Usus besar (kolon dan rektum) merupakan bagian terujung dari saluran pencernaan. Sebagian kanker usus besar didahului dengan kelainan yang bukan berupa kanker yaitu polip usus. Kelainan itu biasanya tidak menimbulkan gejala. Polip dapat berubah menjadi kanker ganas dan mematikan. Karena tidak memiliki gejala berarti pada tahap awal, biasanya penderita tidak menyadari bahwa di dalam tubuhnya telah terjadi penyakit yang serius.
Penyebab kanker usus besar masih menjadi pertanyaan. Ada banyak faktor yang diduga menjadi penyebab. Diantaranya merokok, kurang asupan serat, banyak mengkonsumsi lemak dan minum alkohol.
Gejala yang muncul pada tahap awal biasanya tidak signifikan dan bervariasi, bergantung pada ukuran dan lokasi kanker. Gejala itu diantaranya :
- Perubahan pola buang air besar (BAB) berupa diare atau konstipasi (sulit BAB). Kepadatan kotoran juga berubah, menjadi lebih lunak atau keras. Hal itu berlangsung dalam beberapa minggu.
- Perdarahan dari anus atau terdapat darah dan lendir di kotoran. Sebagai catatan, tidak semua perdarahan di anus merupakan tanda keganasan, dapat saja hanya hemoroid.
- Perasaan tidak nyaman yang dirasakan menetap misalnya terasa penuh terus menerus.
- Nyeri di daerah perut pada saat BAB.
- Berat badan menurun tanpa sebab yang jelas.
Terdapat beberapa faktor resiko yang diduga menyebabkan kanker usus besar. Meskipun demikian bukan berarti mereka yang memiliki resiko pasti menderita penyakit ini.
1. Usia, orang yang berusia di atas 50 tahun rentan menderita kanker usus besar
2. Riwayat menderita polip usus sebelumnya
3. Riwayat penyakit radang saluran cerna, misalnya penyakit kolitis ulseratif atau penyakit Chron's dalam waktu lama
4. Riwayat keluarga menderita kanker usus besar
5. Diet randah serat, tinggi kolesterol dan kalori.
6. Gaya hidup kurang gerak mengakibatkan kotoran tertahan di usus besar sehingga berisiko menimbulkan kanker di daerah tersebut.
7. Rokok dan alkohol
Untuk menetukan kepastian seseorang menderita kanker usus, ada beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan. Penderita mungkin akan merasa malu atau tidak nyaman dengan pemeriksaan ini. Sebaiknya sebelum menjalani pemeriksaan, bicarakan hal tersebut dengan dokter sehingga mendapatkan gambaran yang jelas.
1. Darah samar dalam tinja melalui laboratorium.
2. Kolonoskopi dengan memasukkan kamera kecil melalui anus sehingga dokter mendapatkan gambaran di dalam anus.
3. Pemeriksaan barium enema. Dokter dapat melakukan evaluasi gambaran isi saluran pencernaan yang sudah diberi kontras dengan foto roentgen.
4. Colok dubur dilakukan untuk memeriksa kondisi saluran cerna bagian ujung
5. Penanda tumor melalui pemeriksaan kadar enzim CEA. Jika meningkat, besar kecurigaan terhadap kanker usus besar.
Untuk mengatasi kanker usus besar, beberapa pengobatan dapat dilakukan. Diantaranya pembedahan, kemoterapi, dan radioterapi. Masing-masing penderita mungkin saja mendapatkan pengobatan yang berbeda, tergantung kondisi dan derajat kanker.
Pembedahan merupakan pilihan pertama pengobatan kanker usus besar. Dilakukan untuk membuang kanker dari jaringan yang masih sehat. Pada beberapa penderita yang sudah parah maka pembuangan tinja tidak lagi melalui anus melainkan dibuat saluran pembuangan lain yang dikenal dengan kolostomi. Jika masih dalam stadium awal, setelah kanker dibuang penderita dapat BAB melalui anus.
