Pengaturan gizi juga diperlukan pada penyakit tiroid. Pengaturan tersebut diperlukan untuk mencegah komplikasi berbahaya yang mungkin timbul. Pada hipertiroid dapat terjadi penurunan berat badan berlebih karena metabolisme tubuh yang meningkat. Bahayanya adalah banyak turun bukan lemaknya melainkan massa otot. Massa otot adalah protein yang jika turun terlalu banyak dapat menyebabkan kematian.
Kebalikan dari hipertiroid, pada penderita hipotiroid tubuh cenderung menjadi gemuk karena laju metabolisme menurun sehingga zat gizi makro (karbohidrat, protein, dan lemak)banyak yang dialihkan metabolismenya dan tertimbun dalam tubuh sebagai sel lemak. Akibat dari penumpukan sel lemak tersebut dapat mengakibatkan resistensi insulin (penyakit diabetes melitus) dan mempercepat aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah).
Kalau penderita sudah tahu gejala hipotiroid seperti cepat lelah, peningkatan berat badan padahal makan sama seperti biasa, serta depresi, sebenarnya sudah harus dilakukan pengaturan diet. Pada hipertiroid gejala akan lebih jelas seperti tremor (gemetar) dan gelisah. Pada keadaan tersebut, pengaturan makanan sudah diperlukan agar kelainan tidak berlanjut pada penurunan berat badan atau gangguan metabolisme energi.
Penderita hipertiroid harus menghindari penurunan berat badan yang terlalu drastis dengan menunjang pengobatannya. Waktu meminum obat harus benar-benar dipantau karena obat dapat mempengaruhi penyerapan zat gizi, contohnya seng, besi, dan yodium akan terganggu penyerapannya jika dimakan bersama obat. Jarak antara makan dan minum obat paling tidak antara 2-4 jam.
Pada hipertiroid dianjurkan menghindari makanan yang menyebabkan peningkatan aliran darah seperi kopi, coklat, teh kental. Peningkatan aliran darah akan menyebabkan naiknya laju metabolisme.
Penderita hipotiroid harus benar-benar mengontrol pola makannya. Timbang berat badan setiap satu kali seminggu untuk mengontrol adanya peningkatan berat badan atau tidak. kalau ada, porsi makan harus dikurangi namun dengan komposisi yang tetap yaitu 50-60% karbohidrat, protein 15%, dan lemak 25%. Waktu meminum obat seperti hormon tiroid harus 2-4 jam setelah atau sebelum makan.
Untuk hipotiroid harus dihindari makanan yang mengandung zat goitrogenik. Zat ini merupakan senyawa kimia beracum terhadap tiroid sehingga jika dimakan akan semakin memperburuk keadaan. Sebenarnya hampir setiap sayur pasti mengandung zat tersebut namun sayuran yang cukup banyak memilikinya antara lain bayam, brokoli, kangkung, dan kacang tanah. Kandungan paling banyak terdapat pada singkong. Kandungan zat goitogenik pada sayuran bisa dikurangi dengan proses memasak seperti sayur dicacah kemudian direbus.
Penderita hipotiroid dianjurkan untuk meningkatkan konsumsi mineral yang penting untuk mensekresi tiroksin dan mengubah tiroksin T4 jadi T3 seperti seng, selenium, dan coper yang banyak terdapat pada hati dan makan a yang bersumber dari daging hewan. Biasanya dianjurkan juga lebih banyak mengkonsumsi makanan laut seperti ikan, kerang, namun usahakan yang masih segar bukan yang sudah diolah seperti ikan asin.
Vitamin A dan asam lemak omega 3 juga penting untuk dikonsumsi. Hal itu disebabkan vitamin A dan asam lemak omega 3 bisa meningkatkan pengikatan hormon tiroid dalam proses metabolisme. Vitamin A banyak terdapat di sayuran berwarna oranye seperti wortel dan tomat sementara omega 3 banyak di ikan dan minyak goreng. Kandungan omega 3 akan lebih maksimal jika minyak goreng hanya digunakan untuk satu kali pemakaian.
