Nyeri kepala tipe klaster adalah jenis nyeri kepala yg berat, terjadi pd satu sisi, timbul dalam serangan2 mendadak, sering disertai dgn rasa hidung tersumbat dan berair, keluar air mata, kepala seperti ditusuk2 di sisi nyeri, terutama di sekitar mata sehingga mata juga tampak merah dan bengkak, muka berkeringat. Dalam klinik dikenal dua tipe yaitu tipe episodik dan tipe kronik. Orang yg menderita tipe episodik mengalami masa serangan nyeri selama waktu tertentu (periode klaster), kemudian diseling dgn masa bebas nyeri (remisi) yg lamanya bervariasi. Sedangkan tipe kronik ialah bila serangan2 nyeri tersebut masih tetap timbul selama sedikitnya 12 bulan.

Penyebab pastinya belum diketahui, tetapi para ahli menduga ini ada hubungannya dgn saraf trigeminal, saraf yg membawa sensasi dari kepala ke otak dan berakhir pd pembuluh darah yg ada di sekitar otak. Beberapa ahli lain mengaitkannya dgn hipotalamus, salah satu bagian dari otak. Umumnya serangan dimulai saat bangun tidur siang atau di malam hari, biasanya dalam 90 menit setelah tertidur. Serangan nyeri dapat dicetuskàn oleh nitrogliserin, histamin atau alkohol. Perokok berat sering pula mengalami sakit kepala tipe ini.

Nyeri umumnya didahului oleh rasa penuh di telinga yg kadang-kadang meluas ke seluruh kepala, disusul beberapa menit kemudian dgn serangan2 mendadak berupa rasa seperti tertusuk, biasanya terjadi pdasatu sisi kepala di daerah dekat mata atau antara mata dan telinga. Serangan tersebut sangat hebat (excruciating) dan menetap, tidak berdenyut, hilang timbul secara tiba2 dapat berpindah2 tempat. Serangan2 nyeri tersebut membuat penderitanya gelisah, mondar-mandir dan kadang memukuli kepalanya sendiri, beberapa penderita bahkan merasa ingin bunuh diri utk mengakhiri nyerinya. Nyeri disertai dgn hidung yg berair, keluar air mata dan pelebaran pembuluh darah di mata, kadang disertai rasa bengkak di wajah dan sekitar mata di sisi nyeri, dapat disertai sindrom Horner di sisi yg sama. Selama serangan wajah menjadi pucat, sebaliknya konjungtiva tampak kemerahan dan berair. Nyeri dapat dirasakan di 'belakang mata', seolah2 mendorong mata ke luar.

Sifat periodisitas ini khas pd nyeri kepala klaster yaitu terdapat periode tertentu (periode klaster) saat penderitanya mengalami serangan2 nyeri dan rentan terhadap pencetus tertentu. Kemudian disusul dgn periode remisi saat penderitanya bebas nyeri sama sekali meskipun terpapar pd hal2 yg biasanya mencetuskan nyeri di saat periode klaster. Periode klaster umumnya berkisar antara 2­4 bulan, kemudian disusul dgn masa remisi yg lamanya antara 1­2 tahun pd 70% pasien. Periode klaster cenderung berulang pd selang waktu yg teratur.

Penanganan

Pada kebanyakan pasien, ditemukan kecemasan akan timbulnya periode nyeri selanjutnya, rasa cemas juga sering ditemukan pd periode klaster yg berkepanjangan. Serangan nyeri dapat dihindari atau diperpendek/diperingan, meskipun lamanya periode nyeri sampai saat ini belum dapat dipersingkat atau dihilangkan. Pasien dianjurkan utk menghindari tidur siang, minuman alkohol, zat mudah menguap, terutama pd periode klaster, sedangkan pengaruh diet sangat kecil. Gangguan emosional seperti rasa marah, frustrasi ataupun aktifitas fisik yg berat dapat mencetuskan serangan atau memulai periode nyeri. Pengaruh ketinggian juga dapat mencetuskan serangan, sehingga harus diwaspadai bila berada di ketinggian/pegunungan atau naik pesawat terbang. Ada yg menganjurkan penggunaan asetazolamid 2 kali sehari sebanyak 250 mg, dimulai 2 hari sebelum bepergian utk mencegah serangan tersebut. Perubahan siklus tidur juga dapat mencetuskan serangan.

