Saat pertama mengenal rasa sakit, yang kuketahui hanyalah aku tak menyukai rasa itu dan harus menghindarinya supaya tak merasakannya lagi. Tapi aku hanya belajar sedikit dari pengalaman, yaitu tidak membuat kesalahan sama dengan berperilaku seperti itu. Aku belumlah belajar bahwa perilaku itu hanyalah salah satu dari berbagai macam kesalahan perilaku sejenis yang bisa menciptakan rasa sakit yang sama. Dan di saat pertama kali aku mengenalnya pun, yang bisa kulakukan hanya menangis dan membenci kesalahan, serta tanpa sadar membuat diriku merasa bersalah dan benci karena melakukan kesalahan. Itulah awal ketika aku juga mengenal sikap tidak dapat memaafkan diriku sehingga menciptakan jarak dalam diriku sendiri yang membuat aku menjadi jauh dan tidak mampu mengenali diriku.

Seiring dengan pertambahan usia dan berkurangnya umur bersama perjalanan waktu yang kemudian membuatku merasakan berbagai macam pengalaman dari beragam kesalahan, maka dalam diriku pun terbentuk suatu pemahaman. Rasa sakit dan kesalahan tercipta dalam kehidupan manusia semata - mata untuk menguji agar manusia tersebut belajar menjadi lebih baik lagi. Mereka tak kan pernah bisa dihindari bahkan mereka akan selalu dibuat oleh manusia itu sendiri karena di dalam diri manusia selalu ada hawa nafsu, yang menjadikan manusia lemah. Oleh karena itu, bisa disimpulkan mengapa manusia gampang sekali berbuat kesalahan karena memang itu sudah kodratnya, sedangkan rasa sakit adalah konsekuensinya. Berlawanan dengan cara kerja waktu yang tidak akan pernah mundur dan dapat diulang, kesalahan dan rasa sakit akan selalu dapat terjadi lagi walaupun manusia itu sudah bertahun - tahun belajar menghindarinya dan setelah sekian lama tidak melakukan kesalahan serta merasakan rasa sakit dari kesalahan tersebut.

Jika seperti ini, maka salah jika berpikir bahwa kesalahan dan rasa sakit harus dihindari dan dibenci. Mereka diciptakan sebagai kodrat bukan untuk dihindari tapi ditangani, bukan pula untuk dibenci melainkan untuk dipelajari dan dipahami. Andaikan suatu saat terulang lagi, itu menandakan bahwa saat itu manusia sedang lupa tentang apa yang sudah dia pelajari dan pahami untuk diatasi. Hikmah dari penciptaan mereka adalah agar manusia belajar mengenal dan memaaafkan dirinya sendiri. Karena itulah kunci untuk mengatasinya.

Saat melakukan kesalahan, selain mendapatkan konsekuensi berupa rasa sakit, manusia juga mendapatkan konsekuensi lain yaitu hukuman dan yang paling minimal dari hukuman ini adalah rasa bersalah pada diri sendiri. Di dalam diri manusia akan tercipta konflik batin yang terdiri dari rasa menyesal, takut, benci dan menyalahkan dirinya sendiri, merasa bodoh dan tidak berguna, tidak berdaya, serta putus asa. Semuanya akan membuat diri manusia itu merasa sakit, tertekan dan gelisah. Di saat seperti inilah setiap manusia akan belajar cara mengatasinya sesuai dengan kepribadian dan pemahaman yang mereka miliki. Ada beragam mekanisme yang bisa tercipta, antara lain :
- sikap tidak peduli dengan hati nurani dan mengambil jalan membiarkan saja masalah ini
- ada yang mencoba mengingat dengan pasti kesalahan itu tanpa perlu memaafkan dirinya dan berjanji tak kan pernah melakukan kesalahan itu lagi
- ada yang menelusuri proses terjadinya kesalahan itu, belajar menangani akibat yang ditimbulkan, mengingat semua proses terciptanya kesalahan dan cara mengatasinya, dan berjanji tak kan mengulangi perbuatan itu namun tetap belum dapat memaafkan dirinya sendiri karena melakukan kesalahan itu
- ada pula yang mencoba menelusuri semua proses terciptanya kesalahan itu dan memulainya dari diri mereka sendiri, belajar mengatasinya sambil melihat apa hikmah dibalik semua itu, lalu mencoba memaafkan dan berdamai dengan dirinya sendiri serta berjanji menjadikan itu pelajaran berharga untuk hidupnya.

Masih ada beragam proses yang bisa terjadi dan semuanya itu akan berpengaruh terhadap diri serta kehidupan manusia itu, sedangkan besar kecilnya tergantung dari seberapa besar kemampuan penyerapan pelajaran dari pengalaman itu. Ada manusia yang mempelajari dan memahaminya hanya berdasarkan teori, ada yang hanya berdasarkan dari pengalaman, dan ada yang campuran dari keduanya. Tiap manusia mempunyai kemungkinan untuk memiliki ketiga tipe pemahaman tersebut, namun tipe pemahaman yang lebih mendominasilah yang akan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh karakter manusia itu sendiri dan dengan pelajaran itu mereka juga akan bisa mengatasi tekanan - tekanan yang terjadi.

