Hipotiroid adalah gangguan tiroid yang paling banyak ditemui. Paling sering mengenai wanita, meningkat sesuai usia, dan lebih berisiko jika ada anggota keluarga yang terkena penyakit tersebut. Penyakit ini juga dapat muncul sejak lahir jika kelenjar tiroid tidak berkembang dengan baik, misalnya bayi lahir tanpa tiroid, bayi lahir dengan tiroid yang hanya terbentuk sebagian, atau bayi yang lahir dengan tiroid berada di tempat yang salah (tiroid ektopik).
Pada orang dewasa, hipotiroid yang tidak diobati menyebabkan kondisi fisik dan mental yang buruk serta mengakibatkan tingginya kadar kolesterol darah yang menjadi faktor resiko penyakit jantung. Pembesaran tiroid dapat mengganggu fungsi menelan atau bernafas. Pada hipotiroid berat yang tidak diobati dapat mengancam nyawa penderita.
Pada orang dewasa, penyebab utama hipotiroid adalah gangguan autoimun yang menyebabkan hormon yang dihasilkan tiroid tidak mencukupi kebutuhan tubuh. Kelainan tersebut dinamakan penyakit Hashimoto, dengan adanya keluhan khas pembesaran tiroid dan kesulitan menelan. Hipotiroid juga dapat disebakan oleh terapi dengan iodium radioaktif atau pembedahan kelenjar tiroid sebagai terapi hipertiroid.
Gangguan kelenjar hipofisis seperti tumor merupakan penyebab yang jarang ditemui. Jika terjadi gangguan pada hipofisis dan produksi hormon TSH berkurang, hormon tiroid tidak akan dihasilkan walaupun bahan bakunya ada dan cukup. Penyebab lain adalah obat-obatan seperti amiodaron, litium, interferon alfa, dan interleukin-2 dapat mencegah kelenjar tiroid memproduksi hormon secara normal. Obat-obat tersebut memicu hipotiroid pada pasien yang memiliki kecenderungan penyakit tiroid autoimun.
Gejala yang dapat terjadi diantaranya mudah lelah, mudah lupa dan depresi, merasa dingin, denyut jantung melemah/berkurang, badan gemuk, dan pendiam. Selain itu dapat pula ditemukan gejala lambat dalam bereaksi, reflek dan gerakannya ; tidak terlalu terlihat berkeringat, kulit dan rambut kering, susah buang air besar, haid tidak teratur.
Diagnosis hipotiroid dilakukan melalui wawancara medis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan darah. Salah satu yang perlu diperhatikan adalah riwayat penyakit keluarga seperti penyakit tiroid, kelainan kulit vitiligo, juga diabetes. Pemeriksaan darah dilakukan untuk mengukur kadar TSH dan FT4 (free T4) pasien. Di antara dua pemeriksaan darah tersebut, TSH adalah yang terpenting. Jika TSH lebih dari normal dan FT4 kurang dari normal, diagnosis hipotiroid dapat dipastikan. Jika penyebab hipotiroid adalah penyakit Hashimoto, antibodi yang menyerang tiroid juga dapat diukur dari darah.
Yang perlu mendapat perhatian adalah diagnosis hipotiroid pada kehamilan. Hal itu penting untuk memastikan kesehatan bayi yang akan lahir. Pemeriksaan rutin untuk semua bayi baru lahir perlu untuk mengidentifikasi hipotiroid. Bayi usia satu dan dua bulan yang kurang lincah, banyak diam, dan jarang menangis dapat dicurigai hipotiroid. Jika tidak diobati, anak dapat mengalami keterlambatan mental dan gagal tumbuh normal atau pendek.
Hipotiroid diobati dengan hormon tiroid. Levotiroksin adalah pilihan obatnya, diminum satu kali sehari. Obat tersebut merupakan T4 sintetis buatan laboratorium yang sama dengan yang dibuat oleh kelenjar tiroid aslinya. Hormon pengganti tiroid biasanya digunakan seumur hidup. Dosis pasien akan ditentukan dari kadar TSH darah.
