Satu lagi ilmu yang didapat dari kuliah Farmakologi tadi, yaitu untuk pemberian obat antidiare. Dosen Mei mengajarkan bahwa sebaiknya saat mengobati diare, langsung berikan pasien 2 tablet obat-obatan antidiare golongan adsorben seperti kaolin dan pektin (contoh merek dagangnya : Arcapex). Setelah itu kontrol selang waktu berikutnya, jika makin panjang berarti obat bekerja baik.

Konsumsi 2 tablet tersebut hanya pada saat pertama kali pengobatan, selanjutnya obat dikonsumsi 1 tablet setiap terjadi diare. Bila selang waktu terjadi diare sudah mencapai lebih dari 20 jam maka segera hentikan konsumsi obat tersebut. Namun, bila selama 24 jam setelah pemberian pertama tidak terjadi perubahan, maka segera kembali ke dokter agar diberikan obat lainnya. Biasanya akan diberikan obat antidiare loperamide atau difenoksilat.

Pemberian obat antidiare sebaiknya diberikan ketika buang air besar berbentuk encer dan lebih dari 5 kali dalam sehari. Bila diare berbentuk cair seperti air cucian beras, maka diare tersebut disebabkan oleh bakteri sehingga diperlukan pemberian antibiotik kotrimoksazol. Penggantian cairan selama diare untuk mencegah dehidrasi dapat diberikan oralit bagi anak-anak atau air teh bagi dewasa. Konsumsilah makanan seperti biasa, tak perlu dibatasi bahkan perlu dilebihkan sedikit, asalkan bukan makanan yang berbumbu kuat atau gorengan. Penjelasan tentang diare dapat dibaca lebih lanjut pada artikel terkait.

Diare merupakan keadaan ketika motilitas (pergerakan) usus meningkat sedangkan absorpsi cairan dan elektrolit tubuh menurun. Berdasarkan cara kerjanya, obat-obatan antidiare terbagi dalam obat-obatan golongan antimotilitas, golongan adsorben, dan golongan obat-obatan yang mengubah transpor cairan dan elektrolit.

Loperamid dan difenoksilat termasuk ke dalam golongan obat-obatan antimotilitas. Obat-obatan ini bekerja pada reseptor sistem saraf usur untuk menghambat pelepasan asetilkolin dan menurunkan peristaltik. Masa kerja loperamid panjang sehingga dapat diminum dua kali sehari. Efek sampingnya rasa mengantuk, kejang perut dan pusing. Obat golongan ini tidak boleh diberikan pada anak-anak dan penderita kolitis (infeksi usus) berat karena dapat menyebabkan megakolon toksik akibat penghilangan sel-sel saraf usus.

Golongan adsorben bekerja dengan mengadsorbsi toksin (racun) ataupun mikroorganisme dalam usus dan melapisi mukosa usus. Golongan ini lebih aman dibandingkan obat antimotilitas sehingga cocok diberikan pada serangan diare akut. Selain kaolin dan pektin, ada juga obat metilselulosa, atapulgit yang diaktifkan dan magnesium alumunium silikat.

Yang termasuk golongan obat-obatan pengubah transport cairan dan elektrolit yaitu indometasin. Indometasin merupakan obat antiinflamasi non-steroid yang efektif mengendalikan diare dengan cara penghambatan sintesis prostaglandin. Selain itu, ada mekanisme kerja obat golongan pengubah transpor cairan dan elektrolit lainnya berupa penurunan sekresi cairan di dalam usus. Contoh obatnya bismut subsalisilat. Biasanya digunakan untuk traveler's diarrhea.

Traveler's diarrhea merupakan diare yang biasanya dialami oleh para pelancong. Atau bisa juga pada orang yang baru pertama kali mengkonsumsi makanan yang berbeda penyajiannya dengan yang biasa dikonsumsi.

0 comments to “Pengobatan Diare”