Rasa sakit, tertekan dan kesalahan merupakan hal - hal yang berharga dalam hidup ini. Mereka akan selalu setia hadir menemani perjalanan hidup anak manusia. Ukuran mereka tidak pernah lebih besar dari kemampuan yang dimiliki dari setiap individu, namun takarannya tentu saja berbeda sesuai karakter tiap individu. Semakin individu itu kuat maka takarannya akan semakin besar, dan jika belum mampu mengatasi satu jenis untuk ketiga hal tersebut, maka individu tersebut akan selalu menghadapi ketiganya dalam jenis yang sama berulang - ulang hingga dia mampu mengatasinya sampai pada takaran maksimal yang bisa dia dapatkan. Ingatlah kuncinya dan pahami hikmah proses kehadiran ketiga hal tersebut dalam kehidupan ini, insya Alloh setiap manusia dapat mengatasinya dan menjadikan mereka pelajaran berharga.

Setiap ibu memiliki cara pandangnya sendiri dalam membesarkan anak. Cara pandang inilah yang menentukan bagaimana ia mengasuh dan mendidik anaknya. Yang terpenting adalah ibu bisa mengasuh dan mendidik anak dengan cara yang menyenangkan. Jangan hanya di dalam ruangan karena ibu bersikap terlalu protektif sehingga membatasi ruang gerak dan kreativitas anak. Anak juga jangan dipaksa mencapai tujuan tertentu yang diluar kemampuan anak karena obsesi ibu. Anak pun tak bisa dibanding – bandingkan karena setiap anak memiliki keistimewaannya sendiri.

Sejak awal ibu harus memiliki niat dan hati gembira dalam menghabiskan waktu bersama anak serta melakukan segala aktivitas tanpa beban, terutama dalam hal bermain. Bermain dengan anak bisa melatih semua alat indra dan keterampilan baik motorik kasar maupun halus. Dari sisi psikologis bila anak bermain bersama ibu akan terjadi interaksi yang semakin menguatkan ikatan batin. Minimalisasikanlah sifat protektif dan ambisus serta jadilah ibu yang berani, mandiri, bersemangat dan menyenangkan.

Untuk memahami kesulitan, harapan, kekhawatiran, tujuan dan sikap sebagai orangtua masa kini maka dibuatlah penelitian global atas inisiatif Huggies yang melibatkan lebih dari 5000 ibu di seluruh dunia, 2000 diantaranya di Asia Tenggara. Penelitian ini bernama “Motherhood Today Research”, yang menyimpulkan ada 6 tipe ibu yaitu independent, ambitious, competent, protective, natural, dan playful mother. Para ibu tidak perlu mematokkan diri pada satu tipe karena tiap ibu bisa memiliki semua tipe tersebut, hanya tergantung sifat yang lebih dominan dalam membesarkan anak.

Berikut ini adalah perbedaan masing – masing tipe ibu.
• Independent Mother : Aktif, berani, suka bertualang dan mandiri. Perempuan dengan tipe ini berpikiran bahwa menjadi ibu adalah suatu petualangan.

• Ambitious Mother : Berorientasi tujuan agar sukses, pintar bergaya, dan suka menuntut. Bagi perempuan tipe ini, menjadi ibu adalah langkah untuk mewujudkan cita – cita dan impiannya.

• Competent Mother : Bertanggung jawab, rasional, berpikir jernih, teliti, dan mengusahakan dirinya agar mendapatkan info terbaru. Tipe ini berpendapat bahwa menjadi ibu perlu merencanakan segala sesuatu dan harus dijalankan sesempurna mungkin.

• Protective Mother : Berhati – hati, rajin, penuh pengabdian, lembut, konservatif, dan tidak suka dengan resiko. Bagi mereka dengan tipe ini, menjadi ibu membuat dirinya merasa utuh dan sempurna sebagai seorang perempuan.

• Natural Mother : Ceria, penuh kasih saying, penyayang, dan bias menjadi teman sekaligus ibu untuk anaknya. Tipe ini berpikiran bahwa menjadi ibu adalah peran alamiah bagi dirinya.

• Playful Mother : Spontan, tidak banyak pikiran, suka bereksperimen, ceria, dan hangat. Bagi perempuan dengan tipe ini, menjadi ibu adalah pengalaman istimewa yang penuh dengan sukacita dan keingintahuan.

Category: Labels: | 0 Comments

Menyusui merupakan investasi orangtua di dunia dan di akhirat yang akan menjadikan anaknya bersyukur terhadap Alloh dan mereka. Hal ini dijelaskan Alloh pada ayat berikut : ”Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada ibu-bapaknya karena ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (Q.S. Luqman :14). Selain itu Alloh menjelaskan kewajiban seorang ibu untuk menyusui anaknya dalam ayat berikut :

 “Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan” (Al-Baqarah : 233). Dan juga pada ayat berikut ini : “Dan Kami ilhamkan kepada ibunya Musa, susuilah dia (Musa), dan apabila engkau khawatir terhadapnya maka hanyutkanlah dia ke sungai (Nil).” (Al-Qashash : 7). Alloh memberikan sebuah gambaran tentang kuatnya ikatan menyusui seorang anak kepada bayinya yang hanya bisa diputuskan oleh keguncangan yang maha dashyat di hari kiamat dalam surat Al-Hajj : 2 “(Ingatlah) pada hari ketika kamu melihatnya (guncangan itu), semua perempuan yang menyusui anaknya akan lalai terhadap anak yang disusuinya…”

Proses menyusui berkaitan dengan hormon oksitosin yang mempengaruhi produksi ASI. Hormon ini dipengaruhi oleh pikiran dan perasaan ibu. Banyak ibu berpikir bahwa ASI yang dimilikinya sangat sedikit dan hal ini akan mempengaruhi kerja pabrik ASI sehingga ASI yang terproduksi pun menjadi sedikit. Untuk itu ibu harus memiliki pikiran dan perasaan yang baik dengan cara melihat dan memperlakukan bayi dengan penuh kasih sayang serta melihat keceriaan ayah yang bermain dengan bayi pun bisa meningkatkan hormon tersebut.

