Sering seseorang berpikir utk menjadi orang lain karena menganggap hidup orang lain itu lebih beruntung. Padahal,bisa disadari atau tidak,ada orang lain pula yg menganggap hidup orang itu lebih beruntung dan ingin menjadi orang tersebut. Itulah manusia,selalu tak puas dgn apa yg sudah ada. Tak perlu dihindari karena itu memang telah menjadi kodrat,yg penting diatasi agar jgn sampai berlebihan dan menghancurkan diri sendiri.

Saya pernah membaca suatu cerita tentang kupu2 dan anak kecil,di suatu blog yg saya lupa namanya. Di situ diceritakan tentang kupu2 yg kagum pd keriangan dan kebahagiaan anak2 kecil yg selalu mengejar utk menangkapnya,hingga kupu2 itu ingin sekali diberi kesempatan hidup menjadi anak kecil. Lalu dia pun bertemu dgn seorang anak kecil gelandangan yg suka kupu2 dan selalu iri terhadap keriangan teman2na yg bebas mengejar kupu2 di taman. Kupu2 dan anak kecil ini pun bersahabat dan bisa saling mengerti satu sama lain. Mereka saling mengungkapkan betapa mereka ingin hidup seperti diri temannya satu sama lain. Anak kecil ingin menjadi kupu2 dan demikian pula sebaliknya.

Kemudian datanglah kesempatan utk bertukar tempat. Saat bertukar,pd awalnya mereka memang mendapat kesenangan seperti yg mereka dambakan. Namun karena kondisi keduanya berbeda jauh seperti kehidupan yg biasa dijalani,maka hadirlah kesulitan2 yg tak mereka pikirkan sebelumnya. Anak kecil itu kesusahan melawan angin dgn kondisi tubuh kupu2 yg ringan namun rapuh,lelah dikejar2 anak2 karena harus kerja keras mengepakkan dan mengendalikan sayap,serta kaget melihat benda2 yg jauh lebih besar darinya dan bergerak cepat seolah2 ingin menabraknya. Kupu2 pun menyadari bahwa ternyata kehidupan anak kecil temannya itu sulit. Dilarang bermain di taman karena dia gelandangan,dikejar2 satpol PP utk dirazia hingga yg paling parah adalah menghadapi ayah anak itu yg pemabuk dan suka memukulinya.

Jenuh dan tak tahan dgn kesulitan pd kehidupan mereka yg baru,keduanya pun ingin bertukar tempat lg dan sadar bahwa kehidupan mereka yg biasanya merupakan anugrah yg berharga. Nahas pd malam di hari pertukaran tersebut,ayah sang anak mabuk berat dan memukuli anak itu dgn sadis hingga berakibat fatal. Malang bagi sang anak yg terjebak dalam tubuh kupu2 dan tak bisa bertukar lagi karena nyawa sang kupu2 telah mati bersama raga sang anak tersebut.

Saat membaca cerita itu,Mei terhenyak namun hikmah cerita belumlah sepenuhnya masuk ke jiwa Mei. Namun pd hari ini,ketika Tuhan menunjukkan kebesaranNya kpd Mei,barulah teringat lg dan sadar sepenuhnya bahwa hidup tiap manusia itu indah jika dia menyadari dan menghargainya. Saat ini Mei bisa berkata yakin,mantap dan teguh : Jika waktu bisa diulang,aku tak kan pernah mau menjadi siapa pun kecuali menjadi diriku lagi namun dgn keadaan yg lebih baik dari saat ini. Semoga dgn tulisan ini,teman2 menjadi lebih menghargai dirinya sendiri dan kehidupannya,amiinn.

BDL,01102009,20:10 WIB.

0 comments to “I Love My Life”