Anda bisa jadi sudah mendengar tentang herbal pelangsing. Betapa tidak, banyak iklan di media massa setiap harinya yang mempromosikan berbagai produk yang mengklaim mengandung berbagai bahan alam yang bermanfaat untuk melangsingkan tubuh. Sekilas, bila kita mendengar kata alamiah, kita merasa yakin bahwa hal tersebut pastilah aman. Padahal tak melulu rumus itu yang berlaku. Ada banyak hal yang perlu diperhatikan dalam pemanfaatan bahan – bahan alam untuk tubuh, apalagi bila produk tersebut dikonsumsinya setiap hari. Bagaimana produk tersebut mempengaruhi sistem organ tubuh haruslah benar – beanr dimengerti. Masalahnya, masih jarang produk tradisional yang telah menjalani riset atau penelitian ilmiah. Walhasil efektivitas dan keamanannya masih bersifat meraba – raba.

Selama ini produk yang sudah dikeluarkan untuk melangsingkan tubuh adalah dalam bentuk teh dan minuman yang mengandung antara lain daun jati belanda. Itupun sebenarnya bukan secara langsung untuk melangsingkan tubuh melainkan melalui proses penghambatan absorpsi nutrisi terutama lemak dalam saluran cerna oleh bahan yang terkandung dalam daun jati belanda. Daun teh jati belanda memiliki kandungan zat tannin yang tinggi. Zat tannin dalam saluran cerna dapat menyerap nutrisi, protein atau karbohidrat yang dikonsumsi. Jadi, teh daun jati belanda itu bukan langsung membuat orang gemuk jadi kurus tapi lebih pada menghambatan penyerapan makanan yang dikonsumsi sehingga pada proses yang lama akan menimbulkan gangguan absorpsi nutrisi dan dapat mengganggu keseimbangan tubuh.

Meskipun teh daun jati belanda bisa dikatakan sebagai herbal pelangsing, jika orang yang telah berhasil langsing tapi berhenti mengkonsumsi maka tidak menutup kemungkinan berat badan akan naik lagi. Hal itu dikarenakan sudah tidak adanya proses penghambat penyerapan nutrisi dalam tubuh.

Uji keamanan teh daun jati belanda memang sudah lama ada akan tetapi uji klinik untuk kasus obesitas atau efeknya sebagai pelangsing belum pernah dilakukan. Selama ini yang dilakukan adalah uji farmakodinamik pada hewan dan penggunaan herbal pelangsing secara empiris dan turun temurun. Mekanismenya untuk melangsingkan tubuh pun belum teruji karena belum ada tolok ukurnya. Untuk menghambat proses penyerapan memang sudah teruji. Tidak hanya teh daun jati belanda, herbal lain pun belum ada lagi yang teruji untuk melangsingkan tubuh. Masyarakat sebaiknya waspada terhadap herbal lain. Apalagi jika herbal tersebut memiliki efek diuretik yaitu kencing terus menerus dan efek pencahar.

Selain herbal pelangsing, masyarakat juga mengenal jenis jamu - jamuan. Jamu memang memiliki efek yang lama akan tetapi demi mendapatkan hasil yang cepat, ada oknum yang mencampurkan antara herbal dengan obat konvensional (bahan kimia obat) yang seharusnya tidak boleh dicampurkan ke dalam herbal pelangsing. Bila itu dilakukan maka dapat membahayakan penggunanya karena belum diketahui interaksi yang dapat terjadi antara herbal dengan obat – obat konvensional. Selain itu kandungan serat didalam jamu terdiri dari berbagai campuran beberapa tanaman yang dapat menarik cairan di rongga usus. Bahkan pada beberapa tanaman memang berkhasiat sebagai pencahar atau diuretik yang dapat menyebabkan dehidrasi bila dikonsumsi tanpa aturan dan takaran yang benar. Diare akibat efek pencahar dan atau kencing yang berlebihan (diuresis) akibat  efek diuretik dari tanaman obat akan mengakibatkan dehidrasi karena kehilangan cairan dan elektrolit seperti kalium dan natrium. Karena itu perlu perhatian khusus bagi pengguna jamu pelangsing yang mempunyai kelainan pada jantung atau ginjal. Efek terhadap proses penyerapan nutrisi dan atau terjadinya diare atau diuresis itu berbeda pada tiap individu tergantung mekanisme penyerapan pada usus atau metabolisme jamu pelangsing, terutama pada usia lanjut.

Selain herbal pelangsing dan jamu, banyak  pula beredar obat – obat kimia yang juga ditujukan untuk hal serupa. Walau seharusnya dikonsumsi dengan pengawasan dokter tapi tampaknya obat – obat tersebut dapat dengan mudah dibeli oleh mereka yang berminat. Hal itulah yang perlu diwaspadai. Obat kimia untuk melangsingkan tubuh memiliki efek yang cukup beragam. Kadang timbul dampak yang bisa membahayakan pemakainya, apalagi jika sudah ada penyakit atau sedang dalam pengobatan lainnya. Jadi, sebelum mengkonsumsinya, haruslah berkonsultasi dahulu dengan dokter dan jangan sampai lepas kontrol.