Sebuah laporan penelitian dalam Jurnal Obstetri dan Ginekologi yang dilakukan oleh sejumlah peneliti dari University of Pittsburgh Center for Research on Health Care melapokan bahwa perempuan yang menyusui lebih dari 12 bulan bisa mengurangi risiko terkena penyakit jantung hingga 10 persen. Penelitian ini melibatkan 140.000 perempuan menopause dengan rata-rata usia 63 tahun. Perempuan tersebut memberikan informasi mengenai pola makan dan sejarah menyusui, data BMI (body mass index/indeks massa tubuh) serta riwayat medis. Selama penelitian partisipan dikirimkan laporan medisnya dan waktu rata-rata penelitian ini adalah 8 tahun.

Setelah setahun menyusui didapatkan bahwa kemungkinan mengalami tekanan darah tinggi menurun sebesar 12 persen, diabetes menurun sebesar 20 persen, tingkat kolesterol yang tidak normal menurun sebesar 19 persen dan risiko penyakit jantung menurun sebesar 9 persen dibandingkan dengan perempuan yang tidak menyusui. Peneliti menemukan bahwa perempuan yang tidak menyusui cenderung memiliki tekanan darah tinggi, diabetes, kolesterol normal dan penyakit jantung. Perempuan yang menyusui hanya satu atau dua bulan saja bisa memperbaiki kesehatannya, tapi waktu menyusui yang lama akan memberikan manfaat yang lebih besar lagi. Semakin lama ibu tersebut menyusui  anaknya, maka risiko terkena serangan jantung, stroke dan penyakit jantung lainnya juga akan semakin kecil.

Banyak faktor yang memainkan peranan di sini antara lain proses menyusui akan memobilisasi lemak sehingga membantu menurunkan berat badan dan memiliki dampak meningkatkan toleransi terhadap glukosa dan metabolisme kolesterol. Hal ini juga meningkatkan kadar hormon oksitosin yang dapat membuat pembuluh darah menjadi rileks. Namun bukan hanya faktor menyusui saja yang dapat menurunkan risiko penyakit jantung, tapi pola hidup saat masih muda dulu juga turut berkontribusi. Untuk itu, jika ingin mendapatkan hasil yang maksimal, terapkanlah pola hidup sehat sebelum, selama dan sesudah pemberian ASI pada anak Anda.

Keuntungan lain dari menyusui adalah dapat mengurangi perdarahan setelah persalinan, mempercepat pengecilan rahim, menunda masa subur, mengurangi anemia, mencegah kanker ovarium dan kanker payudara, serta menjaga ibu agar tetap langsing dan cantik.

Category: Labels: | 2 Comments

Tulisan ini sebenarnya bisa teman - teman temui di website kompasiana.com namun tentu saja di sana tidak akan ditemukan kata - kata bahwa posisi tidur untuk penanganan epilepsi ini sesuai seperti anjuran Rasululloh. Mei sendiri mendapatkan berita ini dari notes Yusuf Mansur Network di facebook. Berikut ini Mei sajikan penanganan pada penderita epilepsi serta hikmah yang terkandung dalam posisi tidur yang dianjurkan oleh Rasululloh.

Apabila Anda sedang berada dalam keramaian, tiba-tiba ada orang di dekat Anda mengalami gejala penyakit epilepsi yaitu kejang-kejang (seizures) , apa yang sebaiknya Anda lakukan ?

1. Tetap tenang, dan jangan panik.

2. Cegah cedera lebih lanjut, jaga kepala korban agar tidak membentur benda keras. Di saat kejang-kejang, kepala korban harus diberi bantalan atau disandarkan ke benda yg empuk, apabila tidak ada benda empuk disekitar Anda, bisa digunakan kaki atau paha (memangku kepala korban).

3. Jangan membatasi gerakan korban di saat kejang-kejang. jangan ditahan, biarkan badannya bergerak-gerak namun tetap dijaga agar tidak membentur benda keras.

4. Jangan memasukkan apa saja ke dalam mulut korban seperti obat, air, dan sebagainya. hal ini untuk mencegah korban supaya tidak tersedak dan menghambat pernafasan. Berilah minum apabila korban sudah memperoleh kesadarannya.

5. Berilah ruangan di sekitar korban, cegah supaya jangan sampai terlalu banyak orang yang mengerumuni korban, hal ini supaya korban dapat lebih mudah memperoleh udara segar.

6. Kejang-kejang biasanya hanya berlangsung selama kurang dari 5 menit, apabila berlangsung lebih lama dari itu, segera panggil dokter. Apabila Anda mengetahui kalau ini pertama kalinya korban mengalami kejang-kejang, segera panggil dokter.

7. Setelah korban tenang dan tidak bergerak, baringkan korban dalam recovery position jika memungkinkan. Recovery position adalah posisi tidur dengan badan menghadap ke kanan (sisi kanan badan berada di bawah), tangan menyangga kepala, dan kaki yg berada di atas ditekuk. Posisi tidur ini mirip seperti posisi tidur yg dianjurkan Nabi Muhammad SAW.  Posisi ini berguna untuk mencegah ludah menghambat saluran pernafasan (saat nafas belum stabil).



