Suatu sel yang kuat dan sejahtera akan menghasilkan organ yang kuat dan secara otomatis tubuh akan mampu melakukan tugas dan melawan segala macam gangguan yang muncul. Bilamana sel tidak kuat dan tidak baik maka pada tahap awal akan terjadi suatu ketidakseimbangan kerja di dalam tubuh yang disebut sebagai dis-ease (dis=tidak ada ; ease=kenyamanan). Bila hal ini terus berlangsung, muncullah disease (penyakit) dan jika berlarut-larut timbul malapetaka, sakit atau catastrophy.

Membenahi dan mengatasi dis-ease, disease, dan catastrophy tidak cukup hanya dengan mengatasi gejala atau symptom tetapi harus mencapai akar masalahnya. Sistem yang baik bermula dari sel yang baik. Untuk mendapatkan sel yang kuat dan sistem yang paripurna, muncullah suatu pendekatan khusus yang kini dikenal dengan Kedokteran Bio-Identik. Ilmu ini mulai diperkenalkan tahun 2007 oleh salah satu pengusungnya yaitu Edward Lichten. Bio-Identik terdiri dari kata bio (biologis) dan identik (sama), jadi artinya sama dengan apa yang ada di dalam tubuh manusia. Ilmu ini mengusung upaya menyembuhkan suatu penyakit dengan memperbaiki kekurangan yang terjadi pada tubuh. Caranya dengan memasok bahan yang tersusun molekul yang identik dengan struktur endogen (struktur yang ada pada sel tubuh) pada manusia.

Maka dengan kata lain, untuk mengobati suatu penyakit diperlukan perbaikan suatu sistem. Untuk perbaikan sistem diperlukan optimalisasi dari sel-sel yang menyusun sistem tersebut. Optimalisasi sel tersebut hanya bisa diberikan oleh molekul yang sesuai dan diperlukan sel melalui komposisi nutrisi yang sesuai. Seorang dokter naturopati bekerja untuk melakukan restorasi dan mendukung sistem tubuh dengan menggunakan bahan-bahan alami. Tujuannya untuk memperbaiki bagian tubuh yang bermasalah sehingga akan terjadi harmonisasi sel-sel tubuh melalui proses yang alami pula.

Munculnya pendekatan bio-identik ini berawal dari terapi hormon yang beresiko kegagalan dan resiko akibat pemberian pengobatan dengan hormon sintetik. Seiring kemajuan bioteknologi, mulailah dilakukan upaya penyembuhan penyakit dengan perbaikan pada tingkat sel dengan metode bioidentik ini. Targetnya bukan sekedar penyembuhan penyakit, namun yang lebih penting untuk memperkuat sistem tubuh sebelum muncul gangguan atau penyakit. Dalam kedokteran bio-identik, terdapat 4 pilar utama dalam pelaksanaannya yaitu bio-revitalisasi, bio-marker, bio-nutrisi, dan bio-molekuler.

Bio-revitalisasi berperan paling penting untuk menguatkan kembali 7 sistem tubuh untuk mengatasi 7 kelainan atau sindrom, yaitu : 
  1. Sindrom metabolik yang berkaitan dengan sistem metabolik tubuh, yaitu mengubah zat-zat makanan yang masuk ke dalam tubuh menjadi energi sekaligus sistem yang membuang zat-zat yang tak diperlukan oleh tubuh dan jika dibiarkan beresiko munculnya penyakit diabetes dan penyakit-penyakit kardiovaskular.
  2. Sindrom kardiovaskular yang jika tidak diurus akan memicu penyumbatan pembuluh darah, serangan jantung, stroke, dan lainnya
  3. Sindrom kekebalan tubuh yang jika berlarut-larut akan menimbulkan peradangan, alergi, dan lainnya.
  4. Sindrom hormon yang berlanjut dengan sindrom menstruasi, menopause dini, dan menurunnya gairah seksual. 
  5. Sindrom tulang yang akan memicu osteoporosis (keropos tulang) dan osteoartritis (radang tulang) dini.
  6. Sindrom malabsorbsi yang akan menyebabkan gangguan pencernaan seperti sering kembung, pola buang air besar yang tidak baik, dan lainnya.
  7. Sindrom stres yang jika tidak dilakukan manajemen stres akan berdampak buruk pada pengaturan sistem hormon.
Untuk mengetahui fungsi biologis yang bermasalah, dalam kedokteran bio-identik dilakukan screening yaitu bio-marker berupa Personalized Genetic Health untuk mengetahui fungsi gen seseorang sehingga dapat diketahui resiko penyakit yang akan muncul sebelum penyakitnya muncul. Yang diperiksa adalah fungsi DNA, yaitu :
  • metilasi (kemampuan gen yang mencerminkan resiko gangguan kardiovaskuler), 
  • inflamasi (untuk mengetahui resiko peradangan dalam tubuh sebagai cerminan turunnya sistem kekebalan tubuh),
  • glikasi (fungsi pengikatan glukosa oleh protein yang menentukan pengaturan komposisi lemak tubuh dan kontrol gula darah), 
  • oksidasi (terkait dengan munculnya penyakit degeneratif).
Sel tubuh manusia sangat bergantung pada nutrisi yang tepat, artinya segala sesuatu yang dimakan maka zat-zat nutrisi didalamnya akan berinteraksi dengan sel dan gen tubuh untuk mencukupi kebutuhan biologis sel dan untuk mengatasi kelemahan sistem tubuh. Dengan mengetahui bio-marker yang bermasalah maka akan dapat ditentukan nutrisi yang tepat dan baik untuk diberikan pada orang yang menderita masalah tersebut.

Penatalaksanaan yang lebih rinci dan spesifik pada pendekatan bio-identik adalah dengan melakukan intervensi biomolekuler, yaitu dengan meberikan struktur molekul tertentu dari nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan molekul sel yang mengalami kelemahan atau gangguan. Pemberian biomolekuler dimaksudkan untuk memperbaiki struktur organik sel yang berperan penting untuk memperbaiki dan mengatur metabolisme primer dan metabolisme sekunder pada tingkat terdasar dalam gen. Bila bio-nutrisi menggunakan komponen mikronutrisi di dalam suatu kandungan bahan alami maka biomolekuler dilakukan dengan melakukan ekstraksi kandungan bio-aktif komponen di dalam unsur mikronutrisi bahan alami.

Sumber : Nirmala

0 comments to “Bio-Identic Medicine”