Kornea merupakan bagian transparan dari mata yang letaknya di depan lensa mata. Tebalnya 0,5 mm dan jika mengalami luka atau infeksi akan menghalangi dan mengaburkan pandangan. Akibatnya terjadi gangguan penglihatan atau bahkan kebutaan. Kornea terdiri dari beberapa lapisan bening, kerusakan bisa terjadi pada lapisan kornea terluar atau terdalam saja bahkan bisa juga mengenai keduanya. Namun jika yang rusak adalah lapisan paling dalam, proses penggantian lapisan akan menjadi lebih sulit.

Transplantasi kornea sudah sejak lama terbukti mampu menyembuhkan kebutaan atau kerusakan penglihatan yang terjadi akibat permasalahan pada kornea. Tingkat kesuksesan terapi ini pun cukup tinggi. Namun pada terapi pemasangan lapisan kornea baru ke dalam mata, sekitar 30 – 40% sel – sel kornea baru dapat mengalami kerusakan. Akibatnya pemulihan pasien setelah operasi menjadi lebih lama.

Teknik yang biasa digunakan para ahli bedah mata untuk transplantasi kornea adalah dengan mengganti seluruh jaringan kornea pasien, biasa disebut Penetrating Keratoplasty. Untuk memasukkan kornea baru ke lapisan paling dalam, kornea baru akan dilipat menjadi setengah lalu diselipkan melalui sayatan kecil di samping mata dengan menggunakan sepasang forceps. Setelah masuk, udara ditiupkan ke dalam kornea untuk membuka lipatan kornea baru tadi. Salah satu kelemahan teknik ini ada pada proses pelipatan kornea baru yang akan merusak sel – sel kornea baru karena bagian dalam kornea bersentuhan dengan bagian luar. Masalah semakin buruk pada mata orang – orang Asia yang pada umumnya memiliki kelopak mata yang lebih kecil daripada orang Kaukasia sehingga lebih sulit membuka lipatan kornea.

Pada saat ini telah ditemukan teknik transplantasi yang memungkinkan para ahli bedah mata untuk mengganti lapisan kornea hanya pada lapisan yang terganggu. Jika lapisan luar yang rusak, cukup diganti lapisan luarnya dan jika hanya lapisan dalam yang rusak maka yang diganti hanya lapisan dalam. Prosedur transplantasi sebagian lapisan saja ini dinamakan Lamellar Keratoplasty. Diharapkan dengan prosedur ini, maka resiko penolakan transplantasi kornea dapat menurun secara signifikan. Teknik yang digunakan dinamakan Descemet Stripping Automated Endothelial Keratoplasty (DSAEK). Prosedur dan teknik tersebut diciptakan oleh Profesor Donald Tan yang merupakan direktur dari Pusat Nasional Kesehatan Mata di Singapura (Singapore National Eye Centre/SNEC) dan Professor Jodhbir Mehta yang merupakan konsultan opthalmologis di SNEC. Mereka berdua menciptakan suatu alat yang dapat digunakan oleh ahli bedah mata khusus kornea yaitu Tan Endoglide. Dengan prosedur, teknik dan alat terbaru ini diharapkan kerusakan yang dialami kornea donor bisa ditekan hingga hanya berkisar 7 – 19%.

Pada teknik terbaru ini, lapisan kornea donor tak perlu dilipat melainkan langsung dimasukkan ke dalam mata. Kornea baru akan diletakkan di atas lembaran plastik tipis yang disebut Tan Endoglide, kemudian plastik ini akan dimasukkan melalui sayatan kecil selebar 5 milimeter di samping mata. Selanjutnya lapisan kornea ditarik dengan forceps dari sisi mata sebelahnya sehingga masuk ke posisi yang benar. Prosedur ini tak membutuhkan jahitan sehingga kondisi mata menjadi lebih kuat. Selain itu, tanpa luka jahitan maka penglihatan akan pulih dalam waktu lebih cepat.

Sebelumnya, kornea baru untuk transplantasi mata hanya didapat dari kornea donor dari orang yang telah meninggal dunia. Melalui riset yang dilakukan selama hampir 10 tahun oleh Profesor Tan bersama rekannya di Singapore Eye Center Institute (SERI) yaitu Profesor Roger Beuerman yang merupakan Senior Scientific Director of SERI, untuk pertama kalinya di dunia mereka berhasil menumbuhkan jaringan kornea mata baru dari sel induk (stem cells) manusia di dalam laboratorium. Jaringan kornea mata baru ini dapat dipakai pada mata pasien yang normal yang kemudian ditransplantasi ke mata yang mengalami kerusakan untuk memperbaiki penglihatan pasien. Mereka tidak menggunakan sel – sel hewn atau serum untuk menumbuhkan sel induk agar mengeliminasi resiko penularan penyakit.

Selain mengembangkan kornea donor dari sel induk, Profesor Tan juga sering melakukan prosedur operasi kornea yang rumit yaitu “tooth-in-eye”. Operasi ini merupakan cara terakhir jika prosedur transplantasi kornea sudah tidak bisa dilakukan atau teknik tersebut tidak memberikan hasil yang bagus karena kondisi kornea mata pasien yang sudah terlalu parah. Caranya dengan memasang silinder plastic kecil menembus kornea mata. Silinder ini akan berfungsi menyalurkan cahaya ke retina mata sehingga pasien dapat melihat kembali. Dengan majunya teknik pembedahan mata, maka pasien pun penglihatannya dapat cepat pulih tanpa bekas luka jahitan.

Category: Labels: | 0 Comments

0 comments to “TEKNIK TERBARU UNTUK TRANSPLANTASI KORNEA”