Selain itu, ada hikmah lainnya dalam posisi tidur ini, yaitu :
  1. Jantung (berada di sisi kiri badan) berada lebih tinggi ke otak, sehingga aliran darah ke otak akan lebih lancar (karena darah tertarik gravitasi dan menuju ke tempat yg lebih rendah).
  2. Dengan posisi tidur ini tulang belakang akan tetap tegak dan bukan lurus sehingga terhindar dari terjadinya kelainan bentuk tulang belakang seperti sakit pinggang, hernia nukleus pulposus (pergeseran piringan tulang belakang), kifosis (bungkuk), dan lainnya.
  3. Posisi ini sangat dianjurkan untuk para ibu hamil karena perutnya yang sudah membesar dan akan berbahaya bila tidurnya terlentang. Resiko untuk terjadinya oedem dan varises akan membesar pada posisi terlentang akibat cairan tubuh yang sebagian besar akan tertarik oleh gravitasi dan mengumpul pada bagian - bagian tubuh yang terendah.
Sumber : http://kesehatan.kompasiana.com/2009/12/11/pertolongan-pertama-untuk-kejang-kejang/ , http://www.facebook.com/inbox/?ref=mb#/note.php?note_id=283685170209&ref=mf

Banyak ulama yang menulis berbagai manfaat sholat untuk kesehatan. Kali ini akan Mei berikan sebuah tulisan yang Mei ambil dari notes Intellect Magazine di facebook. Mengutip hadis Nabi Muhammad saw bahwa sholat merupakan suatu cara penyembuhan dari berbagai macam penyakit, maka tak heran bahwa penting untuk diketahui manfaat setiap gerakan sholat dan tentunya gerakan sholat sesuai yang dilakukan oleh Nabi Muhammad. Untuk tulisan kali ini, dalam notes tersebut secara khusus membahas manfaat posisi sujud.

Medical Advantages of Sajda (Prostration)

Sajda (Prostration) is a unique position or stance in the regular prayers, which a Muslim is supposed to offer at least five times a day. Although the basic purpose of obligatory prayers is not to provide an exercise for people yet it is being increasingly recognized that it has plenty of medical advantages for the human body.

Here it is worth mentioning that Holy Prophet Muhammed (peace be upon him) has mentioned in a hadith in Ibn Maja: 'That prayer is a cure for many diseases'. The position of Sajda in which the forehead touches the ground is exclusively associated with the Muslim form of prayer.

In a Hadith narrated by Anas bin Malik (R.A.) Holy Prophet (peace be upon him) advised Muslims to perform Rukuu (bowing) and Sajda (prostration) properly. In another Hadith he (peace be upon him) advised to perform Sajda (Prostration) and Bowing calmly and to get up only when the body has come to ease. Hence the first positive effect upon a person who prostrates or does Sajda(Prostration) is that he comes nearest to Allah and hence in that condition he can supplicate.
Psychological advantage:

This is a great psychological advantage and it gives relief to the person concerned as life is full of worries and in this position he gets at least a transient refuge from the agonizing problems.

When a person goes to the position of Sajda (Prostration), his whole body is in active motion. This position can be considered as a mini dive as the musalli (one who offers prayer) goes to rest his forehead on the ground while his hands are placed at the sides. This brings most of the body muscles if not all in active motion and serves to give them some exercise. The hands are then specifically stretched out and thence the forearm as well as arm muscles are supposed to bear the weight in the Sajda (Prostration) position. It gives good exercise to the muscles of the upper limb. The Prophet (peace be upon him) in a hadith advised not to put the forearms flatly on the ground but to keep them elevated above ground and this is better for the forearm and arm muscles.

Sajda (Prostration) is a unique position as this is the only position in which brain (or head) becomes lower than the heart and hence for the first time the blood gushes towards the brain with full force whereas in all other positions (even when lying) brain is above the heart when it has to work against gravity to send blood to the brain. In the position of Sajda (Prostration) due to the increased blood supply the brain receive more nourishment and it has good effect upon memory, vision, hearing, concentration, psyche and all other cognitive abilities.

People who offer their prayers regularly have more will power and can cope with the difficulties of life in a much better manner.

They have less incidence of headaches, psychological problems and other defects of cognitive function. In the unique position of Sajda (Prostration) the neck muscles get best exercise. They have to bear the load when the forehead lies at the ground hence the neck muscles become stronger. One can note the tense pressure at the neck muscles in the position of Sajda (Prostration) specially the active motion of the neck and the facial muscles when the head is being lifted. (e.g. one inch above the ground) and it will be noticed that they are in a very active motion.

More strong cervical muscles mean the cervical vertebra will be better protected. Strength of cervical muscles is important as the head rests upon cervical vertebra supported by cervical musculature. In fact head performs rotator movements over the cervical vertebra. In any accident cervical neck examination is especially important to the physicians because of its extraordinary importance. It is uncommon that a person who offers his prayers regularly will get the usual neck myalgias or cervical spondylosis as the neck muscles particularly become very strong due to the 34 sajdas (Prostrations) offered daily in five prayers.

The unique position of Sajda (Prostration) also has positive effects upon the back muscles as while going into Sajda and getting up from it the back muscle contract actively and they become stronger. Probably it is because of this reason that a person who is regular in prayers will (rarely) get backache.

Finally it must be reminded that (even though) prayer is not meant to be an exercise, there are a lot of medical advantages associated with it. Still the best blessing is the peace of mind, which a person derives by the accomplishment of his duty to Allah by fulfilling an obligation.

