Menurut gw, cita-cita itu merupakan sesuatu yang harus diperjuangkan untuk terwujud. Sedangkan impian, merupakan suatu keinginan yang masih dianggap pesimis untuk diwujudkan namun ada usaha mewujudkannya, meski tak terlalu besar. Perkiraanku, sepertiga dari besarnya keinginan untuk mewujudkan cita-cita. Anda berbeda pemikiran dengan konsepku ? Silakan, yang penting asek aja lagi hehehee..
Ide awal tulisan ini terlihat begitu saja ketika berasyik masyuk mencari berita, biasalah berpetualang di jagad internet. Inilah bakat atau minat atau keduanya atau hasrat atau semuanya, sesukamulah menyebutnya, mengumpulkan bermacam-macam informasi maka hal yang dulu impian sekarang menjadi cita-cita. Terdiri dari 3 impian, yaitu :
1. Mendapatkan informasi-informasi unik secara langsung dari berbagai belahan dunia yang masih terisolasi untuk dikabarkan ke dunia.
2. Mempelajari ilmu agama secara mendalam untuk membuktikan secara ilmiah ayat-ayat Al-Qur'an dan As-Sunnah terutama yang berhubungan dengan kesehatan.
3. Mempelajari beragam bahasa dunia berikut budaya sastranya.
Dari ketiga cita-cita ini, ada 1 benang merah yang menjadi impianku yaitu : Berpetualang Keliling Dunia !!!
Wah tak ada yang berhubungan langsung dengan kedokteran ya ? Hehehee kelak, profesi menjadi dokter hanya sebagai penunjang. Tapi tetap saja, semuanya harus dimulai setelah aku menjadi dokter. Profesi itu, harga mati kehidupanku. Tsaahhh lebaayy hahahaa :p
Tampaknya, cita-citaku itu memiliki kendala antara lain faktor finansial dan kebebasan. Saat ini yang terlintas di pikiranku sebagai jalan keluar adalah menjadi dokter sukarelawan di daerah bencana dan konflik. Lah bagaimana bisa bersenang-senang bila dihimpit situasi darurat terus menerus ??? Taken easy, just enjoy it ! Dari pengalaman hidup ini yang terbiasa bermasalah, ada 1 fakta yang jadi prinsip hidup gw : Situasi Segenting Apapun, Selalu Ada Kesempatan Menikmati Hidup.
That's the point. Karunia Alloh itu luas meeennn.. Itulah yang membuat diri ini sangat percaya akan keberadaan Alloh, zat Maha Mulia lagi Maha Ajaib. Mungkin ada yang berpendapat bahwa pengalaman yang telah terlewati tak bisa dibandingkan dengan yang akan dihadapi. Terserah, diri ini sendiri yang telah membuktikan ketika beberapa kali takdir menjodohkanku bercumbu dengan maut. Jadi, seberat-beratnya tugas di daerah darurat, pasti ada saat-saat menikmati karunia Alloh seperti yang dicita-citakan. Mungkin nanti tak banyak waktu luang tapi itulah yang terbaik. Kebahagiaan yang singkat pada saat-saat darurat akan menjadi karunia kenikmatan sangat besar dan kenangan paling berharga.
Bagaimana dengan kedua orangtuaku ? Pasti mereka tak mengizinkan terwujudnya cita-cita ini. Apalagi aku anak bungsu dan perempuan satu-satunya. Memang berat untuk menjawab hal ini. Tapi aku yakin Alloh Maha Adil. Bila tekadku kuat dan niatku benar, pasti akan ada jalan yang diberikanNya. Ada saatnya aku membaktikan diri kepada kedua orangtuaku dan ada saatnya aku menikmati hidup, mewujudkan cita-citaku.
Selanjutnya, bagaimana dengan suami dan anak-anakku ? Hmm.. Yang pasti, suamiku adalah seseorang yang mendukung penuh cita-cita ini dan anak-anak yang terdidik di jalan perwujudan cita-cita tersebut. Inginku, keluarga ini akan sejalan dengan cita-citaku. Lihat saja nanti, apakah akan terwujud keinginan itu. Biar Lauh Mahfuzh yang menjawabnya.
Nah, sangat idealis sekali cita-cita dan impianku itu ya. Maklumlah, umur ini di dunia baru berada seperempat abad. Pengalamanku bergulat dengan kerasnya dunia, masih sepanjang galah yang biasa dipakai mengambil kelapa di samping kostanku. Hehehee.. Andaikan impianku tak tercapai, setidaknya cita-citaku bisa mulai dicicil sedikit demi sedikit di jagad maya. Biarkan bumi terus berputar dengan cita-cita dan impianku yang tergantung di langitnya. Mudah-mudahan bisa terwujud. Insya Alloh. Amiin.
mudah2an smua impian dan cita2 mu kelak trwjd dan ku hnya bs mndoakan
dan brjuang brsma mu hingga impian itu trwujud nyata d msa dpan Sayank....