Tampilkan postingan dengan label Puisi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Puisi. Tampilkan semua postingan

KAU

Memang di musim salju
Tak ada bunga kuncup walau sepucuk
Tapi di dasar kalbuku
Kau setangkai angkuli
Mekar sudah

Malam hanya angin dingin
Mengetuk-ngetuk jendela kamarku
Menggigilkan pepohonan
Tapi bara yang kau taruh dalam hatiku
Berkobar

Menjelma api,
menghangatkan pikir dan rasa
Mencairkan gairah hidupku yang nyaris beku
Sepadat batu

Di lain waktu
Kau adalah arus air
Mendenyutkan sungai yang dikerontangkan
Terik matahari

Kau arah yang kutuju
Bebas dari kehancuran

[Soni Farid Maulana, 2001]



Note :
Tak perlu kau Termangu
Cukup beri aku ilmu
Tak perlu bujuk rayu
Apalagi bunga yang cepat layu
Cukup untukku
Buku buku dan logikamu

Leaf falls from the branch
A new leaf will grow come spring
Yet not the same leaf

- James F. -



It's all said and done
It's real and it's been fun
True goodbye are the ones
Never said or explained

In love,
Nothing exists between heart and heart.
Speech is born out of longing,
True description from the real taste.

The one who tastes, knows ;
The one who explains, lies.

How can you describe the true form of Something
In whose presence you are blotted out ?
And in whose being you still exist ?
And who lives as a sign for your journey ?


- Rabia al Basri -

* Dari beberapa bait puisi karya Badruddin Emce

Seluruh yang engkau tulis, tengadah.
Seluruh yang tengadah, rekah.
Seluruh yang rekah, menggugah.

Perkenankan kami menjadi lebah !
Bagaimana terbang lepas
seperti makhluk paling bebas.

Berputar-putar seperti kerumunan gila belajar.

Lalu meluncur
seperti hanya akan ambil manis sarinya
menolak sepah kosongnya.

Sebelum sentuh membangkitkan,
tak perlu kiranya dituliskan.

Menyusuri jalan yang ditentukan angin
kami akan datang melupakan
rimbun pohon-pohon jauh tinggi !
Sepanjang engkau bebas dari napsu,
dengan seluruh urat daya,
pertahankan itu tengadah rekah.

Category: Labels: | 0 Comments

Kala rembang petang lintasi ilalang
Dia pelan berjalan
Di ujung parang, kematian bertandang
Senja hilang di pelupuk ingatan

Category: , Labels: , | 2 Comments

Kamu
Debur ombak yang bergemuruh
Mengikis desir sepi di pantai nadi
Aku
Tergores sentuhanmu
Lalu tersedu

Kamu
Aksara yang pulang dari kembara
Tak putus bermuara di dada

Aku
Segala cerah pengumbar gairah
Kamu
Kata yang meraja
Menjadi semesta

Category: , Labels: , | 4 Comments

My mind
The ebb and flows as the wind
All is moved and bent to will
Feel the breeze and whatever I bring

Your pray
Float in the wind
Sent as arrows in the air
Like a leaf flowing in a spring
Keep us all from dispair

Hasan Aspahani

"Tak ada yang tersaji, garpu menikam kosong talam. Jika ada sepotong hati di situ, hatiku, pasti melimpah sudah, kuah darah."

Agus Hermana

"Kamu gado-gado sepincuk riuh. Gemuruhlah siangku yang rusuh. Sayur rempahmu berebut pengaruh. Menguaplah peluh."

Category: , Labels: , | 0 Comments

Aduhai, Cinta..
Latif pintamu, HATIF
TerSADAP bulir hujan malam
Larut di GAYUNG mimpi

O, Cinta..
Ingatkan aku, LANYAU bibirmu
MenCERABIH ASA
: Persenyawaan kita

(Ah, kita.. Sungkan meNOLAK takdir, enggan putuskan RANTAI nasib)

JINGGA berpendar, tersentak sentak
Laun berKOBAR, serentak
"Ya, aku mau. Cinta."



Untuk Arisan Kata edisi 9
http://topenkkeren multiply.com/journal/item/151

Hasil karya peserta Arisan Kata 9
http://topenkkeren.multiply.com/journal/item/153

Karya : Andi Gunawan @ndigun

Seumpama manusia serupa kata, diksi adalah tingkahnya, rupa-rupa, sembarang, tak melulu seirama.

Adalah makna yang tak dimiliki kata, ia mencarinya sendiri dalam sejuta ambiguitas duniawi.

Lantas, usahlah sendu ketika diksimu tak sejalan mau kerangka aksara.

Adalah lumrah, adalah biasa, adalah sudah jangan kau sesali dalam panjang alinea sesudahnya.

Habis titik, semailah frase baru pada lembaran kekinianmu, karena lalu adalah lalu.

P.S. Puisi Akrostik : puisi atau bentuk tulisan lain dimana huruf, silabus, atau kata pertama dari tiap baris atau paragraf mengeja sebuah kata atau pesan. Biasanya sama dengan judul.