Inti dari notes ini antara lain sebagai berikut :

  1. Secara psikologis, posisi ini membuat manusia sadar bahwa hidupnya penuh dengan kekhawatiran dan dia amat membutuhkan perlindungan dari penciptanya, Alloh subhana wa ta'ala. Dengan kesadaran ini maka dia pun meyakini bahwa hanya Alloh yang mampu melindunginya dan dia pasrah kepadaNya. Tentu saja jika sudah seperti ini maka ketenanganlah yang akan didapat. Oleh karena itu orang yang sering sholat akan mempunyai kemampuan menyelesaikan masalah dan kesulitan hidup yang lebih tinggi serta mempunyai pola pikir positif.
  2. Saat sujud, tubuh bergerak aktif dengan beban2 tubuh yang seluruhnya bertumpu pada bagian kepala depan dan kedua tangan pada kedua sisi tubuh. Posisi ini akan melatih kekuatan otot2 tangan yang terentang dan bagian atas tubuh. Oleh karena itu Nabi menganjurkan untuk tidak meletakkan lengan saat sujud tapi hendaknya menaikkan lengan hingga membentuk sudut yang memisahkan lengan dengan lantai.
  3. Posisi ini membuat otak kedudukannya lebih rendah daripada organ hati sehingga aliran darah secara keseluruhan mengalir ke otak dan tentu saja membuat otak mendapatkan nutrisi lebih banyak. Posisi otak seperti ini tak kan pernah didapatkan pada posisi lainnya bahkan saat berbaring sekalipun. Ini merupakan posisi yang bermanfaat dan mempengaruhi perbaikan memori ingatan, penglihatan, pendengaran, konsentrasi dan kemampuan kognitif lainnya.
  4. Orang yang sering sujud akan lebih jarang sakit kepala, jarang memiliki masalah psikologis, dan tidak mengalami gangguan fungsi kognitif. Hal ini dikarenakan otot2 leher dan wajah saat sujud lebih terlatih dan menjadi lebih kuat.
  5. Kekuatan otot2 dan tulang2 pada bagian tulang belakang akan semakin kuat serta terlindungi dengan posisi ini. Sehingga jangan heran bila orang yang sering sujud akan terhindar dari myalgia dan spondylosis cervical karena mereka melatih tulang dan otot2nya sebanyak 34 kali selama sehari dalam 5 waktu sholat.
  6. Otot2 bagian punggung pun lebih sering terkontraksi saat posisi sujud sehingga sangat jarang ditemukan orang sakit punggung atau bagian pinggang pada orang2 yang sering sujud.
Sumber : http://www.facebook.com/note.php?note_id=272573147852

    Kanker merupakan salah satu penyakit yang amat ditakuti karena dianggap mematikan (terminal illness). Walaupun sejumlah penderita mampu mengatasi kanker namun diagnosis kanker relatif menimbulkan rasa ancaman besar bagi penderitanya, seperti yang dinyatakan oleh S. Fishman dan L. Berger dalam buku berjudul The War On Pain, yang diterbitkan tahun 2000. Diagnosis kanker itu sendiri sudah cukup memberikan tekanan besar bagi penderitanya, belum lagi kenyataan tentang hasil diagnosis penyebaran sel kanker dan kemungkinan pertumbuhannya jika tak tertanggulangi. Dalam proses mengupayakan kesembuhan, pasien tak hanya ditantang mengatasi penyakitnya itu sendiri tetapi juga ditantang untuk mengatasi ketidaknyamanan proses pengobatan dan tantangan ekonomi. Ketidaknyamanan proses pengobatan termasuk didalamnya pembatasan aktivitas dan bagi sebagian orang juga pengalaman rasa mual saat menjalani kemoterapi. Kondisi ekonomi merupakan tantangan tersendiri bagi penderita, khususnya yang memiliki keterbatasan finansial.

    Dalam tulisan yang disampaikan di International Union of Psylogical Science (IUPsyS) Congress, Beijing, tahun 2005, berjudul Resiliency And Helplessness : A Further Study On Families That Live On Riverbank Areas In Jakarta, Monty P. Satiadarma mendefinisikan resiliensi sebagai kemampuan individu untuk bertahan bahkan tetap tumbuh dan berkembang di tengah kondisi hidup yang penuh dengan tekanan. Sementara J. L. Johnson dan M.D. Glantz dalam tulisan yang berjudul Resilience And Development Positive Life Adaptations (termuat dalam buku H.B. Kaplan, 1999, Toward An Understanding of Resilience : A Critical Review of Definitions And Models, halaman 17 – 84), menjelaskan bahwa resiliensi merupakan kemampuan individu dalam mempertahankan keseimbangan diri dari waktu ke waktu yang dilandasi oleh tercapainya integrasi kepribadian. Ada sejumlah pakar (seperti E.P. Sarafino, 1994, dalam buku berjudul Health Psychology : Biopsychosocial Interactions) yang beranggapan bahwa resiliensi sama halnya dengan ketangguhan. S.C. Kobasa dalam tulisan yang berjudul Stressful Life events, Personality, And Health : An Inquiry into Hardiness, yang dimuat dalam Journal of Personality and Social Psychology, 37, halaman 1 – 11, tahun 1979, berdasarkan penelitian yang dilakukannya secara ekstensif memperoleh kesimpulan bahwa mereka yang memiliki resiliensi tinggi cenderung lebih tangguh menghadapi penyakit daripada mereka yang memiliki resiliensi rendah. Tinggi rendahnya resiliensi dalam hal ini diukur dari frekuensi keluhan dan bobot keluhan yang diukur melalui satuan skala (misalnya pasien diminta memberikan skor tertentu akan sakit yang mereka alami, skor berkisar 0 – 10, 10 = sakit yang dirasakan tak tertanggulangi). Monty P. Satiadarma dalam tulisan yang berjudul Resilience of Indonesian City_riverbank Families : A study On Families Who Live On Ciliwung Riverbank, yang disampaikan pada International Society for The Study of Behavioural Development (ISSBD) Congress, Beijing, tahun 2000, berdasarkan penelitian yang dilakukannya atas 157 penduduk bantaran sungai, memperoleh gambaran bahwa besaran penghasilan dan tingkat pendidikan mempengaruhi resiliensi individu dalam menghadapi tekanan hidup.

