Seorang wanita berusia 24 tahun dgn nyeri perut kanan bawah yg sudah berlangsung 1 bulan,didiagnosis apendisitis kronis. Komponen anatomi pertanyaan klinis yg dapat dicari jawabannya adalah sebagai berikut :
1. Pasien dan masalahnya
- bagaimana mengelompokkan pasien yg mempunyai karakteristik (masalah primer,penyakit,dan penyakit penyerta) serupa ?
2. Intervensi,faktor prognostik,dan paparan yg dipertimbangkan
- apa yg ingin dilakukan terhadap pasien ?
- obat2an apa saja yg akan diberikan ?
- perlukah merujuk ke spesialis bedah ?
- adakah penyakit yg menyertai ?
- apakah pasien seorang perokok ?
3. Perbandingan pilihan terapi
- apa alternatif utama dari pilihan terapi yg tersedia ?
- apakah akan mencoba memberikan salah satu obat dari 2 pilihan yg tersedia ?
- apakah diberikan obat atau hanya plasebo ?
- teknik bedah yg mana yg akan dilakukan ?
4. Hasil akhir
- hasil akhir bagaimana yg ingin dicapai ?
- kesembuhan atau menghilangkan gejala ?

Dgn memasukkan semua komponen di atas utk penderita tadi,dapat dirumuskan suatu pertanyaan sebagai berikut : apakah seorang wanita dewasa muda dgn apendisitis kronis tanpa penyakit penyerta lain,lebih baik menjalani apendektomi laparoskopi daripada apendektomi terbuka ?

Dgn mencari literatur berdasarkan kata kunci "laparoscopic appendectomy" pd suatu database Medline,dapat ditemukan lebih dari seratus artikel ilmiah yg berhubungan dgn tindakan apendektomi laparoskopi. Setelah mengumpulkan sumber literatur yg tersedia,pilihlah penelitian yg mempunyai tingkatan bukti tertinggi. Ketika artikel ilmiah tersebut telah ditelaah dan dianggap memenuhi persyaratan validitas,dan dianggap dapat diterapkan,maka dapat disimpulkan bahwa apendektomi laparoskopi dapat dilakukan terhadap pasien wanita muda 24 tahun dgn diagnosis apendisitis kronis. Kesimpulan menurut artikel tersebut berlaku di tempat yg fasilitas bedahnya lengkap dgn spesialis bedah yg berpengalaman.

Apendektomi laparoskopi mempunyai beberapa keuntungan dibandingkan dgn apendektomi terbuka,kecuali bila terdapat kontraindikasi atau pembedahan tidak mungkin dilakukan. Pada kasus gangrenous atau perforasi,apendektomi laparoskopi mempunyai risiko tinggi utk infeksi intra abdomen.

0 comments to “Contoh Kasus Pengobatan Berdasarkan Bukti (Evidence Based Medicine)”