1. Kanker darah (leukemia)
Ini merupakan jenis kanker yang paling banyak diderita anak (sekitar 25-30 % dari kasus kanker anak). Bila dilakukan tindakan sedini mungkin, anak bisa terbebas kanker darah 100 %.
Gejalanya :
- Wajah anak pucat, tubuhnya lesu dan lemah
- Sering mengalami perdarahan berupa bercak biru di kulit, mimisan, atau perdarahan gusi tanpa sebab yang jelas
- Sering mengalami demam
- Anak mengeluh nyeri pada tulang
- Perut anak membengkak dan terasa keras
- Terkadang ditemukan benjolan di kulit dan pembengkakan di gusi
2. Kanker bola mata (retinoblastoma)
Ini merupakan jenis kanker yang juga banyak dijumpai pada anak-anak. Pengobatan serta penanganan yang tepat dapat menyembuhkan kanker ini meskipun terkadang harus mengorbankan mata si kecil.
Gejalanya :
- Terdapat bercak putih di bagian tengah mata yang bersinar bila kena cahaya (dikatakan seperti mata kucing)
- Juling
- Penglihatan anak terganggu
3. Tumor otak
Kanker jenis ini menyerang struktur susunan saraf pusat di dalam rongga tengkorak yang dapat berakhir dengan terganggunya fungsi saraf otak.
Gejalanya :
- Pada bayi, ubun-ubun menonjol
- Anak sering mengeluh sakit kepala disertai mual dan muntah
- Penglihatan anak dapat berangsur berkurang
- Anak mengalami penurunan kesadaran atau perubahan perilaku (suka mengamuk)
- Anak mengalami gangguan keseimbangan tubuh, anggota tubuh melemah, gangguan bicara, atau kejang
4. Kanker kelenjar getah bening (limfoma maligna)
Gejalanya :
- Terjadi pembesaran kelenjar getah bening seperti di daerah leher, dada, ketiak, usus, dan selangkangan
- Pembesaran terjadi di kelenjar getah bening dalam usus, maka usus dapat tersumbat dan anak akan menderita sakit perut, muntah-muntah, dan tidak bisa buang air besar
- Pembesaran yang terjadi di daerah dada dapat membuat anak sesak napas dan mukanya membiru
5. Kanker saraf (neuroblastoma)
Kanker ini bisa terjadi di banyak organ tubuh seperti di daerah mata, leher, dada, juga bagian belakang tubuh. Tetapi pada anak sering terjadi di dekat ginjal, di daerah pinggang bagian dalam. Itu sebabnya agak sulit mendeteksi kanker ini pada anak.
Gejalanya :
- Bila terjadi di dekat ginjal, perut anak akan terlihat membesar
- Bila kanker berada di daerah mata, bola mata anak akan menonjol, pupil melebar dan kelopak matanya turun
- Bila berada di tulang belakang, kanker akan menekan saraf tulang belakang dan anak bisa lumpuh
- Penyebaran yang terjadi pada tulang bisa menyebabkan tulang anak patah tanpa sebab serta tanpa rasa nyeri
6. Kanker otot lurik (rabdomiosarkoma)
Kanker jenis ini bisa ditemui pada otot mana saja di seluruh tubuh anak. Meski yang paling banyak ditemui adalah di daerah kepala, leher, kandung kemih, prostat (kelenjar kelamin pria) dan vagina.
Gejalanya :
- Bila terjadi di rongga mata, maka mata anak akan menonjol keluar
- Bila terjadi di telinga, anak akan merasa telinganya nyeri dan keluar darah dari lubang telinga
- Bila terjadi di tenggorokan, jalan napas anak dapat tersumbat, menyebabkan radang sinus, keluar darah dari hidung (mimisan), dan anak sulit menelan
- Bila terjadi di saluran kemih, anak akan sulit buang air kecil dan air seninya pun berdarah
- Bila mengenai saluran pencernaan, anak dapat mengalami gangguan buang air besar
- Bila mengenai otot, anggota gerak anak akan membengkak
7. Kanker tulang (osteosarkoma)
Jenis kanker ini bisa menyerang setiap bagian tulang dalam tubuh anak namun yang terbanyak ditemukan pada tungkai, lengan, dan pinggul.
Gejalanya :
Si kecil mengalami pembengkakan pada daerah seputar tulang yang terkena dan dapat disertai rasa nyeri.
Sumber : Konsultasi Klinik Rumah Sakit Kanker "Dharmais", Jakarta.
Angka kejadian keganasan pada penis tidak terlalu besar, di Amerika sekitar 1-2 diantara 100.000 pria. Biasanya terjadi pada pria berusia lebih dari 40 tahun. Jenis paling sering adalah jenis squamous cell carcinoma, kemudian jenis lain adalah melanoma. Salah satu faktor yang dapat mencegah terjadinya hal ini adalah sirkumsisi (sunat). Pria yang sudah menjalani sunat terutama pada saat bayi atau anak-anak, kemungkinan mengalami kanker penis berkurang sedangkan sunat pada usia dewasa tidak signifikan dalam mengurangi kemungkinan terjadinya kanker.
Gejala terjadinya kanker pada penis diantaranya bengkak pada penis meskipun tidak dalam kondisi ereksi. Selain itu terdapat tanda-tanda radang seperti nyeri atau terdapat luka pada penis dengan sebab yang tidak jelas. Selain itu mungkin terdapat semacam kutil pada kulit penis atau luka pada kulit penis yang tak kunjung sembuh dan tak terasa nyeri. Perubahan warna pada kulit penis juga dapat menjadi tanda awalnya. Gejala lain adalah terdapat benjolan pada lipat paha, artinya terjadi pembesaran kelenjar getah bening pada daerah tersebut. Kondisi ini menandakan bahwa stadium kanker sudah dalam taraf lanjut.
Stadium kanker pada penis terbagi 5 yaitu
- Stadium 0 atau in situ, sel kanker hanya terletak pada bagian kulit penis
- Stadium 1 sel kanker sudah menyebar ke jaringan ikat dibawah kulit penis
- Stadium 2 sel kanker sudah menyebar pada jaringan di penis dan menyebar ke kelenjar getah bening pada salah satu sisi pangkal paha
- Stadium 3 sel kanker sudah menyebar ke kedua sisi pangkal pangkal paha atau menyebar ke uretra (saluran kencing) atau ke kelenjar prostat.
- Stadium 4 sel kanker telah menyebar ke organ lain di dalam panggul atau sudah menyebar hingga ke tempat lain di dalam tubuh.
Untuk mengetahui ada tidaknya kanker pada penis dilakukan pemeriksaan fisik. Untuk menyingkirkan faktor lain, kemungkinan dokter juga melakukan USG atau MRI. Pemeriksaan pasti mengetahui adanya kanker dengan biopsi.
Keberhasilan pengobatan tergantung pada stadium, lokasi dan besarnya kanker. Pengobatan untuk mengatasi kanker tergantung pada stadium kanker. Bila masih dalam stadium 1 maka terapinya pembedahan. Terdapat berbagai jenis teknik bedah hingga jika diperlukan dilakukan amputasi penis, hal ini tergantung kondisi tumor dan stadiumnya.
Selain pembedahan, dapat dilakukan radiasi untuk mematikan sel tumor yang tersisa. Sedangkan untuk mematikan sel tumor yang mungkin sudah menyebar ke organ tubuh lain dilakukan kemoterapi. Jika kanker ditemukan dalam stadium awal dan belum menyebar ke kelenjar getah bening di lipatan paha atau ke organ lain, maka kemungkinan penyembuhan cukup besar. Sebaliknya jika sudah menyebar, kemungkinan bertahan hidup juga berkurang.
