Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. Orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan Innalillahi wa inna ilaihi raaji'uun. (QS. Al-Baqarah:155-156)

Kepada ukhti yang tak pernah kutemui, aqidahlah yang telah memperjumpakan kita lewat kata. Maka malam ini, lelaplah dengan segala penerimaan pada takdirnya. Hapuslah salah dan khilaf manusia dari jiwa. Lalu biarkan Alloh yang menggenggam nyawa kita, menjaganya hingga subuh tiba. Moga Ia berkenan mengembalikannya esok dalam raga. Ittaqillah.

Anakku, jika kau beribadah pada Alloh, jagalah pikiranmu baik-baik. Jika kau berada di rumah orang lain, maka jagalah pandanganmu. Jika kau berada di tengah-tengah majelis, jagalah lidahmu. Jika kau hadir dalam jamuan makan, jagalah perangaimu. (Nasehat Luqman Al Hakim)

Tak selamanya perdamaian itu baik, sebagaimana tak selamanya permusuhan itu buruk. (Syaikh Ayman Az-Zawahiri)
Maka mencinta dan membencilah karena Alloh.

Ya Rosul.. Tersenyumkah engkau jika melihatku bersamanya ? Ya Rabb.. Bersama diakah ridhoMu selalu menyertaiku ? Diakah yang akan menemaniku untuk selalu memuji kebesaranMu ? Aku tak pandai memilih, Engkau yang akan pilihkan yang terbaik untukku.

Tegarlah di jalan kesalihan karena ia tak hanya berbicara bagaimana tetap berdiri pada peperangan yang ganas dan mematikan. Tapi juga bertahan dari apa yang paling kita inginkan, kita banggakan, dan yang membuat kita merasa nyaman, seang dan tak mau diubah. Tapi disisi lain, Alloh membencinya dan murka atas semua hal itu. Andaikan Alloh tak sayang atas dirimu, kau akan dibiarkan berbuat apa saja.

Hidup adalah belajar. Belajar bersyukur meski tak cukup. Belajar ikhlas meski tak rela. Belajar taat meski berat. Belajar memahami meski tak sehati. Belajar bersabar meski terbebani. Belajar setia meski tergoda. Belajar tulus meski terdzholimi. Belajar dan terus belajar dengan keyakinan setegar karang di lautan. Tapi, sudah kodrat hati seperti air laut, gelombang pasang surut dan sering terbawa arus. Maka dari itulah, belajar adalah pilihan terbaik meskipun belajar dalam musibah. Tiada nikmat istirahat tanpa sebuah kelelahan. Mari kita belajar untuk menjadi orang besar, bukan untuk menjadi orang yang kerdil.

Manusia laksana bulan . Kala terbitnya kecil, lalu membesar dengan seksama. Terus berkembang hingga sempurna lalu berkurang dan tenggelam sirna.
Saudariku, semoga walaupun ketikaku menjadi sirna kembali, aku berharap masa purnamaku mampu mencapai tiap surammu. Menyinari tiap gelap dukamu.

Ingatlah, bahwa kerikil-kerikil kecil yang menyebabkan kita terjatuh, bukan batu-batu besar. Maka jangan sepelekan hal-hal kecil. Karena sewaktu besar, tak muncul secara tiba-tiba melainkan berawal dari hal kecil.

Part of being a winner is knowing when enough is enough. Sometimes you have to give up the fight and walk away and move on to something that's more productive. (DT)

'Kun fayakuun' Ikhlaskan segalanya hanya pada dan untuk Dia. Lillahi ta'ala.

Category: Labels: | 0 Comments

0 comments to “Kumpulan Nasehat Teman 7”