoped that the woman's husband would divorce her so that she could be his.
Before intermixing became prevalent, a western man asked a Muslim, “Why don’t your women mix with (marriageable) men ?” The Muslim replied, “Because they do not wish to become pregnant from other than their husbands.” Words from the west regarding intermixing:
A female British writer wrote, “It is a disgrace that our country makes its girls an example of immorality and indecency by allowing them to intermix with men.”
Another female British writer wrote, “The more intermixing occurs, the more illegitimate children we will have. Statistics in our country have consistently proved that the rate of pregnancies out of wedlock is increasing as a result of men intermixing with women. Teaching women to stay away from men and enlightening them of the evil consequences of this intermixing will have a very positive effect in reducing the numbers of such pregnancies.”
H. Stanberry, who was a western reporter who spent a few weeks in an Arab capital said of her experience there, "The Arab community is healthy and perfect. It adheres to its traditions and restricts the intermixing of its young men and women, within reasonable limits. This community is quite different from the European and American communities. It has manners that it has inherited that sets limits for young women, and it also necessitates respect of parents. Moreover, it forbids the licentiousness that has destroyed American and European communities and families. They (i.e., the Arabs) forbid intermixing between men and women, limit the freedom of their young women, and go back to the age of Hijaab, and this is far superior to the licentiousness and shamelessness of the American and European communities."
The following are shocking facts and statistics that were the case twenty-five years ago in the United States. If that was the case then, how would it be now ?
· 70-90% of working women committed adultery with colleagues or managers.
· Half of those who were asked in a survey stated that they have had sexual relationships with their bosses, whether willingly or otherwise.
· Many male university professors had sexual relationships with their female students, and likewise, many female professors had such relationships with their male students; this is in addition to such relationships that took place between the students themselves.
· 50-70% of married men and 32% of married women had extra marital affairs.
· 90% of married women were not virgins at the time of their marriage.
· More than half a million husbands practiced wife-swapping on a regular basis.
· 50% of youths had sex before the age of fifteen.
· One in every eight women was raped at least once after the age of puberty, which made a total of almost a million women.
· One and a half million babies are aborted every year.
Intermixing between the sexes in the west has done nothing except enflame people’s lusts and desires, which has resulted in indecency becoming prevalent; this is a refutation and a rebuttal of those who claim that intermixing reduces people’s lusts, helps them to better manage their desires, releases the sexual tension and suppression that they undergo, and guards them against suppression and psychological complexes.
Contrary to this claim, the similitude of intermixing is like that of a thirsty person who drinks sea water to quench his thirst, which does nothing except to add to his craving. It is evident in those countries that have set no limits regarding intermixing or how exposed their women can dress that none of what was claimed has materialised, in fact, it has only added to people’s lusts rather than controlling or regulating them. People in those lands have become wild, just like the thirsty man who drinks sea water only to become progressively thirstier. The psychological complexes and diseases that they claimed were a result of depriving people from intermixing or by veiling women were actually fuelled by intermixing; moreover, homosexuality has also become prevalent in their lands. These two matters are a direct result of intermixing.
No sane person would suggest that it is possible to throw a person in the middle of the sea and demand from him not to get his clothes wet, nor would he request a person who was thrown in the middle of a huge fire to avoid being burnt, likewise, no sane person can believe that allowing women and men to intermix can preserve people’s chastity. Therefore, the Muslims who call for such intermixing are, in reality, holding in their hands a lethal instrument by which they will destroy their families and the Muslim community at large, under the pretext of being 'modern' and 'civilised.'
This is a forbidden matter in Islam because it arouses lusts and desires and leads to immorality and sin. There are many texts from the Qur’aan and the Sunnah proving this. The following are some of them:
“…And when you ask [the wives of the Prophet sallallaahu 'alayhi wa sallam] for something, ask them from behind a partition. That is purer for your hearts and their hearts…” [Al-Ahzaab: 53]
Additionally, the Prophet sallallaahu 'alayhi wa sallam prohibited intermixing, even in the mosque, by separating the rows of the men from those of the women.