    Kondisi ekonomi dan pendidikan semata – mata tidak cukup memberikan sumbangan yang berarti bagi aspek resiliensi individu dalam mengatasi penderitaan sakit kanker. Upaya penderita memerangi penyakit kanker membutuhkan dukungan psikologis yang amat besar dari keluarga. Ragam telaah ilmiah sebelumnya, seperti yang dinyatakan oleh N. Garmezy dan M. Rutter dalam tulisan yang berjudul Stress, Coping, and Development In children, yang dimuat dalam buku Stressors of Childhood, terbit tahun 1983, mengemukakan bahwa keluarga berperan besar dalam membentuk pribadi resilien dalam perkembangan anak menuju ke kedewasaan. Dukungan keluarga mempengaruhi terbentuknya integritas kepribadian dan pola pikir positif pada individu dalam proses perkembangannya. Demikian pula dalam menghadapi penyakit kanker, kehadiran keluarga akan sangat membantu pasien dalam mengatasi perasaan tertekan yang harus dia hadapi akibat penyakitnya itu sendiri, akibat keterbatasan ekonomi dan akibat perubahan pola hidup selama menjalani pengobatan.

    Di samping itu, peran tenaga kesehatan di rumah sakit memberikan dampak besar bagi pasien. Fishman dan Berger (2000) mengemukakan bahwa langkah penting tenaga kesehatan dalam hal ini selayaknya lebih diarahkan untuk mengatasi penderitaan pasien akibat rasa terisolir daripada mengatasi penyakitnya itu sendiri. Tanpa mengabaikan aspek medis tentunya, para tenaga kesehatan perlu menyadari bahwa sebagian besar pasien relatif merasa terisolir dari lingkungan sosial karena adanya ragam pembatasan dan perubahan gaya hidup, dan rasa terisolir itu memberi pengaruh negatif terhadap ketahanan fisik pasien. Padahal proses pengobatan tidak sekedar diarahkan untuk mematikan sel kanker tetapi juga menghambat perkembangannya dengan jalan meningkatkan ketahanan pasien. Perasaan terbebani yang dialami oleh pasien dapat dikurangi dengan jalan memberikan perhatian lebih besar pada pasien, mendampingi pasien dalam kesendiriannya, dan mendengarkan keluh kesah pasien. Keterbatasan tenaga kesehatan yang tersedia di rumah sakit tentunya merupakan kendala tersendiri yang harus diatasi. Oleh karena itu bantuan dari keluarga akan memberikan sumbangan yang amat berarti bagi pasien dalam menghadapi penyakitnya, baik kemungkinan untuk bertahan relatif lebih besar maupun peluang untuk bertahan relatif kecil.

    Ragam keluh kesah pasien, seperti perasaan tidak berdaya, perasaan menyulitkan dan membebani keluarga, perasaan menyesal karena menjalani kehidupan yang tidak sehat, dan kecemasan menghadapi kematian, merupakan ungkapan – ungkapan yang sering diutarakan pasien khususnya dalam keputus-asaan mereka dalam memerangi penyakitnya. Sebaliknya, kebermaknaan hidup merupakan hal yang paling didambakan oleh pasien dalam menghadapi peluang hidupnya yang semakin kecil akibat penderitaan dan deraan sakit. Refleksi atau umpan balik dari pihak keluarga serta tenaga kesehatan bagi pasien tentang hal – hal yang pernah dicapai pasien selama menjalani hidupnya merupakan bentuk dukungan psikologis yang bermanfaat bagi pasien. Pengumpulan ingatan akan hasil – hasil yang pernah dicapai selama hidup menggugah perasaan bermakna dalam diri pasien dan kondisi ini mempengaruhi tergugahnya pola piker positif.

    Akan tetapi pada kenyataannya yang sering terjadi adalah keluarga cenderung memberikan ragam saran penyembuhan secara fisik yang kurang memperhatikan gejolak psikologis yang sedang dialami pasien. Anggota keluarga yang sesungguhnya berniat baik membesuk dan menemani acapkali mengemukakan saran – saran terapi alternatif tanpa dilandasi bukti akurat. Sering terdengar anggota keluarga menyarankan pasien mengkonsumsi dedaunan atau buah – buahan tertentu tanpa akurasi ukuran dan rentang masa terapi. Ketika dalam rentang masa tertentu pasien belum merasakan perubahan maka yang muncul adalah rasa frustasi dan hal ini cenderung menambah beban penderitaan bagi pasien. Oleh karena itu, saat memberikan dukungan psikologis pada pasien yang tengah menghadapi penderitaan penyakit kronis dan mematikan seperti kanker, perlu dipertimbangkan agar tidak terburu – buru mengemukakan saran tanpa landasan pengetahuan yang akurat. Tenaga kesehatan perlu lebih memperhatikan aspek psikologis penderita disamping menguapayakan penyembuhan melalui bantuan medis. Dukungan eksternal yang lebih bersifat mendengarkan akan lebih bermanfaat daripada secara awam memberikan beragam saran yang mengandung resiko menimbulkan rasa frustasi.