Hingga saat ini belum diketahui secara pasti penyebab kanker penis, beberapa hal diketahui menjadi faktor resiko penyakit ini, diantaranya :
- usia tua
- pria yang tak menjalani sunat
- kebersihan daerah kemaluan yang tak terjaga
- infeksi Human Papilloa Virus, biasanya tertular melalui hubungan intim bebas
- merokok
- kondisi fimosis atau tertutupnya saluran pembuangan akibat lubang pada kulit bagian depan yang menutup sehingga sulit buang air kecil.
Penyebab kanker usus besar masih menjadi pertanyaan. Ada banyak faktor yang diduga menjadi penyebab. Diantaranya merokok, kurang asupan serat, banyak mengkonsumsi lemak dan minum alkohol.
Gejala yang muncul pada tahap awal biasanya tidak signifikan dan bervariasi, bergantung pada ukuran dan lokasi kanker. Gejala itu diantaranya :
- Perubahan pola buang air besar (BAB) berupa diare atau konstipasi (sulit BAB). Kepadatan kotoran juga berubah, menjadi lebih lunak atau keras. Hal itu berlangsung dalam beberapa minggu.
- Perdarahan dari anus atau terdapat darah dan lendir di kotoran. Sebagai catatan, tidak semua perdarahan di anus merupakan tanda keganasan, dapat saja hanya hemoroid.
- Perasaan tidak nyaman yang dirasakan menetap misalnya terasa penuh terus menerus.
- Nyeri di daerah perut pada saat BAB.
- Berat badan menurun tanpa sebab yang jelas.
Terdapat beberapa faktor resiko yang diduga menyebabkan kanker usus besar. Meskipun demikian bukan berarti mereka yang memiliki resiko pasti menderita penyakit ini.
1. Usia, orang yang berusia di atas 50 tahun rentan menderita kanker usus besar
2. Riwayat menderita polip usus sebelumnya
3. Riwayat penyakit radang saluran cerna, misalnya penyakit kolitis ulseratif atau penyakit Chron's dalam waktu lama
4. Riwayat keluarga menderita kanker usus besar
5. Diet randah serat, tinggi kolesterol dan kalori.
6. Gaya hidup kurang gerak mengakibatkan kotoran tertahan di usus besar sehingga berisiko menimbulkan kanker di daerah tersebut.
7. Rokok dan alkohol
Untuk menetukan kepastian seseorang menderita kanker usus, ada beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan. Penderita mungkin akan merasa malu atau tidak nyaman dengan pemeriksaan ini. Sebaiknya sebelum menjalani pemeriksaan, bicarakan hal tersebut dengan dokter sehingga mendapatkan gambaran yang jelas.
1. Darah samar dalam tinja melalui laboratorium.
2. Kolonoskopi dengan memasukkan kamera kecil melalui anus sehingga dokter mendapatkan gambaran di dalam anus.
3. Pemeriksaan barium enema. Dokter dapat melakukan evaluasi gambaran isi saluran pencernaan yang sudah diberi kontras dengan foto roentgen.
4. Colok dubur dilakukan untuk memeriksa kondisi saluran cerna bagian ujung
5. Penanda tumor melalui pemeriksaan kadar enzim CEA. Jika meningkat, besar kecurigaan terhadap kanker usus besar.
Untuk mengatasi kanker usus besar, beberapa pengobatan dapat dilakukan. Diantaranya pembedahan, kemoterapi, dan radioterapi. Masing-masing penderita mungkin saja mendapatkan pengobatan yang berbeda, tergantung kondisi dan derajat kanker.
Pembedahan merupakan pilihan pertama pengobatan kanker usus besar. Dilakukan untuk membuang kanker dari jaringan yang masih sehat. Pada beberapa penderita yang sudah parah maka pembuangan tinja tidak lagi melalui anus melainkan dibuat saluran pembuangan lain yang dikenal dengan kolostomi. Jika masih dalam stadium awal, setelah kanker dibuang penderita dapat BAB melalui anus.
Jika sel kanker sudah menyebar dan sudah masuk stadium akhir, pembedahan dilakukan sebagai terapi paliatif. Bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup penderita, bukan untuk menyembuhkan. Misalnya untuk mengurangi nyeri atau perdarahan.
Kemoterapi merupakan kelanjutan dari terapi pembedahan. Penderita diberikan obat untuk membunuh sel kanker. Pada stadium lanjut, ketika tindakan pembedahan tidak lagi memungkinkan maka kemoterapi menjadi pilihan terapi. Efek samping diantaranya mual, muntah rambut rontok, dan diare. Penderita sebaiknya berdiskusi dengan dokter untuk mengantisipasi efek samping yang muncul.
Radiasi menggunakan sinar X untuk menghancurkan sel kanker. Radiasi menjadi pilihan terutama untuk kanker yang berada di bagian ujung saluran cerna. Radiasi dapat dilakukan sebelum pembedahan agar sel tumor mengecil sehingga mudah dilakukan pembedahan. Dapat juga dilakukan setelah pembedahan untuk menghilangkan sel kanker yang masih tersisa. Efek sampingnya adalah diare, perdarahan anus, dan mual. Selain itu dapat menyebabkan kematian jaringan sehat di sekitar sel kanker.
Ada beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mendeteksi secara dini kanker usus besar. Dianjurkan untuk mereka yang berusia di atas 50 tahun dan dilakukan setiap tahun pada mereka dengan risiko tinggi.
- Pemeriksaan darah samar tinja
- Pemeriksaan sigmoidoskopi
- Pemeriksaan barium enema
- Pemeriksaan kolonoskopi
Penyebab kanker usus besar adalah pola hidup yang buruk, terutama pola makan. Untuk itu ada beberapa hal yang harus dilakukan dan dihindari untuk mencegah kanker usus besar, yaitu :
- Konsumsi buah dan sayuran karena banyak mengandung serat dan antioksidan yang diperkirakan dapat mencegah kanker
- Batasi konsumsi lemak terutama jenis lemak tersaturasi misalnya daging sapi, kambing dan keju
- Hindari rokok dan alkohol.
- tetaplah beraktivitas dan mempertahankan berat badan. Jika memungkinkan lakukan olahraga 30 menit dalam sehari.
Bila ada gejala atau tanda demikian maka orangtua perlu segera membawa anaknya ke dokter. Pemeriksaan harus lengkap untuk menegakkan diagnosis dengan pemeriksaan laboratorium supaya bisa dicegah lebih awal.
Leukemia bisa dicegah dan disembuhkan jika diketahui pada stadium dini. Namun, inilah masalahnya, kebanyakan orang tua baru membawa anaknya ke rumah sakit ketika penyakit leukimia anaknya sudah mencapai stadium 2 atau 3. Pengobatan penyakit leukemia memerlukan waktu yang lama. Paling cepat lima tahun bahkan bisa lebih apalagi jika saat ditemukan penyakitnya sudah mencapai stadium tiga. Anak harus diobati secara rutin dengan harapan penyakit kankernya hilang sama sekali.
Saat ini pengobatan kemoterapi masih menjadi langkah utama dalam mengatasi kanker. namun sesungguhnya kemoterapi untuk penderita kanker termasuk kanker anak tidak membuat sel-sel kanker itu mati melainkan tidur. Bila sel-sel itu tidur selama lima tahun dan tidak berkembang maka dikatakan sel itu sudah mati. Apabila selama lima tahun atau lebih tidak ditemukan kelainan lagi pada si penderita maka dapat dikatakan ia sudah sembuh dari penyakitnya.
Penemuan kanker sejak dini dan pengobatan yang teratur pula yang menjadi kunci penyembuhan leukemia.
1. Lemah, pucat, mudah lelah, serta denyut jantung meningkat. Keadaan ini terjadi karena jumlah sel darah merah yang berkurang akibat terdesak oleh sel-sel darah putih yang abnormal.
2. Sering demam dan mengalami infeksi. Keadaan ini disebabkan oleh karena berkurangnya jumlah sel darah putih normal yang bertugas sebagai pelindung untuk melawan organisme penyebab penyakit.