The Prophet sallallaahu 'alayhi wa sallam would remain sitting in the same position that he prayed in, with his back to the congregation, in order to give enough time for the women to leave the mosque, according to a narration of Umm Salamah, may Alloh be pleased with her [Al-Bukhaari]
Ibn ‘Umar, may Alloh be pleased with him, narrated that the Prophet sallallaahu 'alayhi wa sallam said, “Let this door (i.e., one of the doors of his mosque) be exclusively for women.” Naafi’, may Alloh have mercy upon him, who was the servant of Ibn ‘Umar, may Alloh be pleased with him, said that Ibn ‘Umar, may Alloh be pleased with him, never again entered the mosque from that door after hearing this statement. [Abu Daawood]
The Prophet sallallaahu 'alayhi wa sallam said, according to the narration of Abu Hurayrah, may Alloh be pleased with him, “The best rows (in prayer) for men are those furthest to the front, and the worst of them are those furthest to the back; and the best rows (in prayer) for women are those furthest to the back, and the worst of them are those closest to the men’s (rows).” This encouragement is to prevent intermixing in a location where ill-thoughts are unlikely to cross the minds of people. If this is the preventive measure used in the mosque, then it is surely much more applicable outside the mosque.
Abu Usayd, may Alloh be pleased with him, was once coming from the mosque when he heard the Prophet sallallaahu 'alayhi wa sallam addressing women due to him seeing that the men and women were walking very close to each other after having exited from the mosque, “Stay back! You should not walk in the middle of the street, rather, walk to one of its sides.” Abu Usayd, may Alloh be pleased with him, added, “Thereafter, the women would walk so close to the walls on the side of that street that their garments would scrape against it.” [Abu Daawood]
We know that this sin has become prevalent nowadays but the following should be noted:
· We do not approve of it, nor willingly do it, especially during Islaamic lectures and gatherings.
· We must try to avoid it as much as possible and take all measures to reduce it, like designating separate entrances for men and women.
· We must fear Alloh and lower our gaze.
Dari Ibnu Abbas ra. berkata, “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Ada dua mata yang tidak akan tersentuh oleh api neraka. Mata yang menangis karena takut kepada Alloh. Dan mata yang begadang berjaga dalam jihad fisabilillah.” (HR. At-Tirmizy, sanad : Hasan Shohih)
Alloh menyuruh kita menangis karena takut pada-Nya, ingat hanya pada-Nya.. ternyata Alloh menyuruh para hamba-Nya menangis karena-Nya, karena ada hikmah, MUSTAHIL Alloh menyuruh sesuatu kepada para hamba-Nya, tanpa ada hikmah..
Dikutip dari Beliefnet, ini dia 7 keajaiban yang bisa kita dapatkan setelah menangis dan berair mata :
1. Membantu penglihatan
Air mata ternyata membantu penglihatan seseorang, jadi bukan hanya mata itu sendiri. Cairan yang keluar dari mata dapat mencegah dehidrasi pada membran mata yang bisa membuat penglihatan menjadi kabur.
2. Membunuh bakteri
Tak perlu obat tetes mata, cukup air mata yang berfungsi sebagai antibakteri alami. Di dalam air mata terkandung cairan yang disebut dengan lisozom yang dapat membunuh sekitar 90-95 persen bakteri-bakteri yang tertinggal dari keyboard komputer, pegangan tangga, bersin dan tempat-tempat yang mengandung bakteri, hanya dalam 5 menit.
3. Meningkatkan mood
Seseorang yang menangis bisa menurunkan level depresi karena dengan menangis, mood seseorang akan terangkat kembali. Air mata yang dihasilkan dari tipe menangis karena emosi mengandung 24 persen protein albumin yang berguna dalam meregulasi sistem metabolisme tubuh dibanding air mata yang dihasilkan dari iritasi mata.
4. Mengeluarkan racun
Seorang ahli biokimia, William Frey telah melakukan beberapa studi tentang air mata dan menemukan bahwa air mata yang keluar dari hasil menangis karena emosional ternyata mengandung racun.
Tapi jangan salah, keluarnya air mata yang beracun itu menandakan bahwa ia membawa racun dari dalam tubuh dan mengeluarkannya lewat mata.
