Emosi penderita yang meluap-luap dan keinginannya mendapatkan pujian serta rayuan sangat tinggi. Bahkan tak jarang ia mendramatisir cerita, berharap bisa mendapat perhatian yang lebih. Hati-hati, itu semua merupakan gejala gangguan kepribadian histrionik.

Sebelumnya, gangguan kepribadian histrionik dikenal sebagai 'histerikel personality', yaitu gangguan kepribadian yang cenderung mudah histeris. Manusia dengan gangguan histrionik merupakan pribadi yang membutuhkan perhatian lebih besar dari lingkungan sehingga tampil dengan mendramatisir atau bereaksi heboh terhadap sesuatu yang menurut orang lain biasa saja. Mereka juga bersifat sugestif, yaitu mudah dipengaruhi oleh orang lain atau keadaan. Orang dengan gangguan histrionik sangat ingin mendapatkan apresiasi dan menjadi pusat perhatian dalam lingkungannya sehingga tak jarang mereka berpenampilan atau berprilaku berlebihan pada saat yang tidak tepat.

Gangguan kepribadian histrionik merupakan sebuah gangguan yang tidak diturunkan. Hanya saja, pola asuh orang tua (yang juga menderita gangguan kepribadian ini) sebagai sosok yang dicontoh dalam perannya sebagai modeling oleh anak sehingga berpeluang menurunkan karakter histerikel. Kepribadian histerik sebenarnya sudah terlihat pada masa kanak-kanak dan jika diabaikan hingga menjelang akhir remaja, kepribadian histerik bisa berlanjut menjadi gangguan kepribadian.

Beberapa sifat yang cenderung kurang baik, seperti mudah terstimulasi dengan situasi diluar bisa diturunkan orang tua lewat pola asuhnya. Namun bukan berarti orang tua dengan gangguan histrionik akan secara otomatis melahirkan anak dengan kepribadian yang sama. Tergantung stimulasi dan pengalaman yang dialami serta lingkungan yang dirasakan anak. Biasanya penderita memiliki masa kecil yang kurang baik. Misalnya penyimpangan seksual, kekerasan fisik atau psikis dari orang tua sehingga menimbulkan trauma dan rasa kurang diakui. Karena merasa kurang diakui maka membuat penderi mencari perhatian dengan cara berlebihan.

Gangguan kepribadian ini bisa dialami semua jenis kelamin. Pada wanita yang memiliki kecenderungan menyukai perhatian maka gangguan kepribadian histrionik yang diderita pun cenderung bersifat ingin mendapatkan perhatian lebih. Wujud manifestasi gejala ini ditandai dengan dandanan berlebihan dan heboh. Sementara pada pria dengan gangguan kepribadian histrionik, biasanya kurang memiliki rasa percaya diri sehingga mereka tampil dengan histerik karena ingin diakui dan dianggap 'tinggi' oleh lingkungan. Para pria penderita gangguan ini memilih tampil dan berusaha menarik lingkungan dengan menunjukkan keberhasilan-keberhasilan dalam berbagai eksistensinya.

Penderita gangguan kepribadian histrionik tidaklah mudah beradaptasi dan emosinya mudah terstimulus. Biasanya, hubungan sosial penderita datar dan sulit untuk mendalam. Bahkan hubungan dengan pasangannya juga rentan dengan masalah karena mereka terlalu banyak menuntut.

Terapi pada gangguan kepribadian histrionik sulit dilakukan karena biasanya penderita tak menyadari adanya gangguan kepribadian ini. Gangguan kepribadian ini juga dianggap tidak mengganggu dan biasanya mulai ditangani saat mereka datang dengan alasan lain. Misalnya mengalami depresi karena tidak diterima lingkungannya.

Terapi yang diberikan pada penderita gangguan kepribadian histrionik sangat beragam, tergantung derajat keparahannya. Salah satunya adalah terapi kognitif yang bertujuan mengubah pola pikir penderita yang merasa tidak mampu menolong dirinya sendiri, sehingga berkembang dan pada akhirnya merasa mampu. Terapi obat biasanya akan diberikan pada penderita yang mengalami depresi saja.

Keberhasilan terapi tergantung besarnya keinginan penderita untuk sembuh dan berubah. Sayangnya, gangguan kepribadian histrionik tidak bisa hilang, hanya bisa dikontrol.

Category: Labels: | 0 Comments

0 comments to “Kepribadian Histrionik”