3. Tampak biru-biru di beberapa bagian tubuh, bintik-bintik merah, mimisan, serta gusi berdarah. Keadaan ini karena berkurangnya jumlah trombosit.
4. Merasakan nyeri pada tulang. Keadaan ini akibat sudah menyebarnya sel-sel blast ke dalam tulang.
5. Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar limfe. Keadaan ini juga terjadi akibat sudah menyebarnya sel-sel blast (sel muda) ke dalam organ -organ di atas.
Gejala yang timbul antara satu anak penderita leukemia dengan anak lainnya tidak selalu sama dan gejala tersebut tidak selalu timbul secara bersamaan.
Semua sel kanker dari leukemia berasal dari satu sel dan menghasilkan keturunan dengan gen yang sama sehingga dapat diidentifikasi. Misalnya sel induk kanker mempunyai sifat CD3+ maka semua anak sel kankernya memiliki CD3+.
Secara garis besar, leukemia dibedakan menjadi leukemia akut dan kronik. Perjalanan penyakit pada leukemia kronik lama dan cenderung tidak bergejala dibandingkan leukemia akut. Meskipun demikian, kemungkinan sembuh leukemia akut lebih besar dibandingkan leukemia kronik yang mudah kambuh. Penggolongan selanjutnya berdasarkan jenis sel kanker yaitu limfoblastik atau mielositik.
Penyebab pasti leukemia belum dapat ditentukan. Sel darah mudah dapat menjadi sel kanker diperkirakan karena gen sel tersebut mengalami mutasi (perubahan) berulangkali sehingga berubah sifatnya dan menjadi ganas. Jadi sebenarnya sel darah perlu waktu bertahun-tahun untuk berubah menjadi sel kanker. Sebenarnya tubuh sudah mempunyai mekanisme pertahanan terhadap sel yang mengalami perubahan tersebut karena sel yang demikian dianggap abnormal. Tugas itu dilakukan oleh sel limfosit yang juga berada dalam darah. Karena perubahan sel berjalan perlahan dan berulangkali dalam waktu yang lama maka limfosit gagal mengenali sel tersebut sebagai sel abnormal yang perlu dibasmi.
Perubahan gen pada leukemia disebabkan oleh banyak faktor. Beberapa halpenting yang berpengaruh adalah paparan terhadap zat karsinogenik (zat yang dapat menyebabkan atau memberi kontribusi terbentuknya kanker) dan susunan genetik. Karsinogenik yang terbukti terkait erat dengan leukemia adalah benzena (pelarut dalam industri yang berperan dalam pembuatan plastik dan karet sintetis), rokok, asbes, serta radioaktif. Infeksi virus juga dapat menyebabkan perubahan gen. Virus yang dimaksud adalah virus Epstein Barr (EBV).
Mengenai susunan genetik, memang terdapat kecenderungan etnis dalam hal kerentanan terhadap kanker tertentu. Untuk kasus leukemia, belum ada bukti yang menunjukkan kecenderungan seperti itu. Walaupun leukemia dilatarbelakangi perubahan gen, leukemia bukanlah penyakit keturunan karena setiap individu mempunyai gen yang berbeda, tidak ada yang persis sama. Hal yang benar adalah susunan gen individu tertentu memang lebih rentan untuk menderita leukemia. Sayangnya, belum ada penelitian yang dapat mengidentifikasi gen spesifik yang rentan leukemia.
Pada dasarnya gejala dan tanda leukemia muncul sebagai akibat dari bertambah banyaknya sel leukemia itu sendirinserta "racun" yang dikeluarkan oleh sel kanker. Sel kanker menyebabkan terdesaknya pertumbuhan sel darah di sumsum tulang sehingga tidak heran kalau pasien leukemia mengalami anemia sehingga lemas dan pucat.
Racun yang dimaksudkan adalah sitokin seperti interleukin atau tumor necrosing factor (TNF). Sitokinlah yang dapat menyebabkan demam, berat badan turun, dan tidak nafsu makan. Gejala lain adalah sakit kepala, nyeri tulang, serta pembengkakkan kelenjar yang biasanya terdapat di ketiak atau leher. Biasanya gejala tersebut tidak begitu kelihatan pada kasus leukimia kronik. Sebaliknya pada leukimia akut, tandanya sangat nyata karena sel kanker aktif memproduksi sitokin.
Pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis leukemia adalah pemeriksaan darah yang terdiri dari tes laboratorium rutin (hitung jumlah sel darah), sitologi dan morfologi (menggunakan mikroskop), pemeriksaan imunologis, dan pemeriksaan genetik (kromosom). Selain pemeriksaan darah diperlukan juga pemeriksaan sumsum tulang.
Tatalaksana leukemia berbeda tergantung jenis dan stadiumnya. Pengobatan leukemia kronis tidak seagresif leukemia akut. Untuk leukemia kronik, obat yang diberikan lebih sederhana dan dapat diberikan per oral (diminum) seperti hidrea dan klorambusil. Tujuannya hanya sebatas mengendalikan pertumbuhan sel kanker. Leukemia kronis dalam perjalanannya dapat kambuh dan menjadi leukemia akut. Pada episode kambuh tersebut, maka pengobatan yang dilakukan sesuai dengan terapi leukimia akut.
Untuk leukemia akut, terapi bertujuan untuk menghancurkan sel-sel kanker sampai habis (remisi). Pelaksanaannya bertahap dan terdiri atas beberapa siklus. Tahapnya adalah induksi (awal), konsolidasi, dan pemeliharaan. Tahap induksi bertujuan memusnahkan sel kanker secara progresif. tahap konsolidasi untuk memberantas sisa sel kanker agar tercapai remisi sempurna, biasanya terdiri atas 2 siklus. Tahap pemeliharaan untuk menjaga agar tetap remisi dan mencegah kambuh. Terapi yang tersedia adalah kemoterapi, radioterapi, atau ditambah dengan transplantasi sumsum tulang. Saat pasien sudah dianggap bersih dari sel kanker maka diberikan transplantasi sumsum tulang. Apabila berhasil sampai tahap itu, kemungkinan sembuh sebesar 70-80% tapi masih mungkin kambuh karena kemungkinan masih adanya sisa sel kanker di sumsum tulang. Kalau tidak transplantasi, kemungkinan sembuh hanya 40-50%.
Pengobatan suportif sangat penting bagi pasien leukemia. Hal itu karena penyebab kematian terbanyak bukan karena leukemia itu sendiri melainkan akibat faktor penyulit (komplikasi) seperti infeksi, perdarahan, atau trombosis (pembekuan darah). Pengobatan suportif bertujuan utnuk mencegah dan mengobati infeksi, memberikan gizi yang baik, mencegah perdarahan, dan menjaga ketahanan tubuh. Daya tahan tubuh (imunitas) sangat penting karena leukemia mudah sekali kambuh bila imunitas pasien menurun.
1. Leukemia Limfositik Akut (LLA) merupakan tipe leukemia paling sering pada anak. Penyakit ini juga terdapat pada orang dewasa terutama yang telah berumur 65 tahun atau lebih.
2. Leukemia Mielositik Akut (LMA) lebih sering terjadi pada orang dewasa daripada anak-anak. Tipe ini dulu disebut leukemia nonlimfositik akut.
3. Leukemia Limfositik Kronik (LLK) sering diderita oleh orang dewasa berumur lebih dari 55 tahun. Kadang-kadang juga diderita oleh dewasa muda dan hampir tidak ada pada anak-anak.
4. Leukimia Mielositik Kronik (LMK) sering terjadi pada orang dewasa. Dapat juga terjadi pada anak-anak namun sangat sedikit.
Tipe yang sering diderita orang dewasa adalah LMA dan LLK, sedangkan LLA sering terjadi pada anak-anak.