5. Mengurangi stres
Bagaimana menangis bisa mengurangi stres ? Air mata ternyata juga mengeluarkan hormon stres yang terdapat dalam tubuh yaitu endorphin leucine-enkaphalin dan prolactin.
Selain menurunkan level stres, air mata juga membantu melawan penyakit-penyakit yang disebabkan oleh stres seperti tekanan darah tinggi.
6. Membangun komunitas
Selain baik untuk kesehatan fisik, menangis juga bisa membantu seseorang membangun sebuah komunitas. Biasanya seseorang menangis setelah menceritakan masalahnya di depan teman-temannya atau seseorang yang bisa memberikan dukungan, dan hal ini bisa meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan juga bersosialisasi.
7. Melegakan perasaan
Semua orang rasanya merasa demikian. Meskipun Anda didera berbagai macam masalah dan cobaan, namun setelah menangis biasanya akan muncul perasaan lega.
Setelah menangis, sistem limbik, otak dan jantung akan menjadi lancar, dan hal itu membuat seseorang merasa lebih baik dan lega. Keluarkanlah masalah di pikiranmu lewat menangis, jangan dipendam karena Anda bisa menangis meledak-ledak.
Semoga mata ini tidak digunakan untuk melihat yang buruk2 atau begadang dengan hal yang sia – sia atau hanya sekedar melihat-lihat yang tidak ada menambah iman kepada Alloh…
Maha Suci Alloh dengan segala Hikmah dan Nikmat dari-Nya.
Keselamatan atas orang – orang yang mengikuti Petunjuk.
copasfrom inbox message group http://www.facebook.com/gr
In one verse, we are informed that mountains are not motionless as they seem, but are in constant motion.
You see the mountains you reckoned to be solid going past like clouds. (Qur'an, 27:88)
This motion of mountains is caused by the movement of the Earth's crust that they are located on. The Earth's crust "floats" over the mantle layer, which is denser. It was at the beginning of the 20th century when, for the first time in history, a German scientist by the name of Alfred Wegener proposed that the continents of the Earth had been attached together when it first formed, but then drifted in different directions, and thus separated as they moved away from each other.
Geologists understood that Wegener was right only in the 1980s, 50 years after his death. As Wegener pointed out in an article published in 1915, the land masses on the Earth were joined together about 500 million years ago, and this large mass, called Pangaea, was located in the South Pole.
Approximately 180 million years ago, Pangaea divided into two parts, which drifted in different directions. One of these giant continents was Gondwana, which included Africa, Australia, Antarctica and India. The second one was Laurasia, which included Europe, North America and Asia, except for India. Over the next 150 million years following this separation, Gondwana and Laurasia divided into smaller parts.
These continents, that emerged after the split of Pangaea, have been constantly moving on the Earth's surface at a rate of several centimetres per year, and in the meantime changing the sea to land ratios of the Earth.
Discovered as a result of the geological research carried out at the beginning of the 20th century, this movement of the Earth's crust is explained by scientists as follows:
The crust and the uppermost part of the mantle, with a thickness of about 100 kms., are divided into segments called plates. There are six major plates, and several small ones. According to the theory called plate tectonics, these plates move about on Earth, carrying continents and ocean floor with them. Continental motion has been measured at from 1-5 cm per year. As the plates continue to move about, this will produce a slow change in Earth's geography. Each year, for instance, the Atlantic Ocean becomes slightly wider.29
There is an important point that needs to be stated here: Allah referred to the motion of mountains as drifting in a verse of the Qur'an. Today, modern scientists also use the term "continental drift" for this motion.30
Continental drift is something that could not have been observed at the time of the revelation of the Qur'an, though Allah clearly indicated how it was to be understood: "You see the mountains you reckoned to be solid" in the verse. Though, He further described this action in the following verse, stating that the mountains were going past like clouds. As has been indicated, attention is clearly drawn to the movement of the layer in which the mountains are fixed.
