Tak terasa sudah setahun kami menikah.

Dari hari pertama aku menikah hingga detik ini aku menulis, sering merasa tak percaya bahwa aku sekarang bukanlah seorang gadis biasa lagi. Namun pada tiap pagi, tiada henti ku bersyukur atas rahmat Alloh yang menganugrahkan cinta di antara aku dan suamiku.

Ternyata firman Alloh itu memang benar adanya : menikah itu menyenangkan dan cintu itu indah.

Mungkin kata-kata itu klise, tapi itulah fakta yang aku rasakan. Mungkin orang lain memaklumi karena kami masih terhitung pasangan baru, maka wajarlah cinta yang dirasa masih hangat dan hidup terasa manis.

Orang bilang, 5 tahun lagi baru kami terserang bosan dan akan berhadapan dengan realita rumah tangga. Jawabku ? "Persetan nanti !"

Biarkan orang berbicara nanti dan biarkan kami menikmati saat ini.

Faktanya, rumah tanggaku normal seperti rumah tangga lainnya yang memiliki masalah dan terjadi pertengkaran. Kami pun juga mengalami kesulitan-kesulitan seperti rumah tangga biasa.

Tak selamanya hidup berjalan tenang. Tapi inilah hidup, tanpa ada masalah maka kita tak akan pernah menghargai ketenangan hidup.

Bagian paling menyenangkan saat ini adalah setiap bangun pagi. Saat membuka mata, maka indra perabaku yang pertama bekerja. Aku tahu bahwa aku bangun di atas dada seorang pria dan berada dalam pelukan hangatnya. Dan pria ini adalah pria yang aku cintai dan mencintaiku serta menjadi pasanganku seumur hidup.

Jika telah menyadari hal ini, selanjutnya nuraniku mengucapkan rasa syukur kepada Alloh, "Alhamdulillah." Hariku pun akan terasa baru meski aku tahu hari itu akan berat dan rasa malas yang segera melintas saat teringat tugas.

Selanjutnya adalah bagian menggoda pria ini di saat pagi agar dia bangun. Sungguh ini kegiatan yang menyenangkan. Betapa tidak, aku bisa kembali seperti anak kecil yang sangat jahil kepada temannya. Tak puas aku menggoda suamiku sampai dia terbangun dengan rasa kesal dan mengejarku untuk mencubit. Bila dia sudah bangun, maka keributan kecil akan terjadi di kamarku dengan jeritan dan tawa.

Bagian lainnya yang menyenangkan yaitu saat menunggu pria ini pulang kerja. Menunggu merupakan kegiatan yang tidak menyenangkan. Jadi, aku selalu memasang telinga untuk memastikan bahwa kendaraan suamiku telah sampai di rumah. Seringkali diriku jengkel sendiri bila sudah bosan menunggu. Aku pembosan dan paling benci bila disuruh menunggu.

Namun karena sifat itulah maka ketika suamiku datang aku menjadi sangat girang. Biasanya sambil membunuh waktu menunggu, aku habiskan dengan mengerjakan tugas atau tidur.

Sangat mudah membuat suamiku senang ketika pulang. Tak perlu banyak berhias, cukuplah sudah mandi dan penampilan seadanya. Maka saat suamiku pulang, giliran dia yang akan menjahiliku dengan menggelitikku sampai aku berteriak memohon kepadanya untuk berhenti. Jadi, keributan kecil akan kembali terjadi di kamarku.

Bila pria ini telah selesai membersihkan diri dan kami selesai makan malam, maka sambil menunggu waktu tidur, dia akan menemaniku kembali mengerjakan tugas. Bila tak ada tugas, biasanya kami menonton DVD bersama atau berkelana di dunia maya.

Saat-saat seperti inilah yang menjadi masaku untuk dimanja. Biasanya suamiku cukup memanjakanku dengan membelai atau menyisiri rambutku. Terlihat seperti kucing dan memang inilah saatnya aku mengulang masa kecilku ketika sering dibelai mama.

Tak selamanya kami betah tinggal di rumah hanya berdua. Bila ingin berganti suasana, kami pun pergi untuk berkumpul dengan keluarga besar suamiku atau melewati malam bersama teman-teman suamiku. Aku senang dengan sikap suamiku yang selalu membawaku ke mana pun dirinya pergi. Aku pun juga berusaha selalu berbaur dengan teman-temannya dan selalu siap bila berada di posisi satu-satunya wanita di antara banyak pria.

Suamiku tak pernah peduli dengan ejekan teman-temannya yang mengatakan suamiku merupakan suami yang takut istri sehingga harus membawa istrinya selalu seperti anjing penjaga. Jawaban suamiku ringan, "Sirik tanda tak mampu !" Atau, "Istri dinikahi memang untuk dibawa-bawa, bukan cuma jadi pajangan rumah !"

