Testis terpuntir terjadi ketika testis berputar dengan sumbu pada spermatic cord. Biasanya hal ini terjadi pada kisaran usia 15-35 tahun. Pada korda spermatikus terdapat pembuluh darah yang memberikan nutrisi untuk buah zakar. Pada kasus terpuntir, pembuluh darah itu akan terjepit sehingga buah zakar tidak mendapatkan nutrisi. Dalam waktu 4 jam saja buah zakar tidak mendapatkan aliran darah, sudah mulai terjadi kerusakan pada buah zakar.

Kasus testis terpuntir termasuk kasus yang perlu mendapatkan tindakan segera dengan prioritas tinggi. Jika terjadi keterlambatan penanganan dan testis rusak, maka dapat menimbulkan gangguan kesuburan. Sebagai gambaran, jika testis terpuntir kurang dari 6 jam, kemungkinannya selamat cukup tinggi, sekitar 90%. Jika kejadiannya lebih dari 12 jam, kemungkinan dapat diselamatkan sekitar 50%. Terlambat penanganan dan kelainan sudah berlangsung lebih dari 24 jam, maka kemungkinan testis dapat diselamatkan sekitar 10%.

Gejala utama yang dirasakan adalah sakit yang mendadak dan terasa amat sangat pada buah zakar yang disertai dengan pembengkakkan kantung zakar. Gejala lain yang dapat dirasakan adalah mual, muntah, dan nyeri daerah perut.

Terpuntirnya testis disebabkan adanya gaya yang memutar testis. Penyebab utamanya adalah kelainan anatomis dalam kantong zakar yang menyebabkan testis dapat bergerak lebih bebas di dalam kantong zakar dan beresiko untuk terjadinya puntiran. Pada beberapa kasus, hal itu dapat dipicu oleh adanya trauma pada daerah kantong kemaluan, aktivitas fisik yang berat, dan kontraksi otot di daerah korda spermatikus yang berlebihan.

Jika seseorang mengalami nyeri pada daerah kantung kemaluan, segera pergi ke dokter untuk memastikan yang sebenarnya terjadi. Dokter biasanya akan menetukan kelainan tersebut merupakan terpuntirnya testis atau sebab lain.  Untuk memastikan ada tidaknya testis yang terpuntir, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan pada perut, pinggul dan kantung kemaluan. Seringkali dengan pemeriksaan fisik sudah diketahui adanya testis terpuntir. Dilakukan pula pemeriksaan urin untuk mengetahui ada tidaknya infeksi. Selain itu juga dapat dilakukan pemeriksaan menggunakan ultrasonografi (USG) untuk mengetahui kondisi testis dan memeriksa aliran darah ke testis. Terjadinya penurunan aliran darah merupakan tanda testis terpuntir.

Penanganan utama yang perlu dilakukan adalah mengembalikan posisi puntiran ke posisi normal (detorsi). Tindakan ini harus dilakukan dengan cara pembedahan untuk mengetahui berapa derajat puntiran yang terjadi sehingga dapat dilakukan pengembalian posisi puntiran dengan tepat. Selanjutnya perlu dilakukan tindakan penjahitan untuk menempelkan testis pada kantung zakar agar testis tidak lagi bergerak bebas yang menimbulkan resiko puntiran. tindakan penjahitan juga perlu dilakukan pada testis sebelahnya karena memiliki resiko tinggi juga untuk terjadinya puntiran.

Pada kasus-kasus yang meragukan tetap disarankan untuk dilakukan pembedahan sebagai evaluasi langsung (eksplorasi) sampai dibuktikan tidak terjadi puntiran. Perlu diketahui pula bahwa kasus-kasus yang kejadiannya sudah lama, dimana testis dianggap sudah tidak viable (hidup), tetap harus diangkat. Hal ini disebabkan adanya kekhawatiran apabila ditinggalkan akan menimbulkan infeksi dan terpenting bisa menyebabkan reaksi tubuh yang akan merusak testis sebelahnya. Setelah pembedahan penderita dianjurkan untuk tidak melakukan aktivitas fisik yang berat selama dua munggu.