It is without doubt a great miracle that this scientific fact, only recently discovered by science, should have been revealed in the 7th century, when conceptions of the nature of the universe were based on superstition and myth. This is another very important proof that the Qur'an is the word of Allah.
http://www.miraclesofthequran.com/scientific_14.html
Doktor Mesir yang juga anggota Dewan Otoritas Lembaga I'jaz Ilmi di Makkah Al-Mukarramah itu menambahkan, ada beberapa kalangan Yahudi, Kristen dan Muslim yang coba-coba meragukan otensitas hadits. Namun menurut an-Najjar, pada kenyataannya Al-Qur'an menyebut Muhamad itu sebagai seorang yang ma'shum (dijaga dari kekeliruan) dalam urusan agama dengan kebenaran yang mutlak. Dan itu kata an-Najjar, terdapat di banyak ayat Al- Qur'an. Masih kata an-Najjar, saat ini ada seorang yang bermukim di Amerika dan disokong oleh negara itu serta negara Zionis Israel, mendirikan sebuah televisi satelit, di mana semua program- programnya getol menyerang Al- Qur'an, Nabi Muhammad dan para sahabatnya.
Cendekiawan yang juga anggota Dewan Tertinggi Urusan Islam di Mesir itu memberikan beberapa contoh dari hadits ilmiah itu yakni, Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa merampas sejengkal dari tanah bumi ini, maka dia akan ditenggelamkan oleh tujuh tanah bumi ini." Padahal menurut an-Najjar, dalam Al-Qur'an hanya dikenal dengan ungkapan tujuh langit. Lalu sejumlah ilmuwan penasaran, dan mereka pun mengadakan penelitian serta pengeboran, sampai akhirnya mereka menemukan kenyataan yaitu, ketika getaran bumi itu bergerak, didapatinya batas-batas tanah bumi yang tujuh itu, yang berpusat pada satu titik, di mana dari setiap batas itu dilapisi dari dalam. Dan Nabi saw bersabda ketika mendeskripsikan Tanah Haram di Makkah, bahwa di Makkah itulah titik pertama dari pusat lapisan tanah yang pertama.
An-Najjar juga menyebutkan contoh lainnya yaitu, Nabi saw bersabda, "Jangalah mendekati lautan kecuali seorang yang berhaji atau berumrah atau berperang di jalan Allah. Karena di bawah lautan itu terdapat api, dan di bawah api itu ada lautan." Menurut an-Najjar, terkait hadits itu para ilmuwan itu menggelar penelitan, pasalnya bagaimana mungkin dua hal yang bertolak belakang dapat saling berdampingan. Sampai akhirnya mereka menemukan kenyataan bahwa, setiap samudera bumi dan beberapa lautan itu memanas yang mencapai ribuan derajat celcius. Lainnya lagi, sabdanya yang menyebutkan bahwa tak akan terjadi hari kiamat sehingga bumi yang luas ini berubah menjadi padang rumput dan sungai-sungai. Setelah penelitan, para ilmuwan menegaskan bahwa bumi saat ini tengah menjalani perputaran menuju serbuan air es dan berubahnya padang pasir yang tandus ke curah hujan yang deras.
An-Najjar menegaskan, kita sekarang ini tengah menuju ke era es baru, dan itu salah satu tanda hari kiamat. Demikian juga para ulama menetapkan bahwa bersama dengan perputaran bumi, secara perlahan matahari akan berubah dari timur menuju ke barat, dan itu juga salah satu tanda hari kiamat, di mana Nabi yang mulia bersabda, "Hari kiamat tak akan terjadi sampai api keluar dari selatan Hijaz (Arab Saudi dan sekitarnya), yang akan menyinari leher-leher unta di al-Yusrah.". Menurut an-Najjar, di bagian barat dari Jazirah Arab ditutupi oleh lebih dari 300 lempengan vulkanik yang masih aktif sampai sekarang, dan jika lempengan- lempengan vulkanik itu mengamuk, maka dapat dipastikan itu akan menjadi tanda kubra (besar) kiamat.
We built seven firm layers above you. We installed a blazing lamp. (Qur'an, 78:12-13)
As we know, the only source of light in the Solar System is the Sun. With advances in technology, astronomers discovered that the Moon was not a source of light but that it merely reflects the light reaching it from the Sun. The expression "lamp" in the above verse is a translation of the Arabic word "sirajan," which most perfectly describes the Sun, the source of light and heat.