Http://tujuhrasa.wordpress.com

Kupetik sakura dari bubus serbuk bintang
Asa tuai cinta panglima cahaya
Di tiupan 25 lilin merah
Asmara menyala bagai mawar merekah

Category: , Labels: , | 0 Comments

Sulur asa merambati hatiku perlahan
Mencari cahaya fotosintesa cinta
Mekar merekah tersiram cita

Unsur hara kenangan meresap merambati impian
Dipupuk tawa dan airmata
Selaksa romansa menyuburkan kuncup kuncup jiwa

Akulah anggrek cinta
Hidup merambati relung relung hati
Akarku menggantung menghiba sayang
Melilit erat angan, tak menjerat

Category: , Labels: , | 0 Comments

Waspadalah tanda Ia mengeram magma
Tak perlu duapuluhsatu hari
Untuk tiba 'awas' menetaskan erupsi

Ah, merapi tak pernah ingkar janji

Mungkin ia jemu akan cinta buta mereka
Darah biru lalai jadikan ia sekutu atas Empunya
Kali ini
Kiamat kecil pun jemput sang juru kunci

Ah, merapi tak pernah ingkar janji

Jangan amuk abu menumpuk
Jangan kecam darah tertumpah

Bukan
Ini bukan saat bagi kita lempar handuk
Namun ini momentum kembali
Ke sebebar-benar tunduk.

By : Jaraway

Category: , Labels: , | 2 Comments

Pagi ABU ABU
Memulai hari, tanpa tetes tetes embun
Duka menggantung, lara bersenandung
ERUPSI MERAPI menari di atas lirih
Negara bertabur mayat, kabarkan KIAMAT

Sejenak, seketika
Cerita tergenang di luahan tsunami
Tentang sketsa manusia LALAI
Agar hanyut, agar ingat

Perihal kami :
Abai tunduk berSUJUD pada Yang Satu
Asyik bersekutu menyekutukan CINTA-Mu
Nurani luput, diliputi HANDUK kekafiran
Jiwa tamak mengERAMi maksiat

Kemalangan..
: Makanan terbaik rakyat bersama DARAH airmata
Datang berulang, saban tahun kekuasaan
Asa mengazab penguasa, hakim hakim durjana
Menanti langit menobatkan sang khalifah



Untuk Arisan Kata 8
http://topenkkeren.multiply.com/journal/item/147

Hasil karya peserta Arisan Kata 8
http://topenkkeren.multiply.com/journal/item/149

Ya Rabb..
Ku sebut namaMu dalam gumam
Ku ingat Engkau saat alam begitu gelap
Ku mohon ampuni kami
Naungi jiwa jiwa ini dari bencana kerusakan
Amiin
[Seuntai Doa Dariku Untuk Kita]

Kau nyata bukan semu | Rindu yang selalu membuatku bersemu | Kala kita bertemu | Rela memberiku cinta dan ilmu | Walau aku hanya, pramutamu.

Kita, cinta dalam satu birama | Tak seirama meski satu rima | Dimainkan tiap malam yang sama | Purnama | Akankah bersama, untuk waktu yang lama ?

Nyatanya kita hanya gema | Yang terputus, tanpa tema | Cinta tanpa skema, penuh dilema | Bagai vokal aksara 1 kata terpisahkan trema.

Category: , Labels: , | 0 Comments

RIUH perkara berdetik tiada sejenak terhenti
Resah meLILIT sukma, kesah tiada bertepi
Pedih lisan bicara dogma
Tersiakan, ditelan stigma tanpa DERAI DERAI aksioma

PANORAMA MURAM menjalar liar ke hari hari yang tereka
Tanpa pernah bisa diterka
Kecambah asa selalu tumbuh dari GERIAP duka
Biar nestapa berujung di entah, hikmah tersimpul dalam DATA DATA luka

Musim bertukar,
LEMBAYUNG asa menggantung cantik di langit manja
Di tepi ceruk ceruk sunyi, secangkir SUSU coklat panas lamat lamat teresapi
Di kelopak malam, berjatuhan doa doa berSAHAJA
Semesta memamah keheningan, mensyukuri hari hari yang terlewati


Untuk Arisan Kata 6
http://topenkkeren.multiply.com/journal/item/137/Arisan_Kata_Edisi_Enam

Hasil karya peserta Arisan Kata 6
http://topenkkeren.multiply.com/journal/item/139

Category: , Labels: , | 0 Comments

Ku TENUN MUAK dan LARA membentuk PERMADANI MANIS penuh MISTERI
Dibaliknya terSEMBUNYI hati yang menCELOS, terpuruk di palung benci
Diatasnya terbaring TULANG JANIN cinta sang MANTAN
Mati diaborsi keraguan dan ketidakpastian

MAHKAMAH takdir menetapkan,
Semua dikumpul menyatu terbungkus KAFAN kenangan
Terkubur bersama BELANG dusta dan DURI rindu, di dalam KOLAM masa lalu
PAPAN penopang RANTING BATANG kasih sayang ikut dikaramkan