Kelainan ini tidak dapat dicegah karena berhubungan dengan kondisi kelainan anatomis yang dimiliki oleh masing-masing individu. Hal yang terpenting adalah upaya deteksi dini terjadinya testis terpuntir untuk mencegah kerusakan permanen pada testis.

Usus besar (kolon dan rektum) merupakan bagian terujung dari saluran pencernaan. Sebagian kanker usus besar didahului dengan kelainan yang bukan berupa kanker yaitu polip usus. Kelainan itu biasanya tidak menimbulkan gejala. Polip dapat berubah menjadi kanker ganas dan mematikan. Karena tidak memiliki gejala berarti pada tahap awal, biasanya penderita tidak menyadari bahwa di dalam tubuhnya telah terjadi penyakit yang serius.

Penyebab kanker usus besar masih menjadi pertanyaan. Ada banyak faktor yang diduga menjadi penyebab. Diantaranya merokok, kurang asupan serat, banyak mengkonsumsi lemak dan minum alkohol.

Gejala yang muncul pada tahap awal biasanya tidak signifikan dan bervariasi, bergantung pada ukuran dan lokasi kanker. Gejala itu diantaranya :

- Perubahan pola buang air besar (BAB) berupa diare atau konstipasi (sulit BAB). Kepadatan kotoran juga berubah, menjadi lebih lunak atau keras. Hal itu berlangsung dalam beberapa minggu.
- Perdarahan dari anus atau terdapat darah dan lendir di kotoran. Sebagai catatan, tidak semua perdarahan di anus merupakan tanda keganasan, dapat saja hanya hemoroid.
- Perasaan tidak nyaman yang dirasakan menetap misalnya terasa penuh terus menerus.
- Nyeri di daerah perut pada saat BAB.
- Berat badan menurun tanpa sebab yang jelas.

Terdapat beberapa faktor resiko yang diduga menyebabkan kanker usus besar. Meskipun demikian bukan berarti mereka yang memiliki resiko pasti menderita penyakit ini.
1. Usia, orang yang berusia di atas 50 tahun rentan menderita kanker usus besar
2. Riwayat menderita polip usus sebelumnya
3. Riwayat penyakit radang saluran cerna, misalnya penyakit kolitis ulseratif atau penyakit Chron's dalam waktu lama
4. Riwayat keluarga menderita kanker usus besar
5. Diet randah serat, tinggi kolesterol dan kalori.
6. Gaya hidup kurang gerak mengakibatkan kotoran tertahan di usus besar sehingga berisiko menimbulkan kanker di daerah tersebut.
7. Rokok dan alkohol

Untuk menetukan kepastian seseorang menderita kanker usus, ada beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan. Penderita mungkin akan merasa malu atau tidak nyaman dengan pemeriksaan ini. Sebaiknya sebelum menjalani pemeriksaan, bicarakan hal tersebut dengan dokter sehingga mendapatkan gambaran yang jelas.
1. Darah samar dalam tinja melalui laboratorium.
2. Kolonoskopi dengan memasukkan kamera kecil melalui anus sehingga dokter mendapatkan gambaran di dalam anus.
3. Pemeriksaan barium enema. Dokter dapat melakukan evaluasi gambaran isi saluran pencernaan yang sudah diberi kontras dengan foto roentgen.
4. Colok dubur dilakukan untuk memeriksa kondisi saluran cerna bagian ujung
5. Penanda tumor melalui pemeriksaan kadar enzim CEA. Jika meningkat, besar kecurigaan terhadap kanker usus besar.

Untuk mengatasi kanker usus besar, beberapa pengobatan dapat dilakukan. Diantaranya pembedahan, kemoterapi, dan radioterapi. Masing-masing penderita mungkin saja mendapatkan pengobatan yang berbeda, tergantung kondisi dan derajat kanker.

Pembedahan merupakan pilihan pertama pengobatan kanker usus besar. Dilakukan untuk membuang kanker dari jaringan yang masih sehat. Pada beberapa penderita yang sudah parah maka pembuangan tinja tidak lagi melalui anus melainkan dibuat saluran pembuangan lain yang dikenal dengan kolostomi. Jika masih dalam stadium awal, setelah kanker dibuang penderita dapat BAB melalui anus.