Kebalikan dari hipertiroid, pada penderita hipotiroid tubuh cenderung menjadi gemuk karena laju metabolisme menurun sehingga zat gizi makro (karbohidrat, protein, dan lemak)banyak yang dialihkan metabolismenya dan tertimbun dalam tubuh sebagai sel lemak. Akibat dari penumpukan sel lemak tersebut dapat mengakibatkan resistensi insulin (penyakit diabetes melitus) dan mempercepat aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah).
Kalau penderita sudah tahu gejala hipotiroid seperti cepat lelah, peningkatan berat badan padahal makan sama seperti biasa, serta depresi, sebenarnya sudah harus dilakukan pengaturan diet. Pada hipertiroid gejala akan lebih jelas seperti tremor (gemetar) dan gelisah. Pada keadaan tersebut, pengaturan makanan sudah diperlukan agar kelainan tidak berlanjut pada penurunan berat badan atau gangguan metabolisme energi.
Penderita hipertiroid harus menghindari penurunan berat badan yang terlalu drastis dengan menunjang pengobatannya. Waktu meminum obat harus benar-benar dipantau karena obat dapat mempengaruhi penyerapan zat gizi, contohnya seng, besi, dan yodium akan terganggu penyerapannya jika dimakan bersama obat. Jarak antara makan dan minum obat paling tidak antara 2-4 jam.
Pada hipertiroid dianjurkan menghindari makanan yang menyebabkan peningkatan aliran darah seperi kopi, coklat, teh kental. Peningkatan aliran darah akan menyebabkan naiknya laju metabolisme.
Penderita hipotiroid harus benar-benar mengontrol pola makannya. Timbang berat badan setiap satu kali seminggu untuk mengontrol adanya peningkatan berat badan atau tidak. kalau ada, porsi makan harus dikurangi namun dengan komposisi yang tetap yaitu 50-60% karbohidrat, protein 15%, dan lemak 25%. Waktu meminum obat seperti hormon tiroid harus 2-4 jam setelah atau sebelum makan.
Untuk hipotiroid harus dihindari makanan yang mengandung zat goitrogenik. Zat ini merupakan senyawa kimia beracum terhadap tiroid sehingga jika dimakan akan semakin memperburuk keadaan. Sebenarnya hampir setiap sayur pasti mengandung zat tersebut namun sayuran yang cukup banyak memilikinya antara lain bayam, brokoli, kangkung, dan kacang tanah. Kandungan paling banyak terdapat pada singkong. Kandungan zat goitogenik pada sayuran bisa dikurangi dengan proses memasak seperti sayur dicacah kemudian direbus.
Penderita hipotiroid dianjurkan untuk meningkatkan konsumsi mineral yang penting untuk mensekresi tiroksin dan mengubah tiroksin T4 jadi T3 seperti seng, selenium, dan coper yang banyak terdapat pada hati dan makan a yang bersumber dari daging hewan. Biasanya dianjurkan juga lebih banyak mengkonsumsi makanan laut seperti ikan, kerang, namun usahakan yang masih segar bukan yang sudah diolah seperti ikan asin.
Vitamin A dan asam lemak omega 3 juga penting untuk dikonsumsi. Hal itu disebabkan vitamin A dan asam lemak omega 3 bisa meningkatkan pengikatan hormon tiroid dalam proses metabolisme. Vitamin A banyak terdapat di sayuran berwarna oranye seperti wortel dan tomat sementara omega 3 banyak di ikan dan minyak goreng. Kandungan omega 3 akan lebih maksimal jika minyak goreng hanya digunakan untuk satu kali pemakaian.
0 comments to “Pengaturan Gizi Untuk Penderita Penyakit Tiroid”
Posting Komentar