Manusia hidup tak luput dari banyak permasalahan hidup, entah itu berat ataupun ringan. Manusia juga punya banyak keinginan dan harapan namun untuk memperoleh yang diinginkannya tersebut, manusia selain harus berusaha juga diharuskan untuk selalu berdoa. Usaha keras tanpa doa akan menjadi suatu hal yang mustahil.

Dalam Al-Qur’an, Alloh menyebutkan perintah kepada hamba-hambaNya untuk berdoa. "Bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang mendoa kepadaKu. Maka hendaknya mereka memenuhi segala perintah-perintahKu, dan hendaklah mereka beriman kepadaKu, agar mereka selalu dalam kebenaran." (Q.S. Al Baqarah : 186). Firman Alloh yang lainnya yaitu, “Berdoalah kepada-Ku niscaya akan aku perkenankan bagimu, sesungguhnya orang orang yang menyombongkan diri dari menyembahku akan masuk neraka jahanam dalam keadaan hina dina.” (surat Al Mu’min : 60)

Doa merupakan sebuah cara pengaduan manusia akan derita dan masalahnya. Selain itu, doa juga bisa menjadi wahana untuk memacu potensi diri karena berdoa merupakan metode pengharapan yang efektif. Di dalam doa, diri kita akan teraktualisasi dengan menyerahkan hidup kita kepada Alloh. Keyakinan dan doa yang intensif dapat mengubah kesehatan dan kekuatan otak, memfokuskan otak pada perasaan tenang dan mengontrol rasa marah. Maka sudah sepantasnya dalam setiap kesempatan kita dianjurkan untuk selalu berdoa.

Sebuah studi terhadap peran otak dalam kehidupan beragama yang dilakukan oleh para neurolog dari University of Pennsylvania’s Hospital, meneliti keadaan yang terjadi di dalam otak para penganut kepercayaan ketika mereka merenung dan berdoa kepada Tuhannya. Hasilnya menunjukkan bahwa berdoa akan mengaktifkan otak bagian depan, yang menciptakan dan menggabungkan semua pikiran tentang Tuhan, termasuk area otak yang mengatur pemikiran-pemikiran logis. Dengan berdoa, aktivitas elektrik pada bagian otak tersebut akan meningkat dan perasaan pun menjadi lebih tenang. Hanya dengan 10 hingga 15 menit saja berdoa, akan memberikan efek yang positif terhadap daya kognitif, relaksasi dan kesehatan psikologi. Menurut penelitian ini, pada otak seorang yang rajin berdoa akan ditemukan sebuah ruang khusus yang biasa digunakannya untuk berdoa pada Tuhan. Hal ini menandakan bahwa otak adalah tempat terjadinya fenomena spriritual. Seseorang yang jarang berdoa hanya akan memiliki ruang yang kecil dalam otaknya karena tidak digunakan secara intensif. Artinya, seorang yang beragama pun jika tidak percaya pada keyakinannya hanya akan memiliki ruang yang kecil pada otaknya.

Berdoa  akan membuat seseorang mencapai ketenangan dan ketentraman batin sehingga berdampak pada perbaikan fungsi organ tubuh, termasuk saraf yang merupakan pengendali setiap aktivitas kita. Saraf yang tenang dan relaks akan terbentuk dan membuat sirkulasi darah menjadi lebih baik dan lancar. Kondisi seperti ini akan menciptakan keseimbangan dan  menstimulasi optimalisasi aksi-reaksi neouologis dalam meningkatkan kemampuan tubuh untuk menyembuhkan diri sendiri atau self healing.Lebih dari itu, tubuh pun akan mampu menangkal serangan berbagai penyakit, memiliki kemampuan untuk meningkatkan keseimbangan kinerja bioelektrik kita dan neurotransmitter, meredakan efek ketegangan dan ketenrtaman batin, dan meningkatkan proses regenerasi sel saraf ketika terjadinya perbaikan kondisi system saraf pusat dan spinal cord.

Sementara itu ketentraman dan ketenangan batin yang timbul akibat kontinuitas berdoa, dapat menstabilkan hormon-hormon dan kimiawi tubuh, tidak hiperaktif atau agresif, dan juga tidak pasif. Hormon yang berperan dalam perilaku agresif adalah hormon vasopresin, yaitu hormon yang diproduksi oleh kelenjar hipofisis yang terletak dibawah otak. Hormon ini memiliki efek yang kurang baik, yaitu memaksa pembuluh-pembuluh darah kecil berkontraksi atau berkerut dan pengerutannya bisa bertahan dalam jangka waktu lama,terutama terhadap pembuluh darah jantung. Oleh karena itu orang yang agresif cenderung terkena serangan jantung atau stroke. Hormon adrenalin yang sangat berperan ketika seseorang dalam keadaan marah atau rasa takut, bekerja mempercepat denyut jantung, menegangkan otot, nafas menjadi lebih kencang, dan meningkatkan tekanan darah. Akan tetapi dengan kekuatan doa,reaksi hormon adrenalin tadi dapat di kendalikan. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi dan perintah Alloh dalam Al-Qur’an untuk berdoa dikala sedang marah maupun saat dilanda rasa takut.

Tetapi di zaman modern dan maju ini, banyak di antara kita yang meremehkan kekuatan doa. Hal ini disebabkan oleh faktor keyakinan agama si pendoa bahwa doa tidak seluruhnya dikabulkan Alloh. Ada praduga bahwa Alloh hanya akan mengabulkan doa yang menurutNya baik bagi makhluk ciptaanNya. Dengan demikian ada pikiran negatif pada Alloh karena doanya yang tidak diijabah (dikabulkan) dan putus asa. Padahal sebenarnya kekuatan doa tidak tergantung pada jawaban Alloh namun pada bagaimana hubungan si pendoa dengan Alloh. Yang menjadi bagian terpenting dalam doa adalah kualitas serta selalu percaya bahwa kehadiran Alloh sangat dekat. Sesuai dengan firman Alloh, “Dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya,…” (Q.S. Qaf : 16). Bila doa keluar dari hati, maka doa akan mempunyai kekuatan. Oleh karena itu, iringilah doa dengan perbuatan baik dan tidak hanya ungkapan verbal semata.

Alloh memberikan kebebasan kepada hambaNya untuk menentukan kemauan kita untuk berdoa kepadaNya. Istilahnya, Alloh menunggu kita meminta atau tidak. Memang Alloh Maha Tahu tapi akan lebih baik kalau kita melakukan doa sebagai wujud kesadaran kita terhadap kelemahan dan ketergantungan kepada Alloh serta meyakini bahwa ada kekuatan tersembunyi di balik doa itu.

0 comments to “MEMAKSIMALKAN POTENSI DIRI DENGAN DOA”