In the Qur'an Allah employs different words when referring to such celestial bodies as the Moon, the Sun and the stars. This is how the differences between the structures of the Sun and Moon are expressed in the Qur'an:
Do you not see how He created seven heavens in layers, and placed the moon as a light in them and made the sun a blazing lamp? (Qur'an, 71:15-16)
In the above verse, the word "light" is used for the Moon ("nooran" in Arabic) and the word "lamp" for the Sun ("sirajan" in Arabic.) The word used for the Moon refers to a light-reflecting, bright, motionless body. The word used for the Sun refers to a celestial body which is always burning, a constant source of heat and light.
On the other hand, the word "star" comes from the Arabic root "nejeme," meaning "appearing, emerging, visible." As in the verse below, stars are also referred to by the word "thaqib," which is used for that which shines and pierces the darkness with light: self-consuming and burning:
It is the star that pierces through darkness! (Qur'an, 86:3)
We now know that the Moon does not emit its own light but reflects that reaching it from the Sun. We also know that the Sun and stars do emit their own light. These facts were revealed in the Qur'an in an age when mankind simply did not have the means to make scientific discoveries of their own accord. It was an age when peoples' knowledge of celestial bodies was severely restricted, to say the least. This further emphasises the miraculous nature of the book of Islam.
http://www.miraclesofthequran.com/scientific_09.html
“Sesungguhnya telah ada pada (DIRI) Rasulullah itu suri teladan yang BAIK bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Alloh dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Alloh.” (Al Ahzab : 21)
Rasulullah saw menganjurkan tidur miring ke kanan :
Dari al-Barra` bin Azib, Rasulullah Muhammad saw pernah bersabda, "Apabila kamu hendak tidur,maka berwudhulah (dengan sempurna) seperti kamu berwudhu untuk shalat, kemudian berbaringlah di atas sisi tubuhmu yang kanan"
“Berbaringlah di atas rusuk sebelah kananmu.” (HR. Al-Bukhari no. 247 dan Muslim no. 2710)
1. Mengistirahatkan otak sebelah kiri
Secara anatomis, otak manusia terbagi menjadi 2 yaitu bagian kanan dan kiri. Bagian kanan adalah otak yang mempersarafi organ tubuh sebelah kiri dan sebaliknya. Umumnya ummat muslim menggunakan organ tubuh bagian kanan sebagai anggota tubuh yang dominan dalam beraktifitas seperti makan, memegang dan lainnya. Dengan tidur pada posisi sebelah kanan, maka otak bagian kiri yang mempersarafi segala aktiftas organ tubuh bagian kanan akan terhindar dari bahaya yang timbul akibat sirkulasi yang melambat saat tidur/diam. Bahaya tersebut meliputi pengendapan bekuan darah, lemak , asam sisa oksidasi, dan peningkatan kecepatan atherosclerosis atau penyempitan pembuluh darah. Sehingga jika seseorang beresiko terkena stroke, maka yang beresiko adalah otak bagian kanan, dengan akibat kelumpuhan pada sebelah kiri (bagian yang tidak dominan).
2. Mengurangi beban jantung.
Posisi tidur kesebelah kanan yang rata memungkinkan cairan tubuh (darah) terdistribusi merata dan terkonsentrasi di sebelah kanan bawah. Hal ini akan menyebabkan beban aliran darah yang masuk dan keluar jantung lebih rendah. Dampak posisi ini adalah denyut jantung menjadi lebih lambat, tekanan darah juga akan menurun. Kondisi ini akan membantu kualitas tidur.
3. Mengistirahatkan lambung.
Lambung manusia berbentuk seperti tabung berbentuk koma dengan ujung katup keluaran menuju usus menghadap kearah kanan bawah. Jika seorang tidur kesebelah kiri maka proses pengeluaran chime (makanan yang telah dicerna oleh lambung dan bercampur asam lambung) akan sedikit terganggu, hal ini akan memperlambat proses pengosongan lambung. Hambatan ini pada akhirnya akan meningkatkan akumulasi asam yang akan menyebabkan erosi dinding lambung. Posisi ini juga akan menyebabkan cairan usus yang bersifat basa bias masuk balik menuju lambung dengan akibat erosi dinding lambung dekat pylorus.