    Pasien sendiri hendaknya menjalani terapi sesuai petunjuk tenaga kesehatan dan tidak terburu – buru memanfaatkan saran awam tanpa informasi yang cukup akurat. Pasien perlu mengumpulkan ulang ingatan tentang prestasi yang pernah dicapai dan menghindari penyesalan hidup berlarut – larut karena penyesalan tersebut tidak akan membantu dalam menghadapi tantangan penderitaan sakit. Pasien perlu mempertimbangkan kemungkinan – kemungkinan yang masih mampu dilaksanakan dalam berbagai keterbatasan yang ia alami dan ia juga perlu menyesuaikan diri denganberagam keterbatasan tersebut. Singkatnya, dibutuhkankeberanian yang besar dalam menghadapi ragam tantangan penderitaan.

    Sumber : Jurnal Kanker Rumah Sakit Dharmais, Oktober 2009.

    Tubuh kita ini ada batasnya. Bila diibaratkan sebagai mesin mobil, tubuh manusia pun perlu istirahat karena bila terus dipaksa untuk beraktifitas maka tubuh kita akan mengalami kelelahan. Kelelahan terjadi karena dipaksanya fisik dan mental untuk bekerja secara terus menerus tanpa istirahat yang cukup. Kelelahan ini dapat berakibat serius bagi kesehatan dan makin diperburuk oleh konsumsi rokok yang terus menerus disertai konsumsi kopi yang berlebihan serta konsumsi suplemen dan minuman berenergi yang umumnya mengandung ginseng dan kafein.

    Dampak kelelahan ini adalah gangguan kesehatan secara umum, kambuhnya berbagai penyakit kronis dan menurunnya daya tahan tubuh seseorang. Kelelahan berhubungan dengan berbagai gangguan kesehatan seperti gangguan sistim pencernaan, gangguan sistim jantung dan pembuluh darah termasuk pembuluh darah otak serta penurunan daya tahan tubuh. Kelelahan serta stress yang tinggi juga akan sangat mengganggu proses metabolisme dan hormonal di dalam tubuh kita.

    Kelelahan fisik dan psikis akan memperburuk daya tahan tubuh seseorang yang mengalami kelelahan tersebut karena mereka akan mudah terkena infeksi virus seperti virus flu, mudah terjadi infeksi usus berupa diare mereka juga rentan terkena infeksi virus Hepatitis, Demam Thypoid dan virus demam berdarah. Mereka yang mengalami kelelahan juga sebenarnya sudah tidak berkonsentrasi dan bekerja dengan baik selain itu emosinya juga menjadi tinggi. Kecelakaan lalu lintas sering terjadi pada pengendara yang sedang mengalami kelelahan tersebut. Berbagai penyakit kronis dapat menjadi kambuh jika seseorang mengalami kelelahan antara lain sakit maag, gangguan kejiwaan, asma, Diabetes Mellitus, hipertensi, stroke dan serangan jantung.

    Gangguan pencernaan merupakan hal utama yang terjadi jika seseorang mengalami kelelahan. Keluhan pencernaan yang timbul antara lain nafsu makan berkurang dimana hal ini akan memperparah kondisi fisik yang sedang mengalami kelelahan tersebut. Seseorang yang mengalami kelelahan juga akan mengalami mual bahkan muntah serta nyeri di ulu hati. Apabila sudah ditemukan adanya gangguan kesehatan seperti mual muntah dan sakit kepala serta nyeri dada adalah peringatan agar berhenti beraktifitas untuk mengobati gangguan kesehatan yang terjadi.

    Ketika seseorang telah mengalami puncak kelelahan yang telah terakumulasi selama beberapa waktu, maka mereka beresiko besar mengalami serangan jantung yang salah satu tandanya adalah nyeri dada. Serangan jantung sendiri sebenarnya bukan terjadi tiba-tiba tetapi merupakan suatu proses. Faktor risiko untuk terjadinya serangan jantung tersebut sebenarnya dapat diidentifikasi melalui pemeriksaan laboratorium. Ada beberapa penyakit yang nilainya hanya diketahui dengan pemeriksaan antara lain pemeriksaan darah rutin, pemeriksaan urin dan tinja, pemeriksaan gula darah, kadar kolesterol darah, kadar asam urat, pemeriksaan fungsi ginjal dan fungsi hati. Selain itu pemeriksaan tekanan darah penting untuk mengetahui adanya hipertensi. Oleh karena itu dengan pemeriksaan kesehatan rutin terutama untuk masyarakat yang sudah berumur diatas 40 tahun merupakan suatu hal yang penting. Secara khusus untuk jantung pemeriksaan EKG saat istirahat dan pemeriksaan Treadmil Test (TMT) merupakan skrining yang baik untuk mengidentifikasi adanya gangguan jantung.