Serangan saat tidur dapat dicegah dgn 2 mg ergotamin tartrat 1­2 jam sebelum tidur. Penggunaan ergotamin ini harus hati2 pd pasien2 dgn gangguan vaskuler, jantung, serebral, kehamilan, adanya penyakit ginjal dan hati, infeksi dan masa pasca bedah. Serangan di saat lain dapat diatasi dengan metisergid 3-­4 kali sehari sebanyak  40 mg., verapamil 4 kali sehari sebanyak 80 mg., lithium 2 kali sehari sebanyak 300 mg. atau prednison 40 mg/hari selama 3 minggu. Metisergid terutama efektif bila digunakan sejak awal, efektivitasnya kira2 65%. Obat ini mempunyai efek samping berupa gangguan pencernaan, parestesi (kehilangan rasa pada tubuh bagian bawah) dan nyeri kaki dan kemungkinan fibrosis retroperitoneal, endomiokardial atau pulmonal yg berbahaya. Obat ini tidak tersedia di Indonesia. Verapamil cukup efektif utk kebanyakan pasien, digunakan selama periode nyeri. Penggunaan lithium harus disertai dgn pengamatan efek samping seperti tremor (gemetar). Kombinasi empat obat di atas dapat mengatasi kira-kira 90% kasus episodik. Jika terjadi resistensi, dapat dicoba penambahan prednison 40 mg./hari selama 5 hari, kemudian diturunkan dosisnya selama 3 minggu (tapering off). Penggunaan prednison harus hati2 pd pasien dgn ulkus peptikum, hipertensi atau diabetes mellitus. Pasien2 kronik dapat resisten terhadap pengobatan, hal ini mungkin berkaitan dga sifat kepribadian tertentu. Serangan2 nyeri dapat diperingan atau dihindari dgn memperhatikan faktor2 pencetus.

Serangan klaster akut dapat diatasi dengan inhalasi oksigen untuk memperoleh manfaat maksimum, oksigen diberikan segera di awal serangan sebanyak 7 liter selama 1 menit menggunakan facial mask. Pasien dalam posisi duduk dan dianjurkan bemapas biasa selama 15 menit. Penatalaksanaan meliputi pencegahan faktor2 pencetus terutama pd periode nyeri, pengobatan pencegahan dan pengobatan saat serangan. Alternatif lain ialah menggunakan 1 tablet (1 mg) ergotamin yg diletakkan di bawah lidah dan dapat diulang sampai dua kali setelah 15 menit, dosis maksimum 2 mg./24 jam. Ergotamin juga dapat diberikan secara intramuskuler dalam bentuk dihidroergotamin 1 mg. atau ergotamin tartrat 0,5 mg atau secara inhalasi sebanyak 2 kali dgn interval 5 menit. Dosis maksimum 4 mg./24 jam. Obat simtomatik lain ialah kokain HCI 5% atau lidokain HCI 4% intranasal.

Untuk tipe cluster, penderita sebaiknya rutin memeriksakan diri karena sakit kepala tipe cluster ini akan selalu menjadi masalah dgn sering kambuhnya keluhan. Oleh karena itu, sebaiknya pasien mempunyai kalender utk nyeri kepala karena serangan ini dapat dicegah dgn mengkonsumsi obat penahan nyeri pd waktu2 yg diperkirakan akan muncul serangan. Selain itu, tipe cluster seringkali dikaitkan dgn kelainan di otak seperti adanya tumor ataupun adanya tumor di luar otak seperti di paru dan saluran napas. Penanganan yg baik akan mengurangi kekambuhan dan meningkatkan kualitas hidup penderita

0 comments to “Nyeri Kepala Tipe Klaster ( Cluster Type Headache)”