Jika sel kanker sudah menyebar dan sudah masuk stadium akhir, pembedahan dilakukan sebagai terapi paliatif. Bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup penderita, bukan untuk menyembuhkan. Misalnya untuk mengurangi nyeri atau perdarahan.
Kemoterapi merupakan kelanjutan dari terapi pembedahan. Penderita diberikan obat untuk membunuh sel kanker. Pada stadium lanjut, ketika tindakan pembedahan tidak lagi memungkinkan maka kemoterapi menjadi pilihan terapi. Efek samping diantaranya mual, muntah rambut rontok, dan diare. Penderita sebaiknya berdiskusi dengan dokter untuk mengantisipasi efek samping yang muncul.
Radiasi menggunakan sinar X untuk menghancurkan sel kanker. Radiasi menjadi pilihan terutama untuk kanker yang berada di bagian ujung saluran cerna. Radiasi dapat dilakukan sebelum pembedahan agar sel tumor mengecil sehingga mudah dilakukan pembedahan. Dapat juga dilakukan setelah pembedahan untuk menghilangkan sel kanker yang masih tersisa. Efek sampingnya adalah diare, perdarahan anus, dan mual. Selain itu dapat menyebabkan kematian jaringan sehat di sekitar sel kanker.
Ada beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mendeteksi secara dini kanker usus besar. Dianjurkan untuk mereka yang berusia di atas 50 tahun dan dilakukan setiap tahun pada mereka dengan risiko tinggi.
- Pemeriksaan darah samar tinja
- Pemeriksaan sigmoidoskopi
- Pemeriksaan barium enema
- Pemeriksaan kolonoskopi
Penyebab kanker usus besar adalah pola hidup yang buruk, terutama pola makan. Untuk itu ada beberapa hal yang harus dilakukan dan dihindari untuk mencegah kanker usus besar, yaitu :
- Konsumsi buah dan sayuran karena banyak mengandung serat dan antioksidan yang diperkirakan dapat mencegah kanker
- Batasi konsumsi lemak terutama jenis lemak tersaturasi misalnya daging sapi, kambing dan keju
- Hindari rokok dan alkohol.
- tetaplah beraktivitas dan mempertahankan berat badan. Jika memungkinkan lakukan olahraga 30 menit dalam sehari.
Penyebab kanker usus besar masih menjadi pertanyaan. Ada banyak faktor yang diduga menjadi penyebab. Diantaranya merokok, kurang asupan serat, banyak mengkonsumsi lemak dan minum alkohol.
Gejala yang muncul pada tahap awal biasanya tidak signifikan dan bervariasi, bergantung pada ukuran dan lokasi kanker. Gejala itu diantaranya :
- Perubahan pola buang air besar (BAB) berupa diare atau konstipasi (sulit BAB). Kepadatan kotoran juga berubah, menjadi lebih lunak atau keras. Hal itu berlangsung dalam beberapa minggu.
- Perdarahan dari anus atau terdapat darah dan lendir di kotoran. Sebagai catatan, tidak semua perdarahan di anus merupakan tanda keganasan, dapat saja hanya hemoroid.
- Perasaan tidak nyaman yang dirasakan menetap misalnya terasa penuh terus menerus.
- Nyeri di daerah perut pada saat BAB.
- Berat badan menurun tanpa sebab yang jelas.
Terdapat beberapa faktor resiko yang diduga menyebabkan kanker usus besar. Meskipun demikian bukan berarti mereka yang memiliki resiko pasti menderita penyakit ini.
1. Usia, orang yang berusia di atas 50 tahun rentan menderita kanker usus besar
2. Riwayat menderita polip usus sebelumnya
3. Riwayat penyakit radang saluran cerna, misalnya penyakit kolitis ulseratif atau penyakit Chron's dalam waktu lama
4. Riwayat keluarga menderita kanker usus besar
5. Diet randah serat, tinggi kolesterol dan kalori.
6. Gaya hidup kurang gerak mengakibatkan kotoran tertahan di usus besar sehingga berisiko menimbulkan kanker di daerah tersebut.