Dalam tulisan yang disampaikan di International Union of Psylogical Science (IUPsyS) Congress, Beijing, tahun 2005, berjudul Resiliency And Helplessness : A Further Study On Families That Live On Riverbank Areas In Jakarta, Monty P. Satiadarma mendefinisikan resiliensi sebagai kemampuan individu untuk bertahan bahkan tetap tumbuh dan berkembang di tengah kondisi hidup yang penuh dengan tekanan. Sementara J. L. Johnson dan M.D. Glantz dalam tulisan yang berjudul Resilience And Development Positive Life Adaptations (termuat dalam buku H.B. Kaplan, 1999, Toward An Understanding of Resilience : A Critical Review of Definitions And Models, halaman 17 – 84), menjelaskan bahwa resiliensi merupakan kemampuan individu dalam mempertahankan keseimbangan diri dari waktu ke waktu yang dilandasi oleh tercapainya integrasi kepribadian. Ada sejumlah pakar (seperti E.P. Sarafino, 1994, dalam buku berjudul Health Psychology : Biopsychosocial Interactions) yang beranggapan bahwa resiliensi sama halnya dengan ketangguhan. S.C. Kobasa dalam tulisan yang berjudul Stressful Life events, Personality, And Health : An Inquiry into Hardiness, yang dimuat dalam Journal of Personality and Social Psychology, 37, halaman 1 – 11, tahun 1979, berdasarkan penelitian yang dilakukannya secara ekstensif memperoleh kesimpulan bahwa mereka yang memiliki resiliensi tinggi cenderung lebih tangguh menghadapi penyakit daripada mereka yang memiliki resiliensi rendah. Tinggi rendahnya resiliensi dalam hal ini diukur dari frekuensi keluhan dan bobot keluhan yang diukur melalui satuan skala (misalnya pasien diminta memberikan skor tertentu akan sakit yang mereka alami, skor berkisar 0 – 10, 10 = sakit yang dirasakan tak tertanggulangi). Monty P. Satiadarma dalam tulisan yang berjudul Resilience of Indonesian City_riverbank Families : A study On Families Who Live On Ciliwung Riverbank, yang disampaikan pada International Society for The Study of Behavioural Development (ISSBD) Congress, Beijing, tahun 2000, berdasarkan penelitian yang dilakukannya atas 157 penduduk bantaran sungai, memperoleh gambaran bahwa besaran penghasilan dan tingkat pendidikan mempengaruhi resiliensi individu dalam menghadapi tekanan hidup.
Kondisi ekonomi dan pendidikan semata – mata tidak cukup memberikan sumbangan yang berarti bagi aspek resiliensi individu dalam mengatasi penderitaan sakit kanker. Upaya penderita memerangi penyakit kanker membutuhkan dukungan psikologis yang amat besar dari keluarga. Ragam telaah ilmiah sebelumnya, seperti yang dinyatakan oleh N. Garmezy dan M. Rutter dalam tulisan yang berjudul Stress, Coping, and Development In children, yang dimuat dalam buku Stressors of Childhood, terbit tahun 1983, mengemukakan bahwa keluarga berperan besar dalam membentuk pribadi resilien dalam perkembangan anak menuju ke kedewasaan. Dukungan keluarga mempengaruhi terbentuknya integritas kepribadian dan pola pikir positif pada individu dalam proses perkembangannya. Demikian pula dalam menghadapi penyakit kanker, kehadiran keluarga akan sangat membantu pasien dalam mengatasi perasaan tertekan yang harus dia hadapi akibat penyakitnya itu sendiri, akibat keterbatasan ekonomi dan akibat perubahan pola hidup selama menjalani pengobatan.
Di samping itu, peran tenaga kesehatan di rumah sakit memberikan dampak besar bagi pasien. Fishman dan Berger (2000) mengemukakan bahwa langkah penting tenaga kesehatan dalam hal ini selayaknya lebih diarahkan untuk mengatasi penderitaan pasien akibat rasa terisolir daripada mengatasi penyakitnya itu sendiri. Tanpa mengabaikan aspek medis tentunya, para tenaga kesehatan perlu menyadari bahwa sebagian besar pasien relatif merasa terisolir dari lingkungan sosial karena adanya ragam pembatasan dan perubahan gaya hidup, dan rasa terisolir itu memberi pengaruh negatif terhadap ketahanan fisik pasien. Padahal proses pengobatan tidak sekedar diarahkan untuk mematikan sel kanker tetapi juga menghambat perkembangannya dengan jalan meningkatkan ketahanan pasien. Perasaan terbebani yang dialami oleh pasien dapat dikurangi dengan jalan memberikan perhatian lebih besar pada pasien, mendampingi pasien dalam kesendiriannya, dan mendengarkan keluh kesah pasien. Keterbatasan tenaga kesehatan yang tersedia di rumah sakit tentunya merupakan kendala tersendiri yang harus diatasi. Oleh karena itu bantuan dari keluarga akan memberikan sumbangan yang amat berarti bagi pasien dalam menghadapi penyakitnya, baik kemungkinan untuk bertahan relatif lebih besar maupun peluang untuk bertahan relatif kecil.
Ragam keluh kesah pasien, seperti perasaan tidak berdaya, perasaan menyulitkan dan membebani keluarga, perasaan menyesal karena menjalani kehidupan yang tidak sehat, dan kecemasan menghadapi kematian, merupakan ungkapan – ungkapan yang sering diutarakan pasien khususnya dalam keputus-asaan mereka dalam memerangi penyakitnya. Sebaliknya, kebermaknaan hidup merupakan hal yang paling didambakan oleh pasien dalam menghadapi peluang hidupnya yang semakin kecil akibat penderitaan dan deraan sakit. Refleksi atau umpan balik dari pihak keluarga serta tenaga kesehatan bagi pasien tentang hal – hal yang pernah dicapai pasien selama menjalani hidupnya merupakan bentuk dukungan psikologis yang bermanfaat bagi pasien. Pengumpulan ingatan akan hasil – hasil yang pernah dicapai selama hidup menggugah perasaan bermakna dalam diri pasien dan kondisi ini mempengaruhi tergugahnya pola piker positif.
Akan tetapi pada kenyataannya yang sering terjadi adalah keluarga cenderung memberikan ragam saran penyembuhan secara fisik yang kurang memperhatikan gejolak psikologis yang sedang dialami pasien. Anggota keluarga yang sesungguhnya berniat baik membesuk dan menemani acapkali mengemukakan saran – saran terapi alternatif tanpa dilandasi bukti akurat. Sering terdengar anggota keluarga menyarankan pasien mengkonsumsi dedaunan atau buah – buahan tertentu tanpa akurasi ukuran dan rentang masa terapi. Ketika dalam rentang masa tertentu pasien belum merasakan perubahan maka yang muncul adalah rasa frustasi dan hal ini cenderung menambah beban penderitaan bagi pasien. Oleh karena itu, saat memberikan dukungan psikologis pada pasien yang tengah menghadapi penderitaan penyakit kronis dan mematikan seperti kanker, perlu dipertimbangkan agar tidak terburu – buru mengemukakan saran tanpa landasan pengetahuan yang akurat. Tenaga kesehatan perlu lebih memperhatikan aspek psikologis penderita disamping menguapayakan penyembuhan melalui bantuan medis. Dukungan eksternal yang lebih bersifat mendengarkan akan lebih bermanfaat daripada secara awam memberikan beragam saran yang mengandung resiko menimbulkan rasa frustasi.