4. Meningkatkan pengosongan kandung empedu, pankreas.
Adanya aliran chime yang lancar akan menyebabkan keluaran cairan empedu juga meningkat, hal ini akan mencegah pembentukan batu kandung empedu. Keluaran getah pancreas juga akan meningkat dengan posisi mirin ke kanan.
5. Meningkatkan waktu penyerapan zat gizi.
Saat tidur pergerakan usus menigkat. Dengan posisi sebelah kanan, maka perjalanan makann yang telah tercerna dan siap di serap akan menjadi lebih lama, hal ini disebabkan posisi usus halus hingga usus besar ada dibawah. Waktu yang lamam selamat tidur memungkinkan penyerapan bias optimal.
6. Merangsang buang air besar (BAB)
Dengan mtidur miring ke sebelah kanan , proses pengisian usus besar sigmoid (sebelum anus) akan lebih cepat penuh, jika sudah penuh akan merangsang gerak usus besar diikuti relaksasi dari otot anus sehingga mudah buang air besar.
7. Mengisitirahatkan kaki kiri
Pada orang dengan pergerakan kanan, secara ergonomis guna menyeimbangkan posisi saat beraktifitas cenderung menggunakan kaki kiri sebagai pusat pembebanan. Sehingga kaki kiri biasanya cenderung lebih merasa pegal dari kanan, apalagi kaki posisi paling bawah dimana aliran darah balik cenderung lebih lambat. Jika tidur miring kanan , maka pengosongan vena kaki kiri akan lebih cepat sehingga rasa pegal lebih cepat hilang. Dari uraian diatras tampak banyak manfaat tidur dengan posisi miring. Mudah-mudahan uraian tersebut dapat membawa manfaat bagi umat dalam mengamalkan salah satu sunnah nabi.
Sumber : Kitab Shohih Al Bukhori, Kitab Shohih Muslim
copas from my inbox message, group http://www.facebook.com/group.php?gid=183217354056
Tulisan ini sebenarnya bisa teman - teman temui di website kompasiana.com namun tentu saja di sana tidak akan ditemukan kata - kata bahwa posisi tidur untuk penanganan epilepsi ini sesuai seperti anjuran Rasululloh. Mei sendiri mendapatkan berita ini dari notes Yusuf Mansur Network di facebook. Berikut ini Mei sajikan penanganan pada penderita epilepsi serta hikmah yang terkandung dalam posisi tidur yang dianjurkan oleh Rasululloh.
Apabila Anda sedang berada dalam keramaian, tiba-tiba ada orang di dekat Anda mengalami gejala penyakit epilepsi yaitu kejang-kejang (seizures) , apa yang sebaiknya Anda lakukan ?
1. Tetap tenang, dan jangan panik.
2. Cegah cedera lebih lanjut, jaga kepala korban agar tidak membentur benda keras. Di saat kejang-kejang, kepala korban harus diberi bantalan atau disandarkan ke benda yg empuk, apabila tidak ada benda empuk disekitar Anda, bisa digunakan kaki atau paha (memangku kepala korban).
3. Jangan membatasi gerakan korban di saat kejang-kejang. jangan ditahan, biarkan badannya bergerak-gerak namun tetap dijaga agar tidak membentur benda keras.
4. Jangan memasukkan apa saja ke dalam mulut korban seperti obat, air, dan sebagainya. hal ini untuk mencegah korban supaya tidak tersedak dan menghambat pernafasan. Berilah minum apabila korban sudah memperoleh kesadarannya.
5. Berilah ruangan di sekitar korban, cegah supaya jangan sampai terlalu banyak orang yang mengerumuni korban, hal ini supaya korban dapat lebih mudah memperoleh udara segar.
6. Kejang-kejang biasanya hanya berlangsung selama kurang dari 5 menit, apabila berlangsung lebih lama dari itu, segera panggil dokter. Apabila Anda mengetahui kalau ini pertama kalinya korban mengalami kejang-kejang, segera panggil dokter.
