Testis terpuntir terjadi ketika testis berputar dengan sumbu pada spermatic cord. Biasanya hal ini terjadi pada kisaran usia 15-35 tahun. Pada korda spermatikus terdapat pembuluh darah yang memberikan nutrisi untuk buah zakar. Pada kasus terpuntir, pembuluh darah itu akan terjepit sehingga buah zakar tidak mendapatkan nutrisi. Dalam waktu 4 jam saja buah zakar tidak mendapatkan aliran darah, sudah mulai terjadi kerusakan pada buah zakar.
Kasus testis terpuntir termasuk kasus yang perlu mendapatkan tindakan segera dengan prioritas tinggi. Jika terjadi keterlambatan penanganan dan testis rusak, maka dapat menimbulkan gangguan kesuburan. Sebagai gambaran, jika testis terpuntir kurang dari 6 jam, kemungkinannya selamat cukup tinggi, sekitar 90%. Jika kejadiannya lebih dari 12 jam, kemungkinan dapat diselamatkan sekitar 50%. Terlambat penanganan dan kelainan sudah berlangsung lebih dari 24 jam, maka kemungkinan testis dapat diselamatkan sekitar 10%.
Gejala utama yang dirasakan adalah sakit yang mendadak dan terasa amat sangat pada buah zakar yang disertai dengan pembengkakkan kantung zakar. Gejala lain yang dapat dirasakan adalah mual, muntah, dan nyeri daerah perut.
Terpuntirnya testis disebabkan adanya gaya yang memutar testis. Penyebab utamanya adalah kelainan anatomis dalam kantong zakar yang menyebabkan testis dapat bergerak lebih bebas di dalam kantong zakar dan beresiko untuk terjadinya puntiran. Pada beberapa kasus, hal itu dapat dipicu oleh adanya trauma pada daerah kantong kemaluan, aktivitas fisik yang berat, dan kontraksi otot di daerah korda spermatikus yang berlebihan.
Jika seseorang mengalami nyeri pada daerah kantung kemaluan, segera pergi ke dokter untuk memastikan yang sebenarnya terjadi. Dokter biasanya akan menetukan kelainan tersebut merupakan terpuntirnya testis atau sebab lain. Untuk memastikan ada tidaknya testis yang terpuntir, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan pada perut, pinggul dan kantung kemaluan. Seringkali dengan pemeriksaan fisik sudah diketahui adanya testis terpuntir. Dilakukan pula pemeriksaan urin untuk mengetahui ada tidaknya infeksi. Selain itu juga dapat dilakukan pemeriksaan menggunakan ultrasonografi (USG) untuk mengetahui kondisi testis dan memeriksa aliran darah ke testis. Terjadinya penurunan aliran darah merupakan tanda testis terpuntir.
Penanganan utama yang perlu dilakukan adalah mengembalikan posisi puntiran ke posisi normal (detorsi). Tindakan ini harus dilakukan dengan cara pembedahan untuk mengetahui berapa derajat puntiran yang terjadi sehingga dapat dilakukan pengembalian posisi puntiran dengan tepat. Selanjutnya perlu dilakukan tindakan penjahitan untuk menempelkan testis pada kantung zakar agar testis tidak lagi bergerak bebas yang menimbulkan resiko puntiran. tindakan penjahitan juga perlu dilakukan pada testis sebelahnya karena memiliki resiko tinggi juga untuk terjadinya puntiran.
Pada kasus-kasus yang meragukan tetap disarankan untuk dilakukan pembedahan sebagai evaluasi langsung (eksplorasi) sampai dibuktikan tidak terjadi puntiran. Perlu diketahui pula bahwa kasus-kasus yang kejadiannya sudah lama, dimana testis dianggap sudah tidak viable (hidup), tetap harus diangkat. Hal ini disebabkan adanya kekhawatiran apabila ditinggalkan akan menimbulkan infeksi dan terpenting bisa menyebabkan reaksi tubuh yang akan merusak testis sebelahnya. Setelah pembedahan penderita dianjurkan untuk tidak melakukan aktivitas fisik yang berat selama dua munggu.
Kelainan ini tidak dapat dicegah karena berhubungan dengan kondisi kelainan anatomis yang dimiliki oleh masing-masing individu. Hal yang terpenting adalah upaya deteksi dini terjadinya testis terpuntir untuk mencegah kerusakan permanen pada testis.
Category:
Organ Reproduksi (Ginekologi Genitalia)
Labels:
Organ Reproduksi (Ginekologi Genitalia)
| 0 Comments
0 comments to “Atasi Segera Testis Terpuntir”
Posting Komentar