Dosis hormon tiroid yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan hilangnya massa tulang (keropos), fungsi jantung tidak normal dan denyut jantung abnormal. Dosis yang terlalu rendah tidak akan mengurangi gejala. Pemantauan dilakukan setiap empat sampai enam minggu. Penentuan dosis perlu selama hamil dan dapat didiskusikan saat kontrol teratur dengan dokter.
Pada orang dewasa, hipotiroid yang tidak diobati menyebabkan kondisi fisik dan mental yang buruk serta mengakibatkan tingginya kadar kolesterol darah yang menjadi faktor resiko penyakit jantung. Pembesaran tiroid dapat mengganggu fungsi menelan atau bernafas. Pada hipotiroid berat yang tidak diobati dapat mengancam nyawa penderita.
Pada orang dewasa, penyebab utama hipotiroid adalah gangguan autoimun yang menyebabkan hormon yang dihasilkan tiroid tidak mencukupi kebutuhan tubuh. Kelainan tersebut dinamakan penyakit Hashimoto, dengan adanya keluhan khas pembesaran tiroid dan kesulitan menelan. Hipotiroid juga dapat disebakan oleh terapi dengan iodium radioaktif atau pembedahan kelenjar tiroid sebagai terapi hipertiroid.
Gangguan kelenjar hipofisis seperti tumor merupakan penyebab yang jarang ditemui. Jika terjadi gangguan pada hipofisis dan produksi hormon TSH berkurang, hormon tiroid tidak akan dihasilkan walaupun bahan bakunya ada dan cukup. Penyebab lain adalah obat-obatan seperti amiodaron, litium, interferon alfa, dan interleukin-2 dapat mencegah kelenjar tiroid memproduksi hormon secara normal. Obat-obat tersebut memicu hipotiroid pada pasien yang memiliki kecenderungan penyakit tiroid autoimun.
Gejala yang dapat terjadi diantaranya mudah lelah, mudah lupa dan depresi, merasa dingin, denyut jantung melemah/berkurang, badan gemuk, dan pendiam. Selain itu dapat pula ditemukan gejala lambat dalam bereaksi, reflek dan gerakannya ; tidak terlalu terlihat berkeringat, kulit dan rambut kering, susah buang air besar, haid tidak teratur.
Diagnosis hipotiroid dilakukan melalui wawancara medis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan darah. Salah satu yang perlu diperhatikan adalah riwayat penyakit keluarga seperti penyakit tiroid, kelainan kulit vitiligo, juga diabetes. Pemeriksaan darah dilakukan untuk mengukur kadar TSH dan FT4 (free T4) pasien. Di antara dua pemeriksaan darah tersebut, TSH adalah yang terpenting. Jika TSH lebih dari normal dan FT4 kurang dari normal, diagnosis hipotiroid dapat dipastikan. Jika penyebab hipotiroid adalah penyakit Hashimoto, antibodi yang menyerang tiroid juga dapat diukur dari darah.
Yang perlu mendapat perhatian adalah diagnosis hipotiroid pada kehamilan. Hal itu penting untuk memastikan kesehatan bayi yang akan lahir. Pemeriksaan rutin untuk semua bayi baru lahir perlu untuk mengidentifikasi hipotiroid. Bayi usia satu dan dua bulan yang kurang lincah, banyak diam, dan jarang menangis dapat dicurigai hipotiroid. Jika tidak diobati, anak dapat mengalami keterlambatan mental dan gagal tumbuh normal atau pendek.
Hipotiroid diobati dengan hormon tiroid. Levotiroksin adalah pilihan obatnya, diminum satu kali sehari. Obat tersebut merupakan T4 sintetis buatan laboratorium yang sama dengan yang dibuat oleh kelenjar tiroid aslinya. Hormon pengganti tiroid biasanya digunakan seumur hidup. Dosis pasien akan ditentukan dari kadar TSH darah.
Dosis hormon tiroid yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan hilangnya massa tulang (keropos), fungsi jantung tidak normal dan denyut jantung abnormal. Dosis yang terlalu rendah tidak akan mengurangi gejala. Pemantauan dilakukan setiap empat sampai enam minggu. Penentuan dosis perlu selama hamil dan dapat didiskusikan saat kontrol teratur dengan dokter.
0 comments to “Hipotiroid”
Posting Komentar