Jika sel kanker sudah menyebar dan sudah masuk stadium akhir, pembedahan dilakukan sebagai terapi paliatif. Bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup penderita, bukan untuk menyembuhkan. Misalnya untuk mengurangi nyeri atau perdarahan.

Kemoterapi merupakan kelanjutan dari terapi pembedahan. Penderita diberikan obat untuk membunuh sel kanker. Pada stadium lanjut, ketika tindakan pembedahan tidak lagi memungkinkan maka kemoterapi menjadi pilihan terapi. Efek samping diantaranya mual, muntah rambut rontok, dan diare. Penderita sebaiknya berdiskusi dengan dokter untuk mengantisipasi efek samping yang muncul.

Radiasi menggunakan sinar X untuk menghancurkan sel kanker. Radiasi menjadi pilihan terutama untuk kanker yang berada di bagian ujung saluran cerna. Radiasi dapat dilakukan sebelum pembedahan agar sel tumor mengecil sehingga mudah dilakukan pembedahan. Dapat juga dilakukan setelah pembedahan untuk menghilangkan sel kanker yang masih tersisa. Efek sampingnya adalah diare, perdarahan anus, dan mual. Selain itu dapat menyebabkan kematian jaringan sehat di sekitar sel kanker.

Ada beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mendeteksi secara dini kanker usus besar. Dianjurkan untuk mereka yang berusia di atas 50 tahun dan dilakukan setiap tahun pada mereka dengan risiko tinggi.
- Pemeriksaan darah samar tinja
- Pemeriksaan sigmoidoskopi
- Pemeriksaan barium enema
- Pemeriksaan kolonoskopi

Penyebab kanker usus besar adalah pola hidup yang buruk, terutama pola makan. Untuk itu ada beberapa hal yang harus dilakukan dan dihindari untuk mencegah kanker usus besar, yaitu :
- Konsumsi buah dan sayuran karena banyak mengandung serat dan antioksidan yang diperkirakan dapat mencegah kanker
- Batasi konsumsi lemak terutama jenis lemak tersaturasi misalnya daging sapi, kambing dan keju
- Hindari rokok dan alkohol.
- tetaplah beraktivitas dan mempertahankan berat badan. Jika memungkinkan lakukan olahraga 30 menit dalam sehari.

Kanker yang paling sering meyerang anak adalah leukemia. leukemia pada anak disebabkan bertambahnya sel darah abnormal secara berlebihan dan tidak terkendali. Penyebarannya ke seluruh bagian tubuh mengakibatkan gangguan atau merusak fungsi tubuh. Tanda-tanda yang perlu dikenali dalam leukemia ini antara lain sakit kepala, mual, muntah kesadaran menurun dan kejang. Gejala lainnya berupa pucat mendadak tanpa diketahui sebabnya, panas, perdarahn, nyeri sendi sampai kepada gagal ginjal. Hati mengalami pembengkakkan dan testis mengalami pembesaran.

Bila ada gejala atau tanda demikian maka orangtua perlu segera membawa anaknya ke dokter. Pemeriksaan harus lengkap untuk menegakkan diagnosis dengan pemeriksaan laboratorium supaya bisa dicegah lebih awal.

Leukemia bisa dicegah dan disembuhkan jika diketahui pada stadium dini. Namun, inilah masalahnya, kebanyakan orang tua baru membawa anaknya ke rumah sakit ketika penyakit leukimia anaknya sudah mencapai stadium 2 atau 3. Pengobatan penyakit leukemia memerlukan waktu yang lama. Paling cepat lima tahun bahkan bisa lebih apalagi jika saat ditemukan penyakitnya sudah mencapai stadium tiga. Anak harus diobati secara rutin dengan harapan penyakit kankernya hilang sama sekali.

Saat ini pengobatan kemoterapi masih menjadi langkah utama dalam mengatasi kanker. namun sesungguhnya kemoterapi untuk penderita kanker termasuk kanker anak tidak membuat sel-sel kanker itu mati melainkan tidur. Bila sel-sel itu tidur selama lima tahun dan tidak berkembang maka dikatakan sel itu sudah mati. Apabila selama lima tahun atau lebih tidak ditemukan kelainan lagi pada si penderita maka dapat dikatakan ia sudah sembuh dari penyakitnya.