Penggunaan obat pelangsing secara medis memang diperbolehkan. Tetapi peranan obat – obat tersebut harus ditempatkan sedemikian rupa dan dipakai secara proporsional. Hal ini mengingatkan makin banyaknya obat pelangsing yang beredar namun tidak memenuhi syarat secara klinis. Obat pelangsing di dunia kedokteran bermacam – macam. Meski begitu, obat pelangsing yang direkomendasikan dari sisi kedokteran hanya 3 jenis, yaitu :
1.                  Obat pelangsing yang bekerja menghambat enzim pencernaan. Obat itu bekerja pada saluran pencernaan dengan cara menghambat penyerapan lemak. Lemak dilarutkan bersama obat yang kemudian dikeluarkan bersama kotoran.
2.                  Obat pelangsing yang bekerja mengatur dan membatasi nafsu makan. Obat itu bekerja pada susunan saraf pusat yaitu dengan mengendalikan nafsu makan seseorang.
3.                  Obat pelangsing yang membuat pengosongan lambung lebih lama. Obat itu bekerja pada lambung dengan cara memperlambat proses pengosongan lambung sehingga rasa lapar dating lebih lama.

Kebanyakan orang berpatokan bahwa obat pelangsing yang bagus adalah yang cepat memberikan efek yaitu turunnya berat badan yang banyak dalam jangka waktu yang singkat. Hal ini salah. Obat pelangsing bekerja dengan membakar lemak. Jika pembakaran tersebut tidak sempurna akan menghasilkan produk pembakaran yang tidak sempurna pula. Hal ini malah akan membuat munculnya banyak penyakit. Secara medis obat pelangsing bekerja secara pelan yaitu 4-6 bulan. Dengan perkiraan penurunan berat badan sekitar 10-20%.

Untuk penggunaan obat pelangsing, seseorang harus terlebih dahulu mengerti peranan obat pelangsing yang sebenarnya. Obat pelangsing memiliki 2 peranan yaitu :
  1. obat sebagai lini pertama atau primer, maksudnya obat mulai dapat diberikan untuk pasien yang memiliki kepatuhan jelek.
  2. obat sebagai pelengkap yaitu obat yang dapat diberikan pada pasien yang telah melakukan terapi gizi dan olahraga namun tidak ada perubahan terhadap tubuhnya.

Selain memperhatikan kedua hal di atas, juga harus diperhatikan penyakit yang dimilikinya saat itu. Seseorang tidak boleh mengkonsumsi obat pelangsing bila memiliki kondisi (penyakit atau sedang minum obat lain dalam masa pengobatan) yang kontraindikasi terhadap obat tersebut. Jika dipaksakan malah bisa membuat parah penyakitnya. Setiap individu akan mengalami efek samping yang berbeda. Obat pelangsing yang diberikan dokter sudah teruji keamanannya serta efek sampingnya sangat kecil. Biasanya hanya keluhan ringan seperti pusing dan mual. Untuk mengantisipasi efek – efek tersebut, dapat dilakukan penyesuaian dosis atau penyesuaian cara minum.

Obat pelanggsing dapat dimanfaatkan selama memilki kandungan yang tidak berbahaya. Sayangnya kebanyakan obat pelangsing yang ada di pasaran memiliki kandungan yang belum tentu dapat dibenarkan secara klinis. Sangat disayangkan dengan maraknya obat golongan diuretik yang beredar bebas di pasaran padahal obat golongan tersebut (furosemid, aldacton) dianggap sangat berbahaya dan semua jajajran medis sangat mengecamnya bila tetap digunakan sebagai obat pelangsing. Obat dari golongan diuretik merupakan obat yang bekerja dengan cara mengurangi penyerapan cairan. Setelah cairan terbuang maka pasien akan mengalami dehidrasi kemudian barulah akan terjadi pembakaran lemak. Kondisi ini bukan membuat pasien langsing untuk meningkatkan kesehatan namun justru menimbulkan penyakit ginjal dan bisa – bisa merampas nyawa.

Golongan diuretik selain mampu membuat dehidrasi, sifat kerjanya yang mengurangi cairan dapat merusak keseimbangan elektrolit dalam tubuh. Jika elektrolit dalam tubuh terganggu maka akan mengangguu sistem organ tubuh lainnya. Salah satu elektrolit yang penting adalah kalium yang berfungsi sebagai proses hantaran listrik di jantung. Jika obat pelangsing merusak keseimbangan elektrolit termasuk kalium maka dapat terjadi gangguan di jantung bahkan bisa menyebabkan kematian.

Selain obat dari golongan diuretik, suplemen tiroid juga dilarang keras penggunaannya untuk melangsingkan tubuh. Obat golongan tiroid akan memacu kerja jantung serta meningkatkan metabolisme tubuh. Hal itu akan menyebabkan efek samping ke seluruh tubuh.

Untuk mencapai kesuksesan upaya pelangsingan secara optimal, tujuan pelangsingan tubuh harus juga benar dan terencana. Mengembalikan arti langsing sendiri sangat penting, yaitu tidak hanya turun berat badan saja tetapi juga meningkatkan kualitas kesehatan seseorang. Oleh sebab itu dalam melakukan proses pelangsingan tubuh yang baik benar serta aman harus terlebih dahulu berkonsultasi dengan dokter. Cobalah melakukan kendali dengan tetap mengikuti aturannya. Jangan mengambil jalan pintas untuk memperoleh hasil yang cepat tetapi tidak tepat dan tak lupa untuk melengkapinya dengan berolahraga secara teratur.

Category: Labels: | 0 Comments

0 comments to “BERHATI – HATILAH JIKA INGIN MELANGSINGKAN TUBUH”