Menilai negatif orang lain itu selalu lebih mudah dibandingkan belajar memahami posisinya. Jujur, saya sendiri masih sering seperti itu hingga tersadar ketika saya mengalami posisi orang yang saya nilai negatif tersebut. Ketika saya di posisi itu, barulah saya pahami dengan jelas mengapa seseorang bisa bereaksi dengan bersikap tertentu, sesuai karakter dan sudut pandangnya.

Yang menjadi permasalahan bagi saya, apakah saya harus selalu mengalami dulu setiap situasi dan kondisi yang tak enak bagi orang lain (dan pastinya juga tidak enak bagi saya) ? Setelah direnungkan, ternyata itulah manfaat mempunyai banyak teman berbagi pengalaman hidup. Memang, sering cerita yang dibagi oleh orang lain tak sesuai dengan prinsip hidup kita. Namun satu yang pasti, kita akan mendapatkan sudut pandang berbeda dan sedikit pemahaman tentang jenis-jenis watak manusia.

Hikmah besar itu pasti tak akan bisa didapat jika Alloh tak memberikan hidayahNya kepada kita untuk sekedar memahami hikmah kehidupan orang lain. Ilmu tanpa tuntunanNya adalah omong kosong, kesia-siaan, dan tak akan melekat pada jiwa. Saya tak sedang sok religius. Ini hanyalah sebuah ajakan untuk sering merenung tentang kehidupan.

Mungkin kita tak sehebat Mario Teguh yang bisa memotivasi orang lain. Namun setidaknya, ketika kita sering mendekatkan diri pada Alloh sambil merenungi kehidupan, ada hikmah yang bisa memotivasi diri sendiri untuk menjadi lebih bijak, lebih berpikir positif, dan berusaha menjadi pribadi lebih baik.

Mudah-mudahan Alloh selalu melimpahkan hidayah dan rahmatNya kepada kita. Amiin.

0 comments to “Tiada Kesempurnaan Tanpa Pembelajaran”