7. Setelah korban tenang dan tidak bergerak, baringkan korban dalam recovery position jika memungkinkan. Recovery position adalah posisi tidur dengan badan menghadap ke kanan (sisi kanan badan berada di bawah), tangan menyangga kepala, dan kaki yg berada di atas ditekuk. Posisi tidur ini mirip seperti posisi tidur yg dianjurkan Nabi Muhammad SAW. Posisi ini berguna untuk mencegah ludah menghambat saluran pernafasan (saat nafas belum stabil).
Selain itu, ada hikmah lainnya dalam posisi tidur ini, yaitu :
- Jantung (berada di sisi kiri badan) berada lebih tinggi ke otak, sehingga aliran darah ke otak akan lebih lancar (karena darah tertarik gravitasi dan menuju ke tempat yg lebih rendah).
- Dengan posisi tidur ini tulang belakang akan tetap tegak dan bukan lurus sehingga terhindar dari terjadinya kelainan bentuk tulang belakang seperti sakit pinggang, hernia nukleus pulposus (pergeseran piringan tulang belakang), kifosis (bungkuk), dan lainnya.
- Posisi ini sangat dianjurkan untuk para ibu hamil karena perutnya yang sudah membesar dan akan berbahaya bila tidurnya terlentang. Resiko untuk terjadinya oedem dan varises akan membesar pada posisi terlentang akibat cairan tubuh yang sebagian besar akan tertarik oleh gravitasi dan mengumpul pada bagian - bagian tubuh yang terendah.
Banyak ulama yang menulis berbagai manfaat sholat untuk kesehatan. Kali ini akan Mei berikan sebuah tulisan yang Mei ambil dari notes Intellect Magazine di facebook. Mengutip hadis Nabi Muhammad saw bahwa sholat merupakan suatu cara penyembuhan dari berbagai macam penyakit, maka tak heran bahwa penting untuk diketahui manfaat setiap gerakan sholat dan tentunya gerakan sholat sesuai yang dilakukan oleh Nabi Muhammad. Untuk tulisan kali ini, dalam notes tersebut secara khusus membahas manfaat posisi sujud.
Medical Advantages of Sajda (Prostration)
Sajda (Prostration) is a unique position or stance in the regular prayers, which a Muslim is supposed to offer at least five times a day. Although the basic purpose of obligatory prayers is not to provide an exercise for people yet it is being increasingly recognized that it has plenty of medical advantages for the human body.
Here it is worth mentioning that Holy Prophet Muhammed (peace be upon him) has mentioned in a hadith in Ibn Maja: 'That prayer is a cure for many diseases'. The position of Sajda in which the forehead touches the ground is exclusively associated with the Muslim form of prayer.
In a Hadith narrated by Anas bin Malik (R.A.) Holy Prophet (peace be upon him) advised Muslims to perform Rukuu (bowing) and Sajda (prostration) properly. In another Hadith he (peace be upon him) advised to perform Sajda (Prostration) and Bowing calmly and to get up only when the body has come to ease. Hence the first positive effect upon a person who prostrates or does Sajda(Prostration) is that he comes nearest to Allah and hence in that condition he can supplicate.
Psychological advantage:
This is a great psychological advantage and it gives relief to the person concerned as life is full of worries and in this position he gets at least a transient refuge from the agonizing problems.
When a person goes to the position of Sajda (Prostration), his whole body is in active motion. This position can be considered as a mini dive as the musalli (one who offers prayer) goes to rest his forehead on the ground while his hands are placed at the sides. This brings most of the body muscles if not all in active motion and serves to give them some exercise. The hands are then specifically stretched out and thence the forearm as well as arm muscles are supposed to bear the weight in the Sajda (Prostration) position. It gives good exercise to the muscles of the upper limb. The Prophet (peace be upon him) in a hadith advised not to put the forearms flatly on the ground but to keep them elevated above ground and this is better for the forearm and arm muscles.
Sajda (Prostration) is a unique position as this is the only position in which brain (or head) becomes lower than the heart and hence for the first time the blood gushes towards the brain with full force whereas in all other positions (even when lying) brain is above the heart when it has to work against gravity to send blood to the brain. In the position of Sajda (Prostration) due to the increased blood supply the brain receive more nourishment and it has good effect upon memory, vision, hearing, concentration, psyche and all other cognitive abilities.