    Selain pemeriksaan kesehatan rutin, maka bagi masyarakat yang memang super sibuk diminta untuk tetap mempertahankan jumlah tidur minimal 6 jam sehari, dimana ada kesempatan untuk beristirahat maka dianjurkan untuk beristirahat. Tetap memperhatikan waktu makan minimal tiap 6 jam, sebaiknya disela waktu makan ada makanan yang diskonsumsi terutama makanan yang sehat tidak mengandung coklat, keju, berlemak dan mengurangi goring - gorengan. Namun air putih harus tetap dipertahankan sebanyak minimal 2 liter per hari . Lebih banyak mengkonsumsi buah dan sayur - sayuran. Diwaktu antara makan baik juga untuk selalu mengkonsumis buah. Mengurangi menghisap rokok, minuman bersoda, dan minum kopi jangan berlebih-lebihan maksimal 2 gelas sehari. Suplemen sebaiknya juga jangan berlebihan dikonsumsi dan sebaiknya juga dihindari minuman yang berkafein atau mengandung ginseng. Karena sebenarnya yang dibutuhkan tubuh saat itu adalah istirahat. Selain itu juga yang terpenting melakukan olah raga secara teratur.

    Pipi tembem disebabkan karena adanya penumpukan lemak di bawah kulit secara berlebihan. Untuk mengatasinya dapat dilakukan terapi mini lipusuction. Tindakan ini merupakan cara untuk membuang lemak pd bagian tubuh atau wajah yg tidak diinginkan dgn menggunakan kanula atau pipa tumpul sepanjang 12 cm berdiameter 2-3 mm.

    Prosedur terapi merupakan operasi kecil dgn pembiusan lokal dan dapat selesai dalam 1 jam. Setelah operasi selesai maka pipi ditekan dgn pembalut tekan selama 5-7 hari. Terapi ini hanya dilakukan satu kali seumur hidup karena hasilnya bersifat permanen.

    Utk efek samping mini liposuction,tidak ada yg membahayakan. Memar kebiruan sedikit adalah hal yg normal terjadi dan akan hilang dalam beberapa hari. Namun begitu,hasil dari terapi bisa saja membuat pipi kurang rata apabila dokter operator kurang berpengalaman. Oleh karena itu,lakukanlah pd dokter ahli yg berpengalaman.

    Ada yg mengira bahwa cara "mengempiskan" pipi tembem adalah dgn cara botox. Namun ternyata kondisi yg biasa "dibotox" adalah rahang besar pd wajah persegi,yg disebabkan karena otot pengunyah (masseter) mengalami hipertrofi (pembesaran).

    Utk membuat wajah terlihat tirus,suntikan botox cukup dilakukan satu kali pd pipi bagian bawah di depan telinga. Namun setelah 3-4 bulan biasanya akan kembali lagi ke kondisi semula. Oleh karena itu diperlukan kembali suntikan berikutnya.

    Endometriosis merupakan salah satu kelainan ginekologis yg paling sering dijumpai. Dalam dua dekade terakhir terlihat adanya peningkatan insiden endometriosis. Faktor resiko terkena endometriosis adalah perempuan yg darah haidnya banyak sekali. Sedangkan mereka yg rentan menderita endometriosis adalah wanita berusia 16 tahun ke atas atau usia2 produktif. Utk mereka yg berusia remaja antara 11-13 tahun,perdarahan berlebihan saat menstruasi dan siklus menstruasi yg abnormal bukanlah endometriosis dan nyeri yg terjadi disebut nyeri haid primer. Hal ini disebabkan karena pd usia tersebut memang blm tercapainya keseimbangan hormonal.

    Endometriosis berpengaruh pd sistem reproduksi dan bisa menyebabkan seorang wanita tidak hamil karena ada sesuatu yg menghalangi. Namun demikian,mereka yg bisa hamil sekalipun juga tetap bisa mengalami endometriosis setelah melahirkan. Bahkan ada juga wanita yg sudah menopause tetap mengalami endometriosis. Endometriosis pd kehamilan bersifat sangat individual. Ada seseorang yg mengidap endometriosis banyak ternyata bisa hamil sementara ada juga yg endometriosisnya sedikit malah tidak bisa hamil.

    Ahli obstetrik dan ginekologi (kandungan) membagi endometriosis dalam kategori ringan,sedang,dan berat. Hal ini penting utk mendapatkan gambaran penatalaksanaan penyakit dan kemungkinan kesembuhannya.
    • Ringan
    1. endometriosis menyebar tanpa perlekatan pd bagian depan atau belakang permukaan ovarium,atau daerah peritoneum (lapisan perut)

    • Sedang
    1. endometriosis pd 1 atau 2 ovarium disertai parut dan retraksi (tarikan) atau endometrioma kecil
    2. perlekatan minimal di sekitar ovarium yg mengalami endometriosis
    3. endometriosis pd bagian depan atau belakang cavum Douglasi dgn parut dan retraksi atau perlekatan,tanpa implantasi di usus besar sigmoid

    • Berat
    1. endometriosis pd 1 atau 2 ovarium,ukuran lebih dari 2x2 cm persegi
    2. perlekatan 1 atau 2 ovarium/tuba/cavum Douglasi karena endometriosis
    3. terjadi perlekatan usus dan atau perlekatan pd saluran kemih

    Endometriosis juga bisa mengakibatkan komplikasi yg cukup serius. Selain mengalami infertilitas (kemandulan),juga bisa mengakibatkan kista. Kista endometriosis inilah yg bisa mengakibatkan nyeri yg sangat hebat pd saat menstruasi maupun saat melakukan hubungan intim. Kista ini dapat sembuh namun tidak jarang kambuh kembali. Pada kondisi lanjut,jaringan endometriosis daapat menjalar ke bagian tubuh lain seperti usus,otak,kandung kemih,dan paru-paru. Maka endometriosis bisa disamakan dgn tumor jinak karena penyebarannya itu.