7. Rokok dan alkohol
Untuk menetukan kepastian seseorang menderita kanker usus, ada beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan. Penderita mungkin akan merasa malu atau tidak nyaman dengan pemeriksaan ini. Sebaiknya sebelum menjalani pemeriksaan, bicarakan hal tersebut dengan dokter sehingga mendapatkan gambaran yang jelas.
1. Darah samar dalam tinja melalui laboratorium.
2. Kolonoskopi dengan memasukkan kamera kecil melalui anus sehingga dokter mendapatkan gambaran di dalam anus.
3. Pemeriksaan barium enema. Dokter dapat melakukan evaluasi gambaran isi saluran pencernaan yang sudah diberi kontras dengan foto roentgen.
4. Colok dubur dilakukan untuk memeriksa kondisi saluran cerna bagian ujung
5. Penanda tumor melalui pemeriksaan kadar enzim CEA. Jika meningkat, besar kecurigaan terhadap kanker usus besar.
Untuk mengatasi kanker usus besar, beberapa pengobatan dapat dilakukan. Diantaranya pembedahan, kemoterapi, dan radioterapi. Masing-masing penderita mungkin saja mendapatkan pengobatan yang berbeda, tergantung kondisi dan derajat kanker.
Pembedahan merupakan pilihan pertama pengobatan kanker usus besar. Dilakukan untuk membuang kanker dari jaringan yang masih sehat. Pada beberapa penderita yang sudah parah maka pembuangan tinja tidak lagi melalui anus melainkan dibuat saluran pembuangan lain yang dikenal dengan kolostomi. Jika masih dalam stadium awal, setelah kanker dibuang penderita dapat BAB melalui anus.
Jika sel kanker sudah menyebar dan sudah masuk stadium akhir, pembedahan dilakukan sebagai terapi paliatif. Bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup penderita, bukan untuk menyembuhkan. Misalnya untuk mengurangi nyeri atau perdarahan.
Kemoterapi merupakan kelanjutan dari terapi pembedahan. Penderita diberikan obat untuk membunuh sel kanker. Pada stadium lanjut, ketika tindakan pembedahan tidak lagi memungkinkan maka kemoterapi menjadi pilihan terapi. Efek samping diantaranya mual, muntah rambut rontok, dan diare. Penderita sebaiknya berdiskusi dengan dokter untuk mengantisipasi efek samping yang muncul.
Radiasi menggunakan sinar X untuk menghancurkan sel kanker. Radiasi menjadi pilihan terutama untuk kanker yang berada di bagian ujung saluran cerna. Radiasi dapat dilakukan sebelum pembedahan agar sel tumor mengecil sehingga mudah dilakukan pembedahan. Dapat juga dilakukan setelah pembedahan untuk menghilangkan sel kanker yang masih tersisa. Efek sampingnya adalah diare, perdarahan anus, dan mual. Selain itu dapat menyebabkan kematian jaringan sehat di sekitar sel kanker.
Ada beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mendeteksi secara dini kanker usus besar. Dianjurkan untuk mereka yang berusia di atas 50 tahun dan dilakukan setiap tahun pada mereka dengan risiko tinggi.
- Pemeriksaan darah samar tinja
- Pemeriksaan sigmoidoskopi
- Pemeriksaan barium enema
- Pemeriksaan kolonoskopi
Penyebab kanker usus besar adalah pola hidup yang buruk, terutama pola makan. Untuk itu ada beberapa hal yang harus dilakukan dan dihindari untuk mencegah kanker usus besar, yaitu :
- Konsumsi buah dan sayuran karena banyak mengandung serat dan antioksidan yang diperkirakan dapat mencegah kanker
- Batasi konsumsi lemak terutama jenis lemak tersaturasi misalnya daging sapi, kambing dan keju
- Hindari rokok dan alkohol.
- tetaplah beraktivitas dan mempertahankan berat badan. Jika memungkinkan lakukan olahraga 30 menit dalam sehari.
0 comments to “Kanker Usus”
Posting Komentar