Pasien sendiri hendaknya menjalani terapi sesuai petunjuk tenaga kesehatan dan tidak terburu – buru memanfaatkan saran awam tanpa informasi yang cukup akurat. Pasien perlu mengumpulkan ulang ingatan tentang prestasi yang pernah dicapai dan menghindari penyesalan hidup berlarut – larut karena penyesalan tersebut tidak akan membantu dalam menghadapi tantangan penderitaan sakit. Pasien perlu mempertimbangkan kemungkinan – kemungkinan yang masih mampu dilaksanakan dalam berbagai keterbatasan yang ia alami dan ia juga perlu menyesuaikan diri denganberagam keterbatasan tersebut. Singkatnya, dibutuhkankeberanian yang besar dalam menghadapi ragam tantangan penderitaan.
Stereotaktik merupakan suatu metode utk imobilisasi dan lokalisasi suatu kelainan di kepala dgn presisi tinggi (tingkat keakuratan <1 mm) dalam bidang 3 dimensi. Keberadaan teknologi baru di Departemen Radioterapi RSCM ini sudah ada sejak akhir tahun 2008. Cara penyinaran SRS berbeda dgn cara konvensional yg harus melakukan penyinaran sampai dgn 25-30 kali,dgn SRS cukup sekali tetapi efek yg dihasilkan sama dgn radiasi biasa.
SRS dapat digunakan utk mengobati kelainan2 tumor di kepala dgn ukuran maksimal tidak lebih dari 3 cm. Jenis tumor yg dapat dilakukan tindakan SRS umumnya ditujukan utk tumor yg mempunyai pertumbuhan lambat (slow growing tumor). Selain itu SRS juga dapat digunakan utk pengobatan jenis tumor jinak tetapi mengganggu di kepala dan pasien tidak bisa dioperasi. Dgn hadirnya SRS,maka pengobatan utk kelainan tumor maupun bukan tumor,misalnya pd kelainan pembuluh darah,dapat dilakukan. Kegunaan SRS adalah utk mematikan sel2 tumor dan kelainan2 lainnya pd otak.
Semua proses teknologi SRS berjalan secara komputerisasi sehingga diharapkan dapat mengurangi human error. Efek sampingnya tergantung dari letak dan lokasi tumor. Biasanya utk meminimalkan efek samping,setelah melakukan SRS ini,pasien akan diinapkan selama sehari utk observasi dgn cara pemberian obat dan pengamatan secara objektif.
SRS dapat dipakai oleh semua kalangan dan usia. Namun bila dipakaikan pd anak2 tentunya tidak praktis karena anak2 sangat tidak nyaman dgn lamanya proses yg dijalankan,memakan waktu >3 jam dan tetap dalam keadaan sadar. Tidak perlu persiapan khusus utk SRS. Efektifitasnya tergantung pd jenis penyakit,lokasi,dan ukuran tumor. Jika tumor kecil dan berada pd daerah yg cukup aman dan tidak membahayakan,dapat dilakukan SRS dgn pemberian dosis tinggi. Namun jika tumor besar dan berada dekat dgn organ kritis,mata misalnya,tentu dosisnya berbeda. Respon yg diberikan setelah dilakukannya SRS berbeda2,ada yg memberikan respon perbaikan gejala klinis setelah beberapa hari,namun ada yg responnya berangsur2,setelah 2 bulan baru didapatkan tumornya menghilang.
PROSEDUR MENJALANI SRS
1. Pasien datang ke RS dgn membawa surat pengantar dari dokter dan mendaftar ke resepsionis.
2. Setelah ditemukan adanya indikasi utk SRS melalui pembicaraan kasus oleh Tim Stereotaktik RSCM,pasien dipertemukan dgn tim dokter utk diberitahukan prosedur apa saja yg akan dilalui saat melakukan SRS.
3. Pd hari yg dijadwalkan,pasien memulai prosedur SRS dgn pemasangan frame stereotaktik. Frame ini kaku dan ditempelkan ke kepala menggunakan 4 buah pin. Pemasangannya dilakukan oleh dokter spesialis bedah saraf dan menggunakan bius lokal.
4. Pasien kemudian menjalani CT scan. Hasilnya akan dikirim ke treatment planning computer system dan digunakan utk lokalisasi target,perhitungan dosis,dan jumlah serta arah sinar yg akan diberikan.
5. Setelah perhitungan selesai,pasien menjalani verifikasi dan penyinaran. Pasien dirawat selama sehari utk observasi dan diberikan obat2an suportif.
KARAKTERISTIK DNA SEL KANKER.
Perbedaan utama antara sel kanker dan sel normal adalah :
1. Sel kanker tidak mematuhi batas pertumbuhan sel yg biasa karena sel tidak membutuhkan semua faktor pertumbuhan yg sama,yg dibutuhkan utk menyebabkan pertumbuhan sel yg normal.
2. Sel kanker jauh kurang melekat satu sama lain dibandingkan sel normal. Oleh karena itu,sel kanker memiliki kecenderungan dapat mengembara di seluruh jaringan,memasuki aliran darah,dan diangkut ke seluruh tubuh dan akan membentuk bibit utk sejumlah pertumbuhan kanker yg baru.
3. Beberapa kanker menghasilkan faktor angiogenik yg menyebabkan banyak pembuluh darah baru tumbuh ke dalam jaringan kanker sehingga mensuplai makanan yg diperlukan utk pertumbuhan sel kanker.
MENGAPA SEL KANKER MEMBUNUH ?
Jaringan kanker berkompetisi dgn jaringan normal utk makanan. Karena sel kanker terus berproliferasi (membelah diri) utk jangka waktu yg tidak terbatas,jumlah sel kanker bertambah setiap hari,sel kanker membutuhkan segera semua makanan yg tersedia utk tubuh dan utk bagian penting tubuh. Akibatnya, jaringan normal secara bertahap mengalami kematian akibat kekurangan makanan.
Pd semua kasus kanker disebabkan oleh mutasi (aktivasi abnormal gen selular yg mengendalikan pertumbuhan sel dan mitosisnya). Gen abnormal disebut onkogen. Di dalam semua sel juga ditemukan antionkogen,yg menekan aktivasi dari onkogen tertentu. Oleh karena itu,hilangnya atau inaktivasi dari antionkogen dapat memungkinkan aktivasi dari onkogen dan mengarah kpd kanker. Hanya sejumlah kecil dari sel yg bermutasi di dalam tubuh pernah mengarah kpd kanker. Ada beberapa alasan utk keadaan tersebut.
- Sebagian besar sel yg bermutasi memiliki kemampuan hidup yg kurang dibandingkan sel normal dan oleh karena itu akan mati.
- Hanya sebagian dari sel yg bermutasi dan bertahan hidup itu menjadi kanker karena sebagian besar sel yg bermutasi pun masih memiliki kontrol umpan balik normal yg mencegah pertumbuhan berlebihan.
- Sel2 yg berpotensi menjadi kanker seringkali dihancurkan sistem kekebalan tubuh sebelum sel tersebut tumbuh menjadi kanker. Keadaan ini terjadi dgn cara sebagian sel yg bermutasi membentuk protein abnormal di dalam badan selnya karena terjadi perubahan pd gen,dan protein ini kemudian akan menstimulasi sistem kekebalan tubuh,menyebabkan tubuh membentuk antibodi atau mensensitisasi limfosit melawan sel kanker dan membasmi sel itu.
- Beberapa onkogen aktif yg berbeda diperlukan semuanya pd saat yg sama utk menimbulkan kanker.