Penemuan kanker sejak dini dan pengobatan yang teratur pula yang menjadi kunci penyembuhan leukemia.

Terdapat beberapa gejala yang perlu dicermati oleh orangtua agar anak yang mengalami gejala leukemia dapat segera dibawa ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut. Gejala tersebut diantaranya :

1. Lemah, pucat, mudah lelah, serta denyut jantung meningkat. Keadaan ini terjadi karena jumlah sel darah merah yang berkurang akibat terdesak oleh sel-sel darah putih yang abnormal.

2. Sering demam dan mengalami infeksi. Keadaan ini disebabkan oleh karena berkurangnya jumlah sel darah putih normal yang bertugas sebagai pelindung untuk melawan organisme penyebab penyakit.

3. Tampak biru-biru di beberapa bagian tubuh, bintik-bintik merah, mimisan, serta gusi berdarah. Keadaan ini karena berkurangnya jumlah trombosit.

4. Merasakan nyeri pada tulang. Keadaan ini akibat sudah menyebarnya sel-sel blast ke dalam tulang.

5. Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar limfe. Keadaan ini juga terjadi akibat sudah menyebarnya sel-sel blast (sel muda) ke dalam organ -organ di atas.

Gejala yang timbul antara satu anak penderita leukemia dengan anak lainnya tidak selalu sama dan gejala tersebut tidak selalu timbul secara bersamaan.

Leukimia merupakan suatu keganasan (kanker) dari sel darah. Kanker adalah penyakit yang disebabkan sekelompok sel yang memperbanyak diri secara tidak terkendali dan dapat keluar serta hidup di tempat lain yang tidak biasanya. Pada leukemia, sel darah putih membelah diri tak terkendali dan sel darah muda yang biasanya hidup di sumsum tulang, keluar dari tempatnya tersebut menuju sirkulasi dan bertahan hidup.

Semua sel kanker dari leukemia berasal dari satu sel dan menghasilkan keturunan dengan gen yang sama sehingga dapat diidentifikasi. Misalnya sel induk kanker mempunyai sifat CD3+ maka semua anak sel kankernya memiliki CD3+.

Secara garis besar, leukemia dibedakan menjadi leukemia akut dan kronik. Perjalanan penyakit pada leukemia kronik lama dan cenderung tidak bergejala dibandingkan leukemia akut. Meskipun demikian, kemungkinan sembuh leukemia akut lebih besar dibandingkan leukemia kronik yang mudah kambuh. Penggolongan selanjutnya berdasarkan jenis sel kanker yaitu limfoblastik atau mielositik.

Penyebab pasti leukemia belum dapat ditentukan. Sel darah mudah dapat menjadi sel kanker diperkirakan karena gen sel tersebut mengalami mutasi (perubahan) berulangkali sehingga berubah sifatnya dan menjadi ganas. Jadi sebenarnya sel darah perlu waktu bertahun-tahun untuk berubah menjadi sel kanker. Sebenarnya tubuh sudah mempunyai mekanisme pertahanan terhadap sel yang mengalami perubahan tersebut karena sel yang demikian dianggap abnormal. Tugas itu dilakukan oleh sel limfosit yang juga berada dalam darah. Karena perubahan sel berjalan perlahan dan berulangkali dalam waktu yang lama maka limfosit gagal mengenali sel tersebut sebagai sel abnormal yang perlu dibasmi.

Perubahan gen pada leukemia disebabkan oleh banyak faktor. Beberapa halpenting yang berpengaruh adalah paparan terhadap zat karsinogenik (zat yang dapat menyebabkan atau memberi kontribusi terbentuknya kanker) dan susunan genetik. Karsinogenik yang terbukti terkait erat dengan leukemia adalah benzena (pelarut dalam industri yang berperan dalam pembuatan plastik dan karet sintetis), rokok, asbes, serta radioaktif. Infeksi virus juga dapat menyebabkan perubahan gen. Virus yang dimaksud adalah virus Epstein Barr (EBV).

