Banyak keadaan penyakit yang bisa menimbulkan gejala nyeri kepala. Struktur otak dan jaringan penunjangnya diliputi oleh serabut saraf yg jika dipicu oleh kondisi tertentu bisa menimbulkan sensasi nyeri. Jika otak mengalami gangguan struktural seperti perdarahan, tumor, stroke, infeksi, kelainan metabolik, ataupun penyakit lainnya maka dapat timbul gejala nyeri kepala. Nyeri kepala terdiri dari 2 tipe yaitu primer dan sekunder. Nyeri kepala sekunder lebih jarang timbul dibandingkan nyeri kepala primer yg meliputi 90% dari keluhan.

Nyeri kepala ini merupakan nyeri tanpa adanya kelainan struktural otak yg merupakan penyakit utama itu sendiri. Pada jenis ini terjadi perubahan sistem saraf pembuluh darah di otak yg disebabkan berbagai macam faktor. Misalnya saja perubahan hormonal (terutama pada siklus menstruasi), zat2 kimia dari makanan tertentu, gangguan emosi, gangguan siklus tidur, dan rangsangan cahaya atau bau2an tertentu.

Berdasarkan gejalanya, nyeri kepala primer dibedakan menjadi 3 jenis yaitu
  • nyeri kepala tipe tegang (tension type headache) => biasanya berupa nyeri kepala di kedua sisi kepala, terasa seperti diikat dgn otot2 kepala dan leher terasa tegang.
  • migren => kepala terasa nyeri berdenyut di satu sisi
  • nyeri kepala tipe kluster (cluster headache) => nyeri terjadi pada satu sisi, terutama di sekitar mata. Tipe ini jarang terjadi namun nyerinya sangat hebat hingga seseorang kadang ingin membenturkan kepalanya ke dinding karena tidak sanggup menahan rasa nyeri tersebut.
Nyeri kepala primer sangatlah individual, artinya tiap orang memiliki gejala tersendiri dgn pemicu yg biasanya juga khas. Untuk sakit kepala migren misalna, keju, coklat, dan anggur merah bisa jadi pencetusnya. Stres emosional dan kelelahan pun bisa menimbulkan nyeri kepala tipe tegang maupun tipe klaster.

Nyeri Kepala Sekunder

Nyeri jenis ini merupakan gejala dari penyakit utama. Gejala yg terjadi tergantung dari penyakit yg mendasarinya. Misalnya nyeri akibat infeksi virus terasa di seluruh bagian kepala, sementara nyeri akibat tumor biasanya terbatas di bagian kepala tertentu. Nyeri kepala sekunder bisa terjadi akibat ketidakseimbangan berbagai zat di dalam darah. Keadaan dehidrasi atau kurangnya cairan tubuh, kadar gula darah yg rendah, atau menghentikan kebiasaan mengkonsumsi kopi secara tiba2 bisa menimbulkan nyeri kepala yg cukup mengganggu.

Penanganan Nyeri Kepala

Menurut Dr.William B.Young dari Jefferson Headache Center, mengatasi nyeri kepala sebenarnya sederhana, resep yg terbaik adalah pengetahuan. Semakin Anda paham tipe nyeri kepala Anda, maka semakin efektif pengobatan yg Anda terima. Nyeri kepala primer sering kali berhubungan dgn berbagai pencetus tertentu dan yg paling penting adalah TIPE DAN JENIS PENCETUS SAKIT KEPALA BERSIFAT INDIVIDUAL, sehingga penanganannya tidak selalu sama. Walaupun sudah tersedia obat yg spesifik untuk setiap gejala nyeri kepala, dosis dan jenis yg efektif biasanya berbeda antar penderita.

Obat yg dipakai adalah berbagai golongan obat penghilang nyeri dan dikonsumsi tepat ketika nyeri kepala mulai terasa. Obat ini sebaiknya hanya digunakan pd saat benar2 nyeri, maksimal 2-3 hari dalam 1 minggu. Biasanya orang yg sering mengalami nyeri kepala akan merasa lebih cemas sehingga mengkonsumsi obat2 tersebut secara berlebihan. Obat2 yg dikonsumsi hampir setiap hari selama lebih dari setengah bulan setiap bulannya dan berlangsung lebih dari 3 bulan justru akan memicu proses nyeri kepala.

Selain obat2an, memperbaiki pola hidup sehari2 perlu dilakukan agar nyeri kepala dapat tertangani dgn baik. Antara lain menghindari pencetus, melakukan olahraga teratur, serta makan dgn teratur. Kerja sama antara dokter dan pasiennya berperan penting dalam meramu pengobatan oleh karena itu cermatilah keluhan nyeri kepala yg Anda alami untuk dapat menentukan tindakan pencegahan serta pengobatan yg sesuai. Untuk jenis nyeri kepala sekunder, biasanya akan menghilang dgn mengobati penyakit utamanya.

Sebaiknya Anda membuat suatu kalender nyeri kepala supaya dapat digunakan untuk mengetahui pola nyeri kepala sekaligus memantau pengobatan yg dikonsumsi. Kalender ini berisi catatan mengenai nyeri kepala yg diisi setiap kali mengalaminya. Yg perlu dicatat antara lain adalah tanggal ketika nyeri, jenis nyeri kepala, lama nyeri berlangsung, gejala tambahan yg dialami, kemungkinan pencetus (makanan, minuman, aktivitas, pengaruh lingkungan, dan lainnya), obat penahan nyeri yg dikonsumsi, dosis, waktu minum obat, adanya perbaikan setelah minum obat serta lamanya perbaikan ini tercapai.

Pemantauan ini penting untuk menghindari pemakaian obat2 penahan nyeri yg berlebihan (overuse) atau justru kurang. Jika terjadi kesalahan pemakaian maka dapat menimbulkan masalah baru. Nyeri kepala menjadi lebih sering muncul atau serangannya lebih lama (chronic headache) atau bahkan tipenya sudah bercampur hingga sulit dikenali. Dgn adanya kalender ini, Anda dan dokter Anda dapat merumuskan pengobatan yg tepat utk nyeri kepala yg dialami. Pola nyeri kepala dapat terlihat dalam kalender ini dan Anda dapat menghindari salah sau atau lebih kemungkinan pencetus serangan nyeri kepala. Namun JANGAN TERLALU MENGHUBUNG2KAN PENCETUS DGN SERANGAN NYERI KEPALA karena bisa saja nyeri timbul tanpa pencetusnya.


Ada beberapa gejala yg perlu mendapat perhatian khusus. Jika nyeri kepala menjadi semakin sering, lebih lama, tidak membaik dgn obat dan istirahat, muncul terutama pagi hari dan disertai gangguan saraf lainnya maka mungkin saja ada penyakit serius di dalam otak. Walaupun hanya 10%, namun nyeri kepala sekunder lebih berbahaya jika tidak dideteksi sejak awal karena bisa menimbulkan kecacatan bahkan kematian. Segeralah berkonsultasi dgn dokter Anda utk dinilai kemungkinan perlu tidaknya dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

0 comments to “Nyeri Kepala (Headache)”