People who offer their prayers regularly have more will power and can cope with the difficulties of life in a much better manner.
They have less incidence of headaches, psychological problems and other defects of cognitive function. In the unique position of Sajda (Prostration) the neck muscles get best exercise. They have to bear the load when the forehead lies at the ground hence the neck muscles become stronger. One can note the tense pressure at the neck muscles in the position of Sajda (Prostration) specially the active motion of the neck and the facial muscles when the head is being lifted. (e.g. one inch above the ground) and it will be noticed that they are in a very active motion.
More strong cervical muscles mean the cervical vertebra will be better protected. Strength of cervical muscles is important as the head rests upon cervical vertebra supported by cervical musculature. In fact head performs rotator movements over the cervical vertebra. In any accident cervical neck examination is especially important to the physicians because of its extraordinary importance. It is uncommon that a person who offers his prayers regularly will get the usual neck myalgias or cervical spondylosis as the neck muscles particularly become very strong due to the 34 sajdas (Prostrations) offered daily in five prayers.
The unique position of Sajda (Prostration) also has positive effects upon the back muscles as while going into Sajda and getting up from it the back muscle contract actively and they become stronger. Probably it is because of this reason that a person who is regular in prayers will (rarely) get backache.
Finally it must be reminded that (even though) prayer is not meant to be an exercise, there are a lot of medical advantages associated with it. Still the best blessing is the peace of mind, which a person derives by the accomplishment of his duty to Allah by fulfilling an obligation.
Inti dari notes ini antara lain sebagai berikut :
- Secara psikologis, posisi ini membuat manusia sadar bahwa hidupnya penuh dengan kekhawatiran dan dia amat membutuhkan perlindungan dari penciptanya, Alloh subhana wa ta'ala. Dengan kesadaran ini maka dia pun meyakini bahwa hanya Alloh yang mampu melindunginya dan dia pasrah kepadaNya. Tentu saja jika sudah seperti ini maka ketenanganlah yang akan didapat. Oleh karena itu orang yang sering sholat akan mempunyai kemampuan menyelesaikan masalah dan kesulitan hidup yang lebih tinggi serta mempunyai pola pikir positif.
- Saat sujud, tubuh bergerak aktif dengan beban2 tubuh yang seluruhnya bertumpu pada bagian kepala depan dan kedua tangan pada kedua sisi tubuh. Posisi ini akan melatih kekuatan otot2 tangan yang terentang dan bagian atas tubuh. Oleh karena itu Nabi menganjurkan untuk tidak meletakkan lengan saat sujud tapi hendaknya menaikkan lengan hingga membentuk sudut yang memisahkan lengan dengan lantai.
- Posisi ini membuat otak kedudukannya lebih rendah daripada organ hati sehingga aliran darah secara keseluruhan mengalir ke otak dan tentu saja membuat otak mendapatkan nutrisi lebih banyak. Posisi otak seperti ini tak kan pernah didapatkan pada posisi lainnya bahkan saat berbaring sekalipun. Ini merupakan posisi yang bermanfaat dan mempengaruhi perbaikan memori ingatan, penglihatan, pendengaran, konsentrasi dan kemampuan kognitif lainnya.
- Orang yang sering sujud akan lebih jarang sakit kepala, jarang memiliki masalah psikologis, dan tidak mengalami gangguan fungsi kognitif. Hal ini dikarenakan otot2 leher dan wajah saat sujud lebih terlatih dan menjadi lebih kuat.
- Kekuatan otot2 dan tulang2 pada bagian tulang belakang akan semakin kuat serta terlindungi dengan posisi ini. Sehingga jangan heran bila orang yang sering sujud akan terhindar dari myalgia dan spondylosis cervical karena mereka melatih tulang dan otot2nya sebanyak 34 kali selama sehari dalam 5 waktu sholat.
- Otot2 bagian punggung pun lebih sering terkontraksi saat posisi sujud sehingga sangat jarang ditemukan orang sakit punggung atau bagian pinggang pada orang2 yang sering sujud.