Bila seseorang menyadari bahwa bertriliun2 sel baru dibentuk setiap tahun dalam tubuh manusia,maka timbul pertanyaan : Mengapa kita semua tidak menghasilkan berbiliun2 sel mutasi yg cenderung menjadi kanker ? Jawabannya adalah adanya suatu ketelitian yg luar biasa pd rantai kromosom DNA direplikasi dalam setiap sel sebelum mitosis berlangsung dan proses koreksi cetakan akan memotong serta memperbaiki setiap rantai DNA abnormal sebelum proses mitosis diizinkan berlanjut. Namun,walaupun semua pencegahan diwarisi oleh sel,satu sel yg baru dibentuk dalam setiap beberapa juta sel mungkin masih memiliki karakteristik mutan yg bermakna. Jadi,semata2 hanya kesempatanlah yg diperlukan utk terjadinya mutasi. Namun kemungkinan mutasi dapat ditingkatkan berkali2 lipat bila seseorang terpapar dgn faktor2 kimia,fisik,atau biologis tertentu. Beberapa diantaranya yaitu :
1. Radio ionisasi seperti sinar-X,sinar gamma,dan partikel radiasi dari bahan radioaktif,bahkan sinar ultraviolet. Pembentukan ion dalam sel2 jaringan di bawah pengaruh radiasi bersifat sangat reaktif dan dapat menghancurkan rantai DNA,sehingga menyebabkan banyak mutasi.
2. Beberapa bahan kimia jenis tertentu. Berdasarkan sejarah,berbagai turunan bahan pewarna anilin cenderung menyebabkan kanker. Bahan kimia yg dapat menyebabkan mutasi disebut karsinogen. Karsinogen mematikan terbesar adalah asap rokok.
3. Bahan iritan fisik seperti abrasi yg terus berlanjut pd saluran pencernaan oleh beberapa jenis makanan. Kerusakan jaringan dapat menuju penggantian mitosis yg cepat pd sel. Semakin cepat mitosis,semakin besar kemungkinan mutasi.
4. Adanya kecenderungan herediter terhadap kanker yg kuat. Sebagian besar kanker membutuhkan tidak hanya satu mutasi tetapi dua atau lebih mutasi sebelum terjadi kanker. Pd keluarga yg memiliki kecenderungan terhadap kanker,kemungkinan satu gen atau lebih sudah bermutasi dalam genom yg diwarisi. Oleh karena itu,mutasi tambahan yg jauh lebih sedikit harus terjadi pd orang tersebut sebelum kanker mulai tumbuh.
5. Beberapa jenis virus dapat menyebabkan beberapa jenis kanker,termasuk leukemia.
Pd kasus virus DNA,rantai DNA virus dapat menyisipkan dirinya sendiri ke dalam salah satu kromosom dan menyebabkan mutasi yg mengarah pd kanker. Pd kasus virus RNA,beberapa virus membawa suatu enzim yaitu transkriptase pembalik (reverse transcriptase) sehingga dapat menyebabkan DNA ditranskripsi dari RNA. Kemudian DNA yg ditranskripsikan ini dapat menyisipkan dirinya sendiri ke dalam genom sehingga mengarah pd bentuk kanker.
Sampai saat ini masih ada anggapan bahwa leukemia (kanker darah) pasti berakibat kematian padahal utk saat ini,dgn adanya kemajuan pengobatan leukemia,angka kesembuhan sudah mencapai 80%. Meskipun utk sembuh memang perlu menunggu waktu lama bahkan sampai 10 tahun pengobatan. Pengobatan yg dijalani bukanlah operasi atau penyinaran,melainkan kemoterapi (menyuntikkan atau mengkonsumsi obat2 anti kanker). Hal ini karena leukemia berasal dari sel2 darah yg pertumbuhannya menyimpang kemudian bergerak dan beredar ke seluruh tubuh. Oleh karena itu diberikan pengobatan yg dapat mengikuti aliran darah seperti obat2 yg disuntikkan langsung atau diminum,sehingga dapat beredar ke seluruh tubuh maupun ke tempat2 khusus seperti rongga cairan otak.
Lama pengobatan leukemia akut biasanya 2 tahun,terutama jenis leukemia limfoblastik akut. Utk leukemia mieloblastik akut bisa dilakukan 2 tahun tapi bisa juga 3 bulan dgn pengobatan yg sangat agresif (pengobatan dilakukan dgn kemoterapi kombinasi kuat sehingga dapat menyebabkan daya tahan tubuh penderita menjadi sangat rendah). Pada dasarnya kemoterapi pd kedua jenis tadi sama,yg membedakannya adalah komposisi dan kombinasi dosis. Meskipun sudah membaik,setelah 2 tahun pengobatan harus tetap diawasi karena ada kemungkinan kambuh. Bahkan kekambuhan dapat terjadi saat pengobatan akan dihentikan atau 2-3 bulan setelah pengobatan. Dianjurkan tidak mengkonsumsi makanan dgn pengawet dan mengandung terlalu banyak vitamin utk mencegah kekambuhan. Hal ini disebabkan sel2 leukemia lebih mudah berkembang biak dgn mengambil makanan sebanyak2nya.
Efek samping pengobatan leukemia sangat berat karena obat anti kanker memiliki sifat mematikan yg melibatkan sel2 tubuh selain sel kanker yg pertumbuhannya cepat. Misalnya sel akar rambut yg memiliki sel utk memperpanjang rambut,jika terkena obat maka rambut akan rontok karena pertumbuhan2 sel2 akan terkena. Begitupula dgn sel2 mukosa/dinding saluran pencernaan yg setiap hari berganti,sehingga dapat menimbulkan diare dan sariawan. Yg terparah pada sel darah,produksinya berkurang karena sumsum tulang terkena. Utk mengatasinya maka perlu diberikan tranfusi sel darah merah dan atau trombosit. Diberikan pula cairan,makanan dan antibiotika yg dapat mencegah serangan infeksi bakteri dalam kondisi daya tahan tubuh yg lemah. Pada penderita leukemia terjadi penurunan daya tahan tubuh disebabkan penyakit dan pengobatannya.
Leukemia bukan penyakit keturunan/genetik,melainkan karena perubahan kromosom sehingga dapat disertai kelainan bawaan lain. Gen pengatur siklus sel pada penderita tidak ada sehingga sel tidak dapat berhenti berkembang biak dan bertambah banyak. Penyebabnya bisa karena radiasi sinar kosmik atau bahan radio aktif. Jika sel darah normal terdesak maka produksi sel darah akan berkurang sehingga penderita dapat tampak pucat. Jika sel darah putih yg fungsinya menjaga infeksi dan kuman yg masuk pun terdesak atau menurun maka akan menimbulkan panas dan demam. Jika trombosit yg berfungsi menjaga agar tubuh tidak mudah terjadi perdarahan dan memperpendek durasi perdarahan terdesak,maka penderita mudah mengalami perdarahan,biru2,bintik2 di kulit,dan terkadang mimisan. Gejala lain yg dapat terjadi adalah pembengkakan pd hati dan limpa karena serangan sel2 leukemia yg menyerang organ2 tubuh. Selain itu,otak dan selaput otak dapat pula diserang dan mengakibatkan kesadaran menurun,muntah,dan sakit kepala.
Sumber : Dokter Kita
Tim peneliti Jepang yg menyelidiki ribuan subyek menemukan adanya hubungan kuat antara gigi yg tanggal dgn resiko kanker esofagus,kepala dan leher,serta paru-paru. Karena itu dianjurkan agar seseorang mempertahankan keutuhan giginya utk menurunkan resiko timbulnya kanker tadi. Profesor Akio Hiraki dkk. dari Nagoya University Graduate School of Medicine,Jepang meneliti sejumlah 14 kanker berbeda dan jumlah gigi yg tanggal pada 5.240 pasien kanker. Mereka dibandingkan dgn 10.480 subyek bebas kanker. Tim peneliti ini secara khusus menemukan bahwa subyek dgn gigi yg tanggal akan meningkat resikonya sebesar 136% utk menderita kanker esofagus,68% utk kanker kepala dan leher,dan 54% kanker paru-paru. Jumlah kanker juga meningkat secara proporsional dengan jumlah gigi yg tanggal.