Mengenai susunan genetik, memang terdapat kecenderungan etnis dalam hal kerentanan terhadap kanker tertentu. Untuk kasus leukemia, belum ada bukti yang menunjukkan kecenderungan seperti itu. Walaupun leukemia dilatarbelakangi perubahan gen, leukemia bukanlah penyakit keturunan karena setiap individu mempunyai gen yang berbeda, tidak ada yang persis sama. Hal yang benar adalah susunan gen individu tertentu memang lebih rentan untuk menderita leukemia. Sayangnya, belum ada penelitian yang dapat mengidentifikasi gen spesifik yang rentan leukemia.

Pada dasarnya gejala dan tanda leukemia muncul sebagai akibat dari bertambah banyaknya sel leukemia itu sendirinserta "racun" yang dikeluarkan oleh sel kanker. Sel kanker menyebabkan terdesaknya pertumbuhan sel darah di sumsum tulang sehingga tidak heran kalau pasien leukemia mengalami anemia sehingga lemas dan pucat.

Racun yang dimaksudkan adalah sitokin seperti interleukin atau tumor necrosing factor (TNF). Sitokinlah yang dapat menyebabkan demam, berat badan turun, dan tidak nafsu makan. Gejala lain adalah sakit kepala, nyeri tulang, serta pembengkakkan kelenjar yang biasanya terdapat di ketiak atau leher. Biasanya gejala tersebut tidak begitu kelihatan pada kasus leukimia kronik. Sebaliknya pada leukimia akut, tandanya sangat nyata karena sel kanker aktif memproduksi sitokin.

Pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis leukemia adalah pemeriksaan darah yang terdiri dari tes laboratorium rutin (hitung jumlah sel darah), sitologi dan morfologi (menggunakan mikroskop), pemeriksaan imunologis, dan pemeriksaan genetik (kromosom). Selain pemeriksaan darah diperlukan juga pemeriksaan sumsum tulang.

Tatalaksana leukemia berbeda tergantung jenis dan stadiumnya. Pengobatan leukemia kronis tidak seagresif leukemia akut. Untuk leukemia kronik, obat yang diberikan lebih sederhana dan dapat diberikan per oral (diminum) seperti hidrea dan klorambusil. Tujuannya hanya sebatas mengendalikan pertumbuhan sel kanker. Leukemia kronis dalam perjalanannya dapat kambuh dan menjadi leukemia akut. Pada episode kambuh tersebut, maka pengobatan yang dilakukan sesuai dengan terapi leukimia akut.

Untuk leukemia akut, terapi bertujuan untuk menghancurkan sel-sel kanker sampai habis (remisi). Pelaksanaannya bertahap dan terdiri atas beberapa siklus. Tahapnya adalah induksi (awal), konsolidasi, dan pemeliharaan. Tahap induksi bertujuan memusnahkan sel kanker secara progresif. tahap konsolidasi untuk memberantas sisa sel kanker agar tercapai remisi sempurna, biasanya terdiri atas 2 siklus. Tahap pemeliharaan untuk menjaga agar tetap remisi dan mencegah kambuh. Terapi yang tersedia adalah kemoterapi, radioterapi, atau ditambah dengan transplantasi sumsum tulang. Saat pasien sudah dianggap bersih dari sel kanker maka diberikan transplantasi sumsum tulang. Apabila berhasil sampai tahap itu, kemungkinan sembuh sebesar 70-80% tapi masih mungkin kambuh karena kemungkinan masih adanya sisa sel kanker di sumsum tulang. Kalau tidak transplantasi, kemungkinan sembuh hanya 40-50%.

Pengobatan suportif sangat penting bagi pasien leukemia. Hal itu karena penyebab kematian terbanyak bukan karena leukemia itu sendiri melainkan akibat faktor penyulit (komplikasi) seperti infeksi, perdarahan, atau trombosis (pembekuan darah). Pengobatan suportif bertujuan utnuk mencegah dan mengobati infeksi, memberikan gizi yang baik, mencegah perdarahan, dan menjaga ketahanan tubuh. Daya tahan tubuh (imunitas) sangat penting karena leukemia mudah sekali kambuh bila imunitas pasien menurun.

empat tipe leukimia
1. Leukemia Limfositik Akut (LLA) merupakan tipe leukemia paling sering pada anak. Penyakit ini juga terdapat pada orang dewasa terutama yang telah berumur 65 tahun atau lebih.