Tanpa NUANSA kesedihan, semua cepat tenggelam dan menghilang
Tiada SIMFONI SENDU mengalun mengiringi
NAMA dan nomor HANDPHONE terhapuskan
TerKUNCI dalam memori penafikkan dan keacuhan
WANGI GAS dendam menyeruak mengGANTUNG tertahan lama di udara
Menutupi nostalgia, menghalangi iba

Sekian waktu terlewati, sabar ku telusuri LORONG kesendirian
CAHAYA cinta belum mampu lagi menembus SEKAM amarah
Hanya seCANGKIR susu coklat panas, setia menemani MALAM-MALAM sepi insomnia
Dan gigitan NYAMUK HUTAN menjadi OBAT analgesi trauma hati

Sila berkata egoku keras bagai batu KARANG
Tak kan ku gubris, walau GENTA pernikahan membahana
Semua KERTAS undangan ku buang ke pojokan
Pesta hanyalah ajang pamer, sepasang SANDAL murahan



P.S. Semua kata kunci yang digunakan merupakan kata kunci dari Arisan Kata 1-4. Total kata kunci 4 periode adalah 40 kata.

Category: , Labels: , | 0 Comments

SILUET basah bayangmu terajah CANTIK dalam CAKRAWALA imajiku
Berkelebat liar ke segala penjuru kalbu, menit ke menit
Memancarkan harap dari waktu ke waktu
Mengubah kiblat hatiku hingga ku bersembahyang di hatimu

Bagiku kau MALAIKAT sesat
Meski hati kita terlilit erat terpaut cinta
Namun detik demi detik rindumu tiada berGEMING
Hilang rasa dalam batinmu, lantak bersama kelam malam

Mungkinkah kau terlalu NARCIS ?
Amat erat kau peluk POSTER profilmu
Laksana munafik yang melata, kau tuangkan racun dusta dalam tiap kata
Dan tanpa RIKUH kau tebar ke tiap sudut dunia

Kini semua melesap bagai spirtus lampu PETROMAK
Kenangan mengering terbakar muak dan benci
Bertemu realita, kasih meLAPUK seawal fajar
Endapkan mimpi-mimpi, kandaskan asa

Untung semua tersibak bersama ombak senja
Musnah segala, terbungkus kafan nostalgia
Tanpa sesal, ku larung jauh ke lautan kecewa
Biar hari baru mendekatiku,
ku kecup detaknya sambil menanti matahari sejati

Untuk Arisan Kata 5
http://topenkkeren.multiply.com/journal/item/134/Arisan_Kata_Edisi_Lima

Hasil karya peserta Arisan Kata 5
http://topenkkeren.multiply.com/journal/item/135/Peserta_Arisan_Kata_Edisi_Lima

Category: , Labels: , | 0 Comments

Sejak dahulu kala | saat pertama ku kenal dunia | meski belum tersaji nyata | kata telah membuaiku

Pertama ku kenal kata | hanya berupa suara | kadang bernada, acap tanpa nada | namun selalu ada makna

Tak semua kata ku mengerti | hanya rasa ku coba pahami | dari buku pertama yg ku baca | raut muka

Ketika dunia makin nyata | lidah kulatih, mulut kuberdayakan | ku eja perlahan, lamat-lamat kurangkai lambat | kerap terdengar, itulah kukatakan

Sekian tahun terlewati, selaksa kata termaknai | mulailah belajar tulis-baca | tak semua kata dihantar suara | ada kala cukup dalam tulisan

Makin kenal dunia, makin bertanya | apa kata hanya kata ? | lama ku pelajari, sampailah pada kata palsu | agar tak ambigu, kata perlu tindak nyata

Bimbang silih berganti tanya | seberapa cinta ku pada kata ? | kadang aku pecinta, sering penikmat, sesekali pemuja | tergantung siapa berkata

Kala kata sekedar kata | cukuplah aku penikmat kata | saat kata dibalut tindak nyata | akulah pecinta dan pemuja kata

Cinta jua pemiliknya

Category: , Labels: , | 0 Comments

Tak selamanya TULANG tegak terpancang laksana KARANG
Kadang tinggi mengGANTUNG menggapai kenikmatan
Sesekali terCELOS dalam LORONG kenestapaan
Derita pun menghujam meninggalkan jejak harapan kosong
Membuat hati tertutup berlumur debu hitam zaman

Namun ancaman zaman tak kan jadi beban
Hingga badan berselimutkan kain KAFAN
Cukuplah Alloh menjadi Sang Penolong
Jadikan zikir OBAT penawar menyibak kelam
CAHAYA Ilahi merekahkan hati bagai fajar menjelang pagi

Biarkan takdir berjalan tanpa tali kekang
KERTAS catatan ketentuan telah tertuliskan
MAHKAMAH langit pun telah menetapkan
Kegembiraan datang setelah kesusahan
Jalan keluar datang setelah keputusasaan

Untuk Arisan Kata 4 . Ingin tahu lebih lanjut dan ikut bermain, baca Arisan Kata.
Beberapa Hasil Karya Peserta Arisan Kata 4.

Category: , Labels: , | 5 Comments