Resiko ini juga meningkat jika para peneliti memasukkan parameter riwayat merokok dan konsumsi alkohol. Usia dan jenis kelamin berpengaruh terhadap hubungan antara gigi tanggal dgn resiko kanker. Pada kanker kepala dan leher serta kanker esofagus,ada hubungan yg nyata antara gigi tanggal dgn resiko kanker pd pasien perempuan usia <70 tahun,tetapi hubungan ini kurang nyata pada laki-laki dan pasien yg lebih tua. Meskipun adanya inflamasi yg luas dapat menjelaskan hubungan antara gigi tanggal dgn resiko kanker,tetapi dikatakan bahwa adanya gigi tanggal pada pasien kanker mencerminkan tingkah laku tidak sehat yg berpengaruh terhadap resiko kanker. Selain itu,pasien yg mempunyai gigi tanggal akan lebih sulit makan termasuk diet sehat.
Apapun mekanismenya,para peneliti menekankan bahwa perawatan rongga mulut merupakan hal yg kritis bagi kesehatan. Rongga mulut, merupakan pintu antara lingkungan luar dan saluran cerna,berfungsi utk masuknya makanan. Kebersihan mulut berpotensi mempengaruhi flora gastrointestinal dan status gizi,sehingga berimplikasi terhadap perkembangan penyakit kronik. Diterjemahkan dari Cancer Epidemiology,Biomarkers and Prevention 2008 ; 17 : 5.
Tahi lalat atau andeng2 merupakan hal biasa yg sering ditemukan pada kulit manusia normal. Dalam istilah kedokteran,andeng2 disebut nevus. Nevus timbul akibat pajanan sinar matahari terhadap kulit yg mengakibatkan bagian kulit tertentu terjadi peningkatan pigmen melanin berlebih. Nevus dpt berubah menjadi suatu keganasan/kanker akibat pajanan berulang sinar matahari. Pada individu yg memiliki bakat kanker kulit,sinar matahari terutama sinar ultraviolet B dapat menjadi pemicunya.
Ada 3 jenis keganasan nevus yaitu melanoma maligna,karsinoma sel basal,dan karsinoma sel skuamosa. Melanoma maligna merupakan jenis paling berbahaya dan ganas karena paling cepat menyebar. Ciri khas gejala melanoma yaitu :
Asymmetry (bentuk nevus tidak asimetris),
Border irregularity (tepi tak beraturan),
Color variegation (warnanya bermacam2),
Diameter >0,6 cm,
Evolution (perubahan menjadi gatal,pedih,nyeri,berkerak,dan mengeluarkan cairan).
Tipe karsinoma sel basal sangat jarang menyebar tapi bisa membesar dan menembus otot dan saraf di bawah kulit dan permukaannya berkilat. Karsinoma sel skuamosa mempunyai ciri khas warna yg tak terlalu hitam. Untuk memudahkan pemeriksaan sendiri maka curigailah bila nevus berubah menjadi koreng atau luka,cepat membesar,berubah warna,berubah bentuk serta permukaan dan tepinya bergerigi. Berikut ini faktor resiko yg perlu diwaspadai :
* individu berkulit terang,karena jumlah melanin sbg pelindung kulit sedikit dimiliki
* individu dgn jumlah nevus yg banyak
* sering berjemur
* adanya riwayat keluarga yg mengidap kanker kulit.
Nevus yg berambut belum tentu ganas tapi bisa berubah menjadi ganas. Utk memastikan nevus merupakan kanker harus dilakukan pemeriksaan biopsi. Satu2nya terapi yg dapat dilakukan adalah bedah pengangkatan total (eksisi) nevus dan kulit sehat di sekelilingnya dgn jarak tertentu. Makin dini eksisi dilakukan maka hasilnya makin bagus bahkan bisa sembuh 100%. Jika sudah menyebar maka dibutuhkan radiasi dan kemoterapi. Tahi lalat yg sudah diangkat dapat tumbuh lagi jika pengangkatan yg dilakukan tidak menyeluruh. Kekambuhan biasanya terjadi pada jenis melanoma karena sifatnya yg invasif (cepat menyebar).
Tindakan pencegahan yg dapat dilakukan antara lain menggunakan payung dan tabir surya saat berada di luar ruangan dan matahari bersinar terik,pakailah baju panjang agar terhindar dari efek buruk matahari,jangan berjemur antara jam 9 pagi hingga jam 4 sore karena sinar matahari pada waktu tersebut tidak aman bagi kulit. Semoga tulisan ini bermanfaat,amiinn. Sumber pustaka dari catatan kuliah dan diktat patologi anatomi FKUNPAD 2004.
Tulisan ini akan mengulas sedikit ttg efek samping dari kemoterapi dan beberapa cara penanganannya.. Ulasan yg disajikan memang sangat terbatas dan banyak kkuranganna,namun dharapkan mudah2an dpt mbawa manfaat walaupun kecil,amiinn.. Efek samping pertama yg akan dibahas adalah mual-muntah.. Mual adalah sensasi yg tidak mnyenangkan di perut n dpt diikuti oleh muntah.. Muntah merupakan refleks utk mngeluarkan isi perut melalui mulut.. Penyebab mual-muntah b'aneka ragam,diantarana adalah karena pgunaan bberapa obat kemoterapi dan pgunaan obat lainna ; rasa takut mhadapi kemoterapi atw pngalaman buruk dgn kemoterapi sblumna ; penyakit di saluran cerna,susunan saraf dan infeksi ; konstipasi dan diare ; nyeri kronik ; klelahan.. Mual-muntah dpt diatasi dgn mgunakan obat dan tanpa obat.. Mengatasi muntah tanpa obat bisa dgn cara intervensi (perubahan) nutrisi misalna dgn makan dan minum sedikit tapi sering ; minum stiap muntah ; mhindari makanan yg bbau,bminyak,blemak,bbumbu pedas,tlalu manis,panas,dan b'aroma jeruk ; makan makanan yg dingin,kering dan pada temperatur ruangan ; minum teh b'aroma mint atw jahe.. Selain itu dpt juga dgn cara akupuntur jika Neutrofil dan trombosit normal,relaksasi otot,terapi dgn musik,mgunakan pakaian yg longgar serta mhindari b'olahraga dan bbaring stelah makan..
Efek samping yg kedua adalah mielosupresi,yaitu gangguan pd proses regenerasi dan produksi sel2 darah.. Yg tjadi adalah anemia pd sel darah merah dgn kadar hemoglobin <12 mg/dL,leukopenia pd sel darah putih dgn kadar leukosit <4000 sel/mm kubik,trombositopenia pd keping2 darah dgn kadar trombosit <150.000 sel/mm kubik.. Tanda2 tjadina anemia yaitu lemas,pusing,sakit kepala,sesak,jantung bdebar2,kulit pucat.. Cara menangani anemia dgn meminum suplemen yg banyak mengandung zat besi dan obat2an eritropoentin.. Selain obat perilaku juga harus dijaga yaitu dgn tidur cukup,mngurangi olahraga berat,makan makanan yg mengandung zat besi tinggi pada sayur hijau,hati,dan daging merah,mcukupi kbutuhan air putih,mhindari kopi.. Pderita leukopenia akan rentan thdp infeksi oleh krn itu perlu mwaspadai tanda2na yaitu demam,batuk,sesak,nyeri dada,nyeri tgorokan,gusi bengkak,nyeri saat kencing,diare,kmerahan pd kulit.. Yg harus dperhatikan adalah mjaga kbersihan dgn rajin mcuci tangan pd air yg mengalir dan pgunaan antiseptik sblum makan,mhindari bdekatan dgn orang yg t'infeksi sperti pd orang yg sedang sakit dan baru divaksinasi,dan hanya makan makanan yg tlah dimasak matang.. Apabila ingin mkonsumsi sayuran mentah maka cuci bersih dan dibilas dgn air matang.. Pada pderita trombositopenia maka resiko tjadi pdarahan akan mningkat shingga sering dtemukan kmerahan di kulit,gusi bdarah,mimisan,luka bdarah dan sulit bhenti,air seni bwarna gelap,BAB bdarah,dan menstruasi mmanjang.. Yg harus dphatikan yaitu mjaga kbersihan gigi dan mulut,tidak batuk atw mbuang ingus tlalu keras,tidak mngedan saat BAB,tidak mgunakan alat cukur listrik,tidak mgunakan obat tanpa spengetahuan dokter.. Saat mgosok gigi harus plahan dan tidak mgunakan dental floss,tidak mgunakan mouthwash yg mengandung alkohol,mgunakan lipbalm jika bibir kering.. Tanda bahaya trombositopenia yaitu : pdarahan tidak bhenti stelah dtekan 10-15 menit,air seni bdarah atw bwarna gelap,BAB bdarah/hitam,pandangan kabur,sakit kpala hebat,ksadaran mnurun,pasien mjadi bingung/delirium,pasien bnyak tidur..