2. Leukemia Mielositik Akut (LMA) lebih sering terjadi pada orang dewasa daripada anak-anak. Tipe ini dulu disebut leukemia nonlimfositik akut.

3. Leukemia Limfositik Kronik (LLK) sering diderita oleh orang dewasa berumur lebih dari 55 tahun. Kadang-kadang juga diderita oleh dewasa muda dan hampir tidak ada pada anak-anak.

4. Leukimia Mielositik Kronik (LMK) sering terjadi pada orang dewasa. Dapat juga terjadi pada anak-anak namun sangat sedikit.

Tipe yang sering diderita orang dewasa adalah LMA dan LLK, sedangkan LLA sering terjadi pada anak-anak.
Penatalaksanaan leukimia terus berkembang mencari terapi yang efektif dan efisien. Saat ini berkembang metode baru yang disebut pengobatan target yaitu pengobatan yang diarahkan pada sejenis protein yang hanya terdapat pada permukaan sel leukemia. Ditemukannya gen BCR/ABL pada kasus Chronic Myeloid Leukemia (CML) menunjukkan titik terang dalam upaya penyembuhan leukemia kronis. Walaupun dalam penelitian selanjutnya ternyata pengobatan target BCR/ABL dapat pula menimbulkan resistensi tetapi masih ada harapan. Penelitiannya masih terus berjalan. Pengobatan suportif pun terus berkembang. Sudah banyak obat-obatan baru yang terbukti efektif melindungi jantung, ginjal, serta organ lainnya dari dampak kemoterapi atau radioterapi sehingga diharapkan kualitas hidup pasien leukemia menjadi lebih baik.

Hingga kini belum ada fakta penelitian ilmiah yang membuktikan bahwa sifat jantan pria berhubungan dengan ukuran alat vitalnya atau wanita yang lebih puas dalam berhubungan intim jika pasangannya berpenis besar. Pria sendirilah yang sebenarnya membangun anggapan demikian. Padahal wanita lebih menikmati indahnya hubungan seks dari getaran emosional yang diciptakan pasangan, perasaan dicintai, diperlakukan spesial, disayangi dengan sepenuh hati, dilindungi dan dihargai. 

Mitos bahwa penis besar akan membantu memuaskan pasangan adalah mitos yang menyesatkan. Jikalau masyarakat tetap percaya mitos tersebut maka setiap pria akan merasa rendah diri atau pasangan wanitanya akan merasa tak puas jika mengetahui penis pasangannya kecil. Anggapan ini tidak benar karena tidak ada korelasi antara penis besar dengan lama dan singkatnya hubungan intim. Penis besar belum tentu bisa bertahan lama dalam hubungan seks karena ukuran penis tidak menentukan kualitas ereksi dan kemampuan mengontrol ejakulasi yang memegang peranan penting dalam berhubungan seks. 

Penis yang baik dan memuaskan pasangan ketika berhubungan seks adalah penis yang berfungsi dengan baik artinya penis bisa ereksi, dapat melakukan penetrasi, dan tidak cepat ejakulasi hingga pasangan terpuaskan. Penis besar jika "peltu" akibat ejakulasi prematur justru akan mengecewakan dan berakibat lebih serius karena menimbulkan rasa rendah diri dan malu sehingga berdampak mengganggu psikologis yang bisa menyebabkan gangguan impotensi. Bagi beberapa wanita terkadang ukuran penis yang terlalu besar cenderung menyakitkan dalam berhubungan intim. Titik sensitif vagina terletak 1 inci dari mulut vagina jadi tidak diperlukan penis super besar dan panjang. 

Ukuran alat vital pria tidak bisa ditambah dengan cara apapun. Apalagi jika penis telah berkembang sesuai dengan tahap perkembangan normal. Hal ini disebabkan karena struktur anatomi penis tidak sama dengan otot lengan atau kaki yang bisa dilatih beban agar berkembang lebih besar. Struktur penis terdiri atas ruang pembuluh darah yang dindingnya dilapisi sel otot. Bagian lain berupa lapisan kuat yang membungkus lapisan pembuluh darah. Ruang pembuluh darah ini akan terisi darah dan menjadikan ereksi penis. Struktur seperti ini menjadikan penis tidak bisa berkembang walau dilatih beban, pijatan, atau urutan. Kecuali penis masih dalam tahap perkembangan pada usia anak dan remaja. Pada masa ini penis kecil bisa dirangsang pertumbuhannya dengan terapi hormon atau pengobatan lain sesuai penyebabnya hingga mencapai tahap akhir perkembangan penis.

