Tekanan darah rendah (hipotensi) merupakan suatu kondisi ketika tekanan darah (sistolik, diastolik, ataupun keduanya) lebih rendah dari nilai normal yang umum ditemukan pada individu normal. Gangguan ini tidak jarang mengarah kepada suatu kondisi patologis (kelainan) tertentu. Meskipun bisa juga ditemukan pada individu tanpa kelainan jantung. 

Untuk batasan tekanan darah rendah, tidak ada batasan yang baku. Meskipun begitu, penting untuk mendeteksi adanya hipotensi pada individu tertentu. Pada individu dengan riwayat tekanan darah tinggi, penurunan tekanan darah lebih dari 30 mmHg secara mendadak dapat dikatakan hipotensi meskipun nilai tekanan darahnya masih normal. Untuk kelompok individu yang nilai tekanan darahnya tidak pernah tinggi atau cenderung rendah juga tidak memiliki batasan baku. Namun nilai tekanan darah kurang dari 90/60 mmHg sering dipakai untuk menunjuk ada tidaknya hipotensi pada seseorang. Artinya, bila tekanan darah sistolik kurang dari 90 mmHg, atau tekanan darah diastolik kurang dari 60 mmHg, atau kombinasi antara kedua nilai sistolik dan diastolik tersebut.

Tidak semua penderita tekanan darah rendah menunjukkan gejala. Tekanan darah rendah sering ditemukan insidental atau tidak sengaja dalam praktik sehari-hari tanpa keluhan bermakna. Tekanan darah rendah kadang tidak memberikan gangguan terutama bila aktivitas tidak terlalu berat. Pada individu yang terlatih seperti atlet, tekanan darah rendah juga sering terjadi tanpa keluhan apapun. Lalu kapan tekanan darah rendah akan menimbulkan gejala ?

Gejala hipotensi akan timbul bila penurunan tekanan darah disertai penurunan aliran darah ke organ tertentu yang kemudian mengganggu fungsinya. Jika penurunan aliran darah berlangsung lama tentu akan timbul gangguan fungsi organ yang berat. Gejala yang sering timbul antara lain pusing, sempoyongan, pingsan saat dalam keadaan berdiri, berjalan atau posisi tegak akibat gangguan aliran darah ke otak. Keluhan ini dapat timbul saat perubahan posisi dari berbaring atau duduk ke posisi berdiri (hipotensi ortostatik). Ada kemungkinan disertai dengan keluarnya keringat dingin, tangan dan kaki yang juga menjadi dingin. Apabila gangguan aliran darah terjadi di arteri koroner (pembuluh darah jantung), dapat menimbulkan nyeri dada akibat gangguan fungsi otot jantung. Bila aliran darah menurun ke ginjal, fungsi ginjal dapat menurun dan salah satu tandanya adalah penurunan produksi air seni. Secara umum, fungsi semua organ dapat terganggu bila aliran darah ke organ tersebut menurun dengan gejala dan tanda sesuai organ yang terlibat.

Banyak faktor yang dapat menyebabkan hipotensi. Akan tetapi tidak semua hipotensi memiliki faktor yang perlu dicemaskan. Meskipun demikian, bila mengalami hipotensi sebaiknya berobat untuk mencari faktor penyebab/predisposisi yang berpeluang mengganggu kesehatan di kemudian hari. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan hipotensi antara lain :
  • Dehidrasi yang sering timbul akibat sulit makan, muntah, atau diare yang diikuti kehilangan cairan tubuh bermakna. Selain itu dehidrasi juga dapat timbul akibat keringat berlebihan, demam tinggi, atau udara yang sangat panas. Gejala awal biasanya rasa haus yang meningkat. Pada kondisi lebih erat dapat timbul hipotensi dan gangguan fungsi organ.
  • Perdarahan dapat menimbulkan hipotensi akibat kehilangan volume darah. Penyebabnya antara lain trauma, operasi, perdarahan saluran cerna.
  • Obat-obatan yang dapat mencetuskan penurunan tekanan darah mendadak atau perlahan. Antara lain obat untuk tekanan darah tinggi terutama bila obat dikonsumsi lebih dari satu jenis. Perhatikanlah cara minum obat agar tekanan darah tidak turun berlebihan. Selain itu obat-obat antidepresi, alkohol dan narkotika juga dapat menimbulkan hal yang sama.
  • Infeksi di dalam tubuh terutama pada infeksi berat, dapat menyebabkan hipotensi akibat akumulasi cairan di tempat infeksi atau tempat lain. Selain itu pengaruh zat-zat inflamasi juga dapat menyebabkan penurunan tekanan darah lebih lanjut.
  • Kelainan endokrin dapat menimbulkan tekanan darah rendah seperti pada gangguan hipotiroid, hipertiroid dan gula darah yang tinggi.
  • Hipotensi akibat kelainan jantung dapat terjadi dari hasil manifestasi pada gagal jantung (lemah jantung) akibat penurunan fungsi pompa jantung, serangan jantung koroner (infark miokard akut), gangguan irama jantung baik yang terlalu lambat (bradikardia) ataupun terlalu cepat (takikardia), kelainan katup (kekakuan katup mitral dan aorta), emboli paru, dan infeksi di jantung.
  • Reaksi anafilaksis akibat reaksi alergi terhadap obat-obatan tertentu.

Bila tekanan darah rendah sudah berlangsung cukup lama, stabil, tidak ada keluhan terutama saat aktivitas sehari-hari dan tidak ada kelainan struktural tertentu, maka tidak ada yang perlu dikuatirkan. Sebaiknya pastikan terlebih dahulu dengan cara memeriksakan diri ke rumah sakit. Individu yang menderita hipotensi memiliki resiko lebih rendah mengalami kelainan jantung di kemudian hari. Akan tetapi bila hipotensi berhubungan dengan penyakit tertentu tentu saja dapat menimbulkan gangguan bila tidak diatasi.

Penanganan dan pengobatan hipotensi berkaitan dengan penyebabnya. Bila tidak ada kelainan lain dan tidak ada keluhan tentu tidak pula memerlukan pengobatan apa pun. Apabila tekanan darah rendah sering menimbulkan gangguan seperti pusing, sedangkan gangguan lain tidak ada, maka dianjurkan meningkatkan asupan garam dalam makanan. Tidak ada intervensi khusus dalam hal ini. Bila ada perdarahan, dehidrasi, konsumsi obat yang berpotensi menurunkan tekanan darah, gangguan irama jantung, gangguan endokrin (hormon), dan kelainan jantung, tentu pengobatannya sesuai dengan penyebab yang mendasarinya. Untuk tata laksana jangka panjangnya sebaiknya diawasi oleh dokter. Penanganan ini berlaku pada pria dan wanita.

Adanya bahaya pada hipotensi ditentukan oleh adanya bahaya pada penyebab yang mendasarinya. Bila disebabkan oleh gangguan pompa jantung atau kekakuan berat katup mitral atau aorta, prognosisnya sering tidak baik. Bila tidak ada kelainan apa-apa tentu tidak ada bahayanya. 

Baik tekanan darah rendah maupun tekanan darah tinggi, bila disebabkan oleh kelainan yang serius akan menjadi sama tingkat bahayanya. Namun memang sudah sejak lama diketahui bahwa hipertensi menjadi faktor resiko kuat terjadinya gagal jantung, serangan jantung koroner, stroke, bahkan kematian.

0 comments to “Tekanan Darah Rendah (Hipotensi)”