Slanjutna adalah fatigue/klelahan yg pnyebabna blm pasti tp ada kmungkinan karena anemia,mderita kanker kolorektal dan lambung,tkait dgn faktor biologis,psikologis,sosial,personal dan emosional.. Ada bberapa tips utk mengatasi fatigue yaitu : berolahraga ringan,tidur cukup,mlakukan aktivitas yg disukai,tidak mmaksakan tubuh mlakukan kegiatan jika sudah tidak mampu,makan cukup,bgizi dan mhindari makanan blemak tinggi,mlakukan terapi alternatif sperti pijat,relaksasi,meditasi,yoga..
Tidak semua obat kemoterapi mnyebabkan rambut rontok oleh karena itu pderita harus diberitahu ttg efek samping obat ini.. Disarankan utk mgunakan wig atw plindung kpala shingga tidak mnimbulkan gangguan kpercayaan diri dan emosi..
Efek samping t'akhir adalah sariawan yg sangat mengganggu krn nyeri dan mnimbulkan masalah saat makan serta bresiko utk tkena infeksi.. Sariawan dpt diobati dgn obat anti nyeri,anti jamur dan anti virus.. Bisa jg bkumur dgn air garam/baking soda,jangan mouthwash yg mngandung alkohol.. Makanlah makanan yg lunak,tidak mengiritasi,asin,asam dan pedas,makan makanan dingin atw pada suhu ruangan,banyak minum serta sikat gigi minimal 4x/hari dgn mgunakan sikat yg lembut..
Yg harus diingat adalah EFEK SAMPING KEMOTERAPI HANYA SEMENTARA.. Bila obat dhentikan maka efek samping akan bhenti dan tidak tjadi lagi..
Ini hasil catatan Mei waktu ikut seminar td di RS Kanker Dharmais dgn presentatorna Ibu Noorwati Sutandyo yg mrupakan staf divisi hematologi-onkologi medik departemen ilmu penyakit dalam FKUI.. Mudah2an tulisan ini bmanfaat bwt yg mbacana,amiinn.. Itung2 jg oleh2 dr Ciomaslah hehee..
Mari mulai dgn mbahas 2 istilah penting yg bkaitan dgn kemoterapi yaitu kanker n tumor.. Tumor mrupakan benjolan tdk normal akibat ptumbuhan sel yg terus mnerus.. Tumor terbagi 2 yaitu jinak n ganas nah yg tumor ganas inilah disebut kanker dgn definisi mrupakan penyakit kganasan yg dtandai dgn tjadina ptumbuhan cepat n tak tkendali dari sel2 jaringan tubuh yg dpt mnyebar ke organ tubuh lain (metastasis) sperti paru,hati,tulang,n otak.. Penting diingat bahwa SMW TUMOR HARUS DIANGGAP GANAS sampai pemeriksaan mbuktikan tumor tsb ganas atw tidak.. Kanker dpt mnyerang smw orang n golongan umur,lebih sering pd usia >40 tahun.. Beberapa faktor yg bperan mjadi pnyebab kanker yaitu : genetik,pola makan,kgemukan,rokok,bahan kimia,hormon,radiasi n sinar Ultra Violet,serta sistem imunitas (ptahanan tubuh).. Kanker dpt dtangani dgn cara bedah,radioterapi n kemoterapi..
Kemoterapi adalah terapi medis mgunakan obat2an anti kanker utk mbunuh sel kanker shingga sel tsb tida k bisa mbelah diri n mnyebar.. Cara pberian kemoterapi bisa scara sistemik (mlalui p'edaran darah) dan regional (hanya utk organ ttentu saja).. Scara sistemik dpt dilakukan melalui suntikan (injeksi) dan oral (mulut).. Pberian regional misalna pd kulit (topikal),otak (intratekal),mata (intraokular),jantung (intraperikardial),paru (intrapleural),perut (intraperitonium).. Tgantung dari jenis kanker dan pkembanganna maka kemoterapi dpt bperan kuratif (mnyembuhkan) ; utk mngontrol kanker mlalui pcegahan pnyebaran sel kanker,mplambat pkembanganna,mbunuh sel kanker yg tlah mnyebar dan mngurangi ukuran tumor ; serta bperan hanya sbg paliatif (mngurangi gejala).. Kemoterapi dpt dberikan tunggal maupun bsamaan (terapi kombinasi) dgn terapi lain sperti pbedahan,radioterapi atw terapi biologik.. Jenis2 kemoterapi yaitu kemoterapi primer ; kemoterapi adjuvan yg dberikan stelah operasi/radiasi utk mbunuh sel kanker yg bsirkulasi ; kemoterapi neoadjuvan yg dberikan sbelum operasi/radiasi utk mngecilkan ukuran tumor ; dan kemoterapi konkuren yg dberikan scara bsamaan sbelum n ssudah terapi..
Sbelum mlaksanakan kemoterapi maka pasien dharuskan utk konsultasi dgn dokter pnyakit dalam khusus kanker,menandatangani surat psetujuan tindakan medis,pmeriksaan fisik n laboratorium.. Pmeriksaan fisik berupa pngukuran berat n tinggi badan,pmeriksaan jantung dgn EKG dan ECHO,pmeriksaan paru.. Pmeriksaan laboratorium berupa tes darah lengkap,tes fungsi hati n ginjal..
Manfaat kemoterapi dbagi bdasarkan besarna kmungkinan utk sembuh.. Kemoterapi bmanfaat (dpt sembuh atw hidup lama) pd pnyakit Hodgkin's non Hodgkin lymphoma jenis large sel,kanker testis jenis germ sel,leukemia n lymphoma pd anak.. Kemoterapi bmanfaat (kanker dpt dkendalikan cukup lama,kadang sembuh) pd kanker payudara,kanker ovarium,kanker paru jenis small sel,lymphoma non Hodgkin,multiple myeloma dan corio carsinoma.. Kemoterapi bmanfaat utk paliatif (mngurangi gejala) pd kanker nasofaring,kanker prostat,kanker endometrium,kanker leher n kpala,kanker paru.. Kemoterapi kadang bmanfaat pd kanker jaringan lunak,melanoma,kanker usus besar..
Karena kemoterapi mrupakan terapi yg mgunakan obat2an maka mpunyai bbrapa efek samping.. Efek samping pd kemoterapi tjadi akibat obat kemoterapi tdk hanya mbunuh sel kanker tp juga sel normal yg mbelah cepat (sperti sel kanker) misalna sel saluran cerna,sel kulit,sel rambut,sel sperma.. Efek samping pd kemoterapi bsifat smentara dan dpt kembali normal stelah kemoterapi selsai.. Efek samping paling sering akibat kemoterapi yaitu mual-muntah,mielosupresi (pnekanan siklus regenerasi dan produksi darah),klelahan (fatigue),rambut rontok,dan sariawan..
Hmmm sbenarna msh da pbahasan dtail stiap efek samping kemoterapi tp karena kterbatasan karakter jd disambung d postingan slanjutna ja