Ukuran penis dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain genetik, ras, obesitas, dan hormon. Ras orang Asia lebih kecil dibandingkan orang Eropa. Orang Asia memiliki panjang penis rata-rata antara 10,5 - 14 cm dengan diameter 3,2 cm. Ras Kaukasia panjang rata-rata 14 - 15,5 cm dengan diameter 4,8 cm. Sedangkan ras kulit hitam panjangnya antara 15,9 - 20,3 cm dengan diameter 5 cm. Untuk mengetahui ukuran sebenarnya, cara mengukur penis harus benar yakni perut ditekan sampai otot dasar penis.

Penis kecil yang tak normal adalah yang pertumbuhan genitalianya terhambat. Penisnya tak hanya kecil tapi biasanya disertai pertumbuhan kantung buah pelir (skrotum) yang tidak sempurna. Skrotum normal adalah yang panjang menggantung sehingga buah pelir bisa lebih dingin dari suhu tubuh, warna kulit lebih gelap dan berlekuk-lekuk. Memang secara psiskis ada beberapa wanita yang lebih bergairah dengan penis yang besar namun ini hanya untuk kepuasan fantasinya saja dan tidak semua wanita menyukai penis besar. 

Beberapa teknik yang digunakan oleh tenaga non-medis untuk membesarkan penis, misalnya dengan suntik silikon merupakan teknik yang sangat berbahaya karena biasanya disuntikkan langsung, tanpa kantung. Bila tanpa kantung, suatu saat silikon akan menyebar masuk ke berbagai tempat dan bisa menyebabkan disfungsi ereksi permanen akibat terbentuk sumbatan pada pembuluh darah di sekitar penis. Dengan adanya silikon sebagai pelapis penis justru menjadikan penis menjadi lebih lunak ketika ereksi akibatnya malah tak ada rasa. Efek samping yang terjadi tidak dapat ditentukan waktunya, bisa dalam hitungan minggu, bulan, ataupun tahun. 

Operasi medis untuk pembesaran penis diistilahkan sebagai Surgery-Phalloplasty yang terdiri dari dua teknik. Pertama, operasi memanjangkan penis dengan cara memotong atau memperkecil otot dasar penis. Hasilnya sering tidak memuaskan dan kemungkinan malah berdampak buruk karena menjadikan otot dasar penis tidak kuat akibat pemotongan tadi. Kalau otot dasarnya kuat, penis akhirnya tegak. Bila kekuatan otot penis tidak sebanding dengan beratnya, maka ereksi gagal bahkan bisa terjadi disfungsi ereksi penis atau impotensi seksual. Teknik selanjutnya adalah dengan pemakaian implan jaringan lemak bagian tubuh lain ke dalam penis. Kekurangan teknik ini adalah ukuran kepala penis tidak dapat ditingkatkan sehingga secara visual tampak kurang proporsional. Selain itu biaya yang dikeluarkan untuk teknik pembesaran penis ini juga tidak sedikit.

Cara tepat untuk mempertahankan ejakulasi adalah rasa percaya diri. komunikasi terbuka dengan pasangan dapat menjadi jembatan mencari solusi untuk melakukan hal-hal yang dapat membangkitkan gairah pada daerah sensitif. Fungsi seksual penis yang baik dapat diperoleh dengan kebiasaan hidup sehat, makan berimbang, menghindari rokok dan alkohol dan menjaga berat badan agar tetap ideal.

Agar hubungan seks menjadi berkualitas maka pastikan untuk selalu menambah pengetahuan tentang seksualitas. Jika muncul gangguan seks, sebaiknya segera diselesaikan. Jagalah komunikasi dengan baik dengan pasangan serta segera konsultasikan ke dokter jika mulai timbul gangguan. Ingatlah bahwa memperbesar atau memperpanjang ukuran penis merupakan hal sia-sia tiada guna.