Kadang pertengkaran besar bisa membuat kami memisahkan diri sementara waktu. Namun ini tak pernah bertahan lebih dari satu hari karena kami sudah merasa bahagia saat bersama. Masa-masa kami bersama menjadi perekat rindu yang mengobati pertengkaran kami. Karena menikah itu menyenangkan dan cinta itu indah, hanya bila dijalani bersama-sama.
Sent from my BlackBerry®

Category: | 0 Comments

Sing by Nina Tamam

Cinta itu indah
Saat kita senang atau saat susah

Tak pernah ku menyesal
Ku telah memilih dirimu
Dengan perbedaan yang ada
Namun kita masih bersama

Kadang aku yang selalu egois
Dan kamu yang selalu tak perduli..i..i..
Dengan sikapku yang tak mau tahu
Dan kamu yang tak bisa tuk mengalah

Oh cinta ini indah
Saat kita bersama
Tak perduli saat senang dan saat susah
Kita kan selalu mencinta

Oh cinta ini indah
Saat kita bersama
Dan bila bosan benci menghampiri
Cinta kan membawa kita kembali
Di satu lollipop love, lollipop love
It's like a lollipop love, lollipop love

Satu dua kali kita pernah saling membenci
Ketiga empat kali kita juga saling tak bicara

Namun tak sanggup ku berlama-lama
Dengan hari-hari tanpa dirimu
Aku butuh teman untuk bicara
Dan kamu selalu ada tuk mendengar

Oh cinta ini indah
Saat kita bersama
Tak perduli saat senang dan saat susah
Kita kan selalu mencinta

Oh cinta ini indah
Saat kita bersama
Dan bila bosan benci menghampiri
Cinta kan membawa kita kembali
Di satu lollipop love, lollipop love
It's like a lollipop love, lollipop love

Kadang merah kadang biru
Kadang hijau dan ungu
Berwarna warni cinta kita
It's like a lollipop, lollipop love
It's like a lollipop, lollipop love

Oh cinta ini indah
Saat kita bersama
Tak perduli saat senang dan saat susah
Kita kan selalu mencinta

Oh cinta ini indah
Saat kita bersama
Dan bila bosan benci menghampiri
Cinta kan membawa kita kembali
Di satu lollipop love, lollipop love
It's like a lollipop love, lollipop love

Oh love, lollipop love, lollipop love
Love love, lollipop love
Oh love, lollipop love
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Category: | 0 Comments

Hai Mam !
Apa kabarmu saat ku tulis ini untukmu ?
Semoga kau dan Ayah serta Albar selalu dalam lindungan dan limpahan rahmat dari Alloh.
Amiin.

Lama kita tak saling bercerita (lebih tepatnya aku bercerita).
Ya, kita berdua tahu bahwa aku saat ini telah berada diposisimu, Mam.
Menjadi seorang istri.
Dan seperti yang pernah kau ajarkan padaku, dulu.
Bahwa apapun masalah rumah tangga seorang anak perempuan yang telah menikah, jangan pernah dia bercerita pada siapa pun, terutama ibunya !
Kau dan aku, Mam, memegang prinsip itu. Teguh dan utuh.
Dan kita berdua bersama-sama menghargai prinsip itu.

Aku disini pun sudah merasakan dan paham apa yang terjadi antara kau dan Ayah dulu.
5an aku mengerti bahwa tak ada rumah tangga dimanapun itu, bahkan pada kehidupan Nabi sekalipun, yang tak mengalami pertengkaran.
Itulah yang dinamakan proses berumah tangga.
Dan setiap masalah datang untuk diselesaikan.
Dan setiap masalah datang sebagai ujian untuk kematangan jiwa.
Dan aku dengan suamiku, melewati masalah, demi kebersamaan kami.
Dan seperti kau, Mam, dan Ayah, kami pun akan berusaha sekuat tenaga mempertahankan pernikahan kami sampai sejauh usia pernikahan kalian saat ini.

Mam, kita tahu bahwa langkah yang aku ambil ini adalah tindakan pemaksaan kehendakku kepadamu.
Sama seperti dirimu yang memaksakan menjalani kehendakmu.
Dan seperti semua konsekuensi pemaksaan akan penuh dengan masalah, maka aku akan terus bertahan sampai pilihan ini selesai terwujudkan.
Dan sama seperti semua langkah yang aku ambil, aku akan bertanggung jawab dan menyelesaikannya sampai selesai.

Aku tak kan mengeluh, apalagi menyesal dengan semua yang telah aku pilih.
Aku yang memilih,
Aku yang menjalankan,
Aku yang merasakan,
Dan aku yang akan menyelesaikan.

Pertama, sebentar lagi aku menyelesaikan impianmu, Mam.
Kedua, aku yang telah mewujudkan impian pertamaku, akan mulai mengambil alih penuh semua yang menjadi tanggung jawab dalam hidupku. Albar dan pernikahanku.
Ketiga, aku akan mewujudkan impian keduaku, melihat dunia !

Kau tahu semua impianku ini dan kau pun tak setuju.
Namun dirimu sadar bahwa seselesainya aku mewujudkan impianmu merupakan kebebasanku untuk mewujudkan impianku.
Kita telah sepakat akan hal ini dan aku pun telah berjanji padamu, Mam, sampai mati aku tak kan pernah menelantarkan keluargaku !

Aku akan menjadi sepertimu, Mam.
Menjadi wanita hebat dan aku akan memperbaiki kesalahanmu.
Aku berjanji, kau akan bangga melihatku nanti.
Semua ini kutulis sebagai bentuk janjiku padamu,
Mamaku tercinta.
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Category: | 0 Comments