Invaginasi usus umumnya berupa penjepitan/pelilitan usus halus bagian ileum yg masuk ke daerah usus lain,yaitu kolon asendens dan bisa sampai keluar dari rektum. Kelainan biasanya diderita oleh bayi usia 4 bulan sampai 1 tahun dgn frekuensi penderita terbanyak adalah laki2. Penyebabnya adalah kesalahan pemberian makanan padat pd usia yg terlalu awal pd bayi karena usus bayi belum kuat. Biasanya orang tua pasien memaksakan anaknya saat usia <6 bulan utk mengkonsumsi pisang,singkong maupun nasi. Makanan padat yg masuk ke dalam usus,yg masih belum berkembang sempurna,menyebabkan percepatan gerak peristaltik ileum hingga mengakibatkan ileum yg mobile (sering bergerak) masuk naik ke atas ke dalam kolon asendens. Keadaan ini membuat pembuluh2 darah pd ileum terjepit oleh gerakan peristaltik kolon dan terlihat seperti 'usus memakan usus'. Jika keadaan ini terus berlanjut maka akan terjadi obstruksi (kerusakan) usus dan mengakibatkan nekrosis (kematian jaringan) yg berbahaya karena bisa menyebabkan kematian.

Gejala awal penderita adalah kegelisahan yg tidak dapat ditenangkan karena nyeri perut,badan terlihat lemas,perut kembung dan bila diraba akan terasa massa yg memanjang seperti sosis. Kadang terlihat kotoran pasien berupa lendir bercampur darah seperti selai kismis merah (red current jelly stool). Jika orang tua pasien tidak dapat melihat gejala penting ini,biasanya dokter akan melakukan colok dubur (rectal touchae) utk memastikannya. Pd pemeriksaan fisik dan laboratorium akan terlihat pasien takikardi (denyut nadi 140 kali/menit),pernafasan cepat dan dalam (pernafasan Kussmaul) sebanyak 44 kali/menit, jumlah hemoglobin (Hb) kurang atau sama dgn 6. Bila telah terjadi nekrosis,pasien akan mengalami demam dgn suhu tubuh 40 derajat Celcius. Diagnosis dapat dipastikan dgn pemeriksaan Roentgen yg diberikan enema barium.

Namun ada syarat2 tertentu utk dapat melakukan pemeriksaan ini,yaitu :
- Perut pasien tidak dalam keadaan kembung.
- Pasien tidak sedang demam.
- Tidak terjadi dehidrasi hebat.
- Invaginasi yg terjadi <24 jam.

Sebenarnya tanpa pemeriksaan Roentgen dgn pemberian barium enema pun,dokter sudah dapat memastikan diagnosis invaginasi dgn mengetahui adanya trias gejala invaginasi yaitu perut kembung,teraba massa pd perut dan adanya red current jelly stool. Selain itu adanya riwayat kesalahan pola makan akan semakin menguatkan diagnosis invaginasi. Penatalaksanaan yg dapat dilakukan adalah reposisi (pengembalian posisi ileum) dgn tekanan hidrostatik jika kondisi pasien memenuhi syarat2 seperti pd pemeriksaan Roentgen dgn pemberian barium enema. Tekanan hidrostatik yg diberikan tidak boleh melewati 1 meter dan tidak dilakukan pengurutan atau penekanan manual pd perut saat prosedur ini dikerjakan. Dubur pasien akan disemprot dgn cairan barium atau Nacl 0,9%. Pengelolaan ini akan berhasil jika barium kelihatan masuk ke ileum dan ileum yg rusak terlepas keluar dari dubur. Pd saat ini,reposisi pneumostatik dgn tekanan udara makin sering digunakan karena lebih aman dan hasilnya lebih baik daripada reposisi hidrostatik dgn barium.

Jika pasien tidak memenuhi persyaratan prosedur reposisi konservatif atau reposisi yg telah dilakukan tidak berhasil,maka diadakan reposisi operatif. Pd pasien yg tidak memenuhi persyaratan pemeriksaan Roentgen dgn barium enema,maka penatalaksanaan utama adalah pemberian antibiotik utk menurunkan demam dan terapi cairan utk menanggulangi dehidrasi. Setelah keadaan pasien membaik maka dapat dilakukan operasi. Saat operasi,dilakukan reposisi manual dgn mendorong massa ileus yg rusak dari mulut ke arah dubur. Dorongan dilakukan dgn hati2 dan tanpa tarikan. Selain pd bayi,invaginasi usus dapat terjadi pd orang dewasa. Namun keadaan ini amat jarang terjadi. Penyebabnya adalah pd pasien yg mengalami gastroenteritis diberikan terapi pengobatan dgn obat2an spasmolitik setiap terjadi serangan. Obat2an ini akan meningkatkan gerakan peristaltik ileum dan mengakibatkan invaginasi.

